BONTANG – Pemkot Bontang meluncurkan Sistem Pembelajaran Juara, Aktif, Global, Optimis atau “Simpel JAGO”, Kamis (30/7/2020). Inovasi yang digagas Walikota Bontang Neni Moerniaeni bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bontang ini merupakan solusi dari masalah pembelajaran jarak jauh (PJJ) di tengah pandemi Covid-19.
Diketahui bersama, proses belajar mengajar secara tatap muka di sekolah diubah sistem daring (dalam jaringan). Dalam prosesnya, metode PJJ yang dilakukan masih menemui sejumlah kendala. Misalnya keterbatasan paket data internet, signal, tidak memiliki ponsel pintar, dan kejenuhan peserta didik.
Melalui sistem ini, seluruh peserta didik jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) hingga menengah pertama (SMP) dapat belajar melalui televisi lokal, yakni PKTv baik siaran langsung maupun tapping. Selain melalui pembelajaran via televisi, “Simpel JAGO” juga meliputi pemberian paket data, dan LKS gratis.
Di kesempatan ini pula, Disdikbud Kota Bontang turut meluncurkan empat aplikasi inovasi layanan, di antaranya JEMPOL SIMAS (Sistem Arsip), SI PAK GURU BONTANG (Sistem Informasi Penilaian Angka Kredit Guru), KLIK BOS (Klinik Layanan Informasi dan Konseling Dana Bantuan Operasional Sekolah), dan SI BU CANTIK (Sistem Buku Pencatatan Tanpa Kertas).
“Ini dalam rangka pembelajaran daring, kita melakukan beberapa inovasi termasuk melalui media televisi, kemudian ada KLIK BOS, JEMPOL SIMAS, SI BU CANTIK, kemudian SI PAK GURU. Semuanya sistem aplikasi, jadi sesuai dan selaras dengan kondisi kita yang saat ini mengalami pandemi Covid-19. Bagaimana kita bisa memutus mata rantai,” ungkap Neni usai peluncuran Simpel JAGO di Pendopo Rujab Wali Kota Bontang.
Neni menjelaskan, Simpel JAGO dan inovasi layanan lainnya merupakan cara Pemkot Bontang mengatasi masalah yang muncul pada metode belajar dari rumah. Yang didalamnya terdapat peran orang tua, dan sarana pendukung lainnya.
“Oleh karena itu, Pemkot Bontang mengemasnya dengan berbagai cara. Melalui televisi lokal dengan metodenya, kemudian nanti gurunya datang jemput bola. Semua (upaya) akan kita lakukan, kita ini kan baru menghadapi sistem pembelajaran dengan online, tidak semua orang punya sarana hand phone atau android,” sambungnya.
Neni juga meminta peran guru dan orang tua siswa untuk berinovasi mengemas metode belajar dengan menambahkan hal-hal yang menarik bagi peserta didik. Seperti menambahkan gambar atau video animasi pada metode belajarnya, sehingga diharapkan peserta didik tidak jenuh dengan cara belajar monoton.
Sementara upaya lain yang direncanakan ke depan, yaitu memberikan bantuan dua unit laptop kepada setiap sekolah swasta. Upaya ini, diterangkannya, juga untuk membantu penanganan Covid-19 melalui pembelajaran daring, mengingat tidak semua sekolah swasta memiliki laptop.
“Ternyata tidak semua sekolah swasta itu punya laptop. Dan memang target kita tahun depan kita akan berikan lagi ke sekolah-sekolah swasta, karena sekolah negeri sudah selesai,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Neni berharap peserta didik tetap semangat dalam belajar. Menurutnya, belajar secara daring bukan penyebab mutu pendidikan menurun.
Sementara, Kepala Disdikbud Kota Bontang Akhmad Suharto, mengajak para guru dan sekolah untuk berinovasi. Pasalnya pembelajaran yang dilakukan secara daring merupakan metode belajar satu arah. Hal ini dilakukan untuk menghindari kejenuhan dalam proses belajar nantinya. Meski demikian, pihaknya tidak menetapkan modul tertentu kepada guru. Disdikbud memberikan keleluasaan bagi guru dan sekolah untuk mengajar dengan caranya sendiri. (kmf_andrew/PPID/red)