spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Harmoko, Menteri Penerangan Era Orba Meninggal Dunia, Berikut Riwayat Kariernya

JAKARTA – Berita duka datang dari salah satu pejabat teras di era Orde Baru. Menteri Penerangan di era Presiden Soeharto, Harmoko, meninggal dunia.  Harmoko meninggal dunia hari ini, Minggu (4/7) pada pukul 20.22 WIB di RSPAD Gatot Soebroto. Hal ini dibenarkan oleh politikus Golkar Dave Laksono.

“Innalillahi wa innailaihi rojiun telah meninggal dunia Bpk. H. Harmoko bin Asmoprawiro pada hari Minggu 4 Juli pada jam 20:22 WIB di RSPAD Gatot Soebroto,” kata Ketua DPP Golkar Dave Laksono kepada wartawan, Minggu (4/7/2021).

Dave minta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan oleh Mantan Menteri Penerangan Era Presiden Soeharto itu. “Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau dan mohon doanya insya Allah beliau husnul khotimah,” katanya.

Terkait penyebab wafatnya Harkomo, Dave belum memberikan penjelasan lebih lanjut. “Memang usianya cukup uzur,” ucap Dave.

PERNAH JADI WARTAWAN
Harmoko lahir di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, pada 7 Februari 1939. Ia merupakan politikus dari Partai Golkar. Sebelum menjadi politikus, Harmoko pernah bekerja menjadi wartawan dan kartunis di media dan majalah Harian Merdeka sekitar tahun 1960-an.

Selain itu, Harmoko pernah menjadi wartawan di Harian Angkatan Bersenjata pada 1964. Empat tahun berselang, Harmoko bersama beberapa rekannya mendirikan harian Pos Kota.

JADI MENTERI PENERANGAN ERA SOEHARTO
Nama Harmoko meroket di dinamika politik Indonesia pada 19 Maret 1983. Ketika itu Harmoko dipercaya Soeharto untuk menjabat sebagai Menteri Penerangan RI ke-22. Ia menggantikan Ali Murtopo.

Selama menjabat Menteri Penerangan hingga 16 Maret 1997, Harmoko membuat beberapa gebrakan. Mulai dari gerakan Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca dan Pirsawan) yang dimaksudkan sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari pemerintah. Harmoko juga dinilai berhasil memengaruhi hasil Pemilu melalui Safari Ramadhan.

ORANG SIPIL PERTAMA YANG JABAT KETUA UMUM GOLKAR
Ketika masih menjabat sebagai Menteri Penerangan, pada 1993, Partai Golkar menggelar Musyawarah Nasional. Dalam Munas disepakati memberikan mandat kepada Harmoko untuk menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berlambang Beringin itu.

Ini merupakan kali pertama kursi pimpinan Golkar dijabat oleh sipil. Sebelumnya, pimpinan Golkar selalu dijabat dari kelompok militer.

JABAT KETUA DPR/MPR
Namanya terus berada di lingkaran kecil kekuasaan Soeharto, sampai tiba-tiba tahun 1997, dia dicopot Soeharto dari posisi kementerian yang melambungkan namanya itu.

Ia kemudian dibuatkan pos sendiri oleh Soeharto, sebagai Menteri Negara Urusan Khusus. Harmoko hanya menjabat dari 6 Juni hingga 1 Oktober 1997, tak sampai empat bulan.

Tak pernah jelas untuk apa pos kementerian itu dibuat, karena posisi Harmoko berganti lagi menjadi Ketua DPR/MPR RI hingga tahun 1999.

Di pos itulah Harmoko justru mengambil posisi antagonis dalam proses berakhirnya Orde Baru. Ia yang dikenal sebagai tangan kanan Soeharto selama berpuluh-puluh tahun tiba-tiba berganti posisi menjadi orang yang mendorong hancurnya Orde Baru itu sendiri.

Harmoko, pada 18 Mei 1998, mengumumkan bahwa Soeharto harus mau turun. Padahal, beberapa hari sebelumnya, Harmoko masih menolak ada orang lain yang pantas menggantikan Soeharto.

Ia sendiri yang susah-susah melakukan Safari Ramadhan ke daerah-daerah di Indonesia untuk meyakinkan Soeharto bahwa rakyat masih menginginkannya menjadi presiden pada tahun 1997, di dekade ketiga Soeharto memimpin Indonesia. (kum/red)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti