Kota Bontang adalah sebuah kota kecil yang terletak di pantai timur Pulau Kalimantan menghadap kearah Kota Palu di Sulawesi Tengah. Perjalanan menuju Kota Bontang dapat ditempuh dengan perjalanan darat dari Samarinda sejauh 120 km atau perjalanan laut dari Palu (Sulteng), Mamuju (Sulbar) dan Makassar (Sulsel).
Dahulu Bontang merupakan wilayah dari Kabupaten Kutai, namun sejak tahun 1999 secara administratif telah dikembangkan sebagai Daerah Otonom Kota yang dipimping oleh seorang Walikota. Moto Kota Bontang adalah Bessai Berinta dari Bahasa Kutai yang artinya Mendayung Bersama.
Dengan luas wilayah 49.757 km persegi dan total populasi hampir 170 ribu jiwa, Bontang memiliki penduduk yang multi etnis, karena hadirnya dua industri raksasa yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur di Bontang Utara dan PT Badak NGL di Bontang Selatan.
Magnet sebagai kota industri membuat penduduk dari seluruh penjuru tanah air mengadu nasib ke Bontang, sehingga menjadi warga kota Bontang dan terciptalah ke-Bhinneka Tunggal Ika-an di Kota Bontang dapat dikatakan sebagai miniatur Indonesia.
Ditambah lagi hadirnya beberapa perusahaan seperti Indominco Mandiri, Kaltim Parna Industri, Kaltim Methanol Industri, Samator Gas Industri, Kaltim Nitrate Indonesia, Black Bear Resources Indonesia dan lain-lain semakin menambah lapangan kerja yang tersedia.
[irp posts=”16157″ name=”Senapati Nusantara: Berjuang Melestarikan Karya Agung Budaya Lisan dan Tak Benda untuk Kemanusiaan yang Dicanangkan Unesco”]
Keanekaragaman suku dan budaya yang ada di Kota Bontang adalah sebuah kekayaan yang harus dirawat dan diwadahi sebaik-baiknya, guna saling bahu membahu dalam membangun Kota Bontang. Paguyuban-paguyuban etnis di Bontang mulai dari KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan), Ikapakarti (Ikatan Keluarga Tanah Jawi), PWSB (Paguyuban Wargi Sunda Bontang) hingga Paguyuban Bali semua ternyata membawa serta tosan aji (wesi aji) ke Kota Bontang. Selama ini tidak ada komunitas yang mewadahi mereka dalam diskusi yang membahas tentang pusaka khas dari daerah masing-masing.
Hingga akhirnya datang ke Bontang Mas Begawan Ciptaning Mintaraga dari Senapati Nusantara yang memprakarsai terbentuknya Paguyuban Tosan Aji Bessai Berinta yang disingkat menjadi Panji Beber. Deklarasi Panji Berinta dilaksanakan di Makodim 0908 Bontang pada tanggal 1 Juni 2021 bertepatan dengan Hari Lahirnya Pancasila, dimana yang ditunjuk oleh Ikapakarti untuk menjadi Ketua adalah Nasrullah yang juga Ketua Bawaslu Kota Bontang.
Dalam acara deklarasi itu, dihadiri oleh Walikota dan Wakil Walikota Bontang dan wakil dari paguyuban etnis se-kota Bontang. Mas Begawan menyampaikan bahwa Keris Indonesia telah mendapat anugerah dari Unesco, sehingga sudah menjadi tanggungjawab kita bersama untuk melestarikan keberadaannya.
Sedangkan Letkol Choirul Huda sebagai Dandim 0908 Bontang mengatakan bahwa hari lahirnya Pancasila tanggal 1 Juni ini, akan dijadikan momentum seluruh warga Bontang untuk merajut Persatuan Indonesia. Sementara itu Basri Rase sebagai Walikota Bontang menyambut baik berdirinya Panji Beber. Artinya pusaka yang sudah ada sejak zaman dahulu harus dirawat, dilestarikan dan disiarkan baik kepada sesama pelestari maupun masyarakat umum. Generasi millennial harus menjadi penerus sekaligus menjadi pewaris pusaka Nusantara.
Pengukuhan pengurus Panji Beber dilangsungkan secara formal di Ruang Pirus Hotel Equator pada tanggal 20 Juni 2021. Di mana dalam prosesi didahului dengan kirab pengurus oleh Cucuk Lampah yang dipimpin oleh Semar, diteruskan dengan pembacaan SK dilanjutkan lagi dengan pengukuhan yang dilakukan oleh Ketua DPP Ikapakarti Kaltim yaitu Rusmadi kepada Nasrullah.
Terakhir dilakukan juga penyerahan kepengurusan Panji Beber kepada Senapati Nusantara yaitu Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji Nusantara, yang saat ini dipimpin oleh Hasto Kristiyanto sebagai Sekretaris Jenderal.
Makna simbolis dan filosofis dari Panji Beber itu sendiri terdiri dari dua suku kata yaitu Panji dan Beber. Panji artinya kebanggan yang dapat dijadikan sebagai Pedoman Hidup. Sebagai contoh Jadikan Pancasila sebagai panji-panji dalam kehidupan kita sehari-hari. Disamping itu cerita panji sudah ada sejak era kerajaan Kahuripan, dan popular menyebar ke seantero Nusantara.
Tokoh-tokoh dalam cerita panji antara lain: Panji Inu Kertapati atau Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji atau Galuh Candrakirana, telah diadop oleh negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar dan Filipina. Dan kabar baiknya Cerita Panji telah dimasukkan oleh Unesco ke dalam Warisan Ingatan Dunia.
Sedangkan Beber dalam Bahasa Jawa artinya menggelar, membentangkan, menguraikan sebuah rahasia. Ada istilah Mbeber Kloso adalah menggelar tikar atau alas untuk dipergunakan sebagai sarana duduk-duduk dalam diskusi dan bersilaturahmi. Kemudian ada istilah Mbeber Layar adalah membentangkan layar pada sebuah perahu untuk dipergunakan melaut, nenek moyang kita adalah penguasa laut yang tidak perlu diragukan. Pelaut Bugis bahkan sampai ke Madagaskar dengan menggunakan perahu layar yang dibeber (dibentangkan).
Mbeber dalam arti lebih luas lagi adalah Ngudar Kaweruh (menguraikan ilmu) dalam hal ini adalah Ilmu Perkerisan yang saat ini hanya diketahui oleh sedikit orang. Dengan cara melakukan sosialisasi dan edukasi diharapkan semakin banyak orang yang paham lalu memiliki niat untuk melestarikannya. Pada gilirannya nanti diharapkan tidak terpengaruh ketika ada pihak lain yang mengkonotasikan negative kepada pusaka Nusantara.
Wayang Beber adalah salah satu jenis wayang yang berasal dari era Majapahit, dipentaskan dengan cara membentangkan lukisan wayang, dimana dalam lukisan itu tampak beberapa adegan dan seorang dalang bertugas untuk menguraikan atau menjelaskan detail dialog dan kondisi yang terjadi saat ini. Dalam pagelaran wayang selain berfungsi sebagai tontonan, juga berperan penting sebagai tuntunan budi pekerti dan sebagai tatanan dalam kehidupan sosial.
Dengan demikian Makna dari Panji Beber adalah sebagai Pedoman dalam menguraikan Kaweruh Padhuwungan (Ilmu tentang Tosan Aji) yang dimiliki oleh masing-masing etnis di Kota Bontang guna menyatukan Nusantara melalui Budaya. Harapannya Tosan Aji tetap lestari dan dapat menjadi tuan rumah di tanahnya sendiri. Salam Budaya. (**)
Penulis: Begawan Ciptaning Mintaraga (Senapati Nusantara)