TANJUNG REDEB – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Berau mengajukan usulan pembangunan Base Transceiver Station (BTS), untuk 19 daerah yang masih mengalami kesulitan akses jaringan komunikasi.
Usulan ini disampaikan ke Direktorat Jendral Penyelenggara Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) akhir Juni lalu.
“Kami sudah mengusulkan kampung-kampung yang memang masih perlu tower BTS. Akhir Juni diminta membuat proposal dan sudah kami kirim,” ujar Kepala Bidang Aplikasi Informatika (Aptika) Diskominfo Berau, Rahmatia.
Ia melanjutkan, beberapa wilayah yang diajukan di tahun 2024 di antaranya Kampung Birang, Campur Sari, Pesayan, hingga Pantai Harapan. “Beberapa daerah sudah diverifikasi, tetapi belum pasti kapan realisasinya,” ungkapnya.
Masing-masing kepala kampung yang wilayahnya diverifikasi, akan melakukan koordinasi dengan kementerian. Untuk survei kondisi di lokasi kampungnya sebelum pembangunan diserahkan ke provider.
Di lapangan, berbagai kendala operasional juga sering terjadi. Misalnya, kehabisan bahan bakar untuk genset yang menyebabkan pembangkit mati dan gangguan jaringan lainnya.
Listrik yang belum stabil di beberapa kampung juga menjadi hambatan. Dengan penggunaan genset yang sering kali kehabisan minyak dan sistem tenaga surya yang tidak berfungsi optimal saat hujan.
“Makanya kalau ajuan proposal ditanya dulu, listriknya menggunakan apa dan kondisi akomodasinya seperti apa supaya bisa dipersiapkan,” terangnya.
Selain itu, terdapat masalah dalam hal ketersediaan lahan dan biaya. “Kendala lainnya adalah transportasi yang medannya sulit dan masyarakat yang meminta kompensasi untuk penggunaan lahan,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih akan menggunakan Starlink untuk penanganan blankspot. Dikatakannya, saat ini proses tersebut tengah dibahas oleh Badan PerencaPenelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Berau. “Sudah diproses di Bapelitbang. Kita tunggu saja hasilnya nanti,” ungkap Sri.
Menurutnya, saat ini pihaknya melihat banyak lokasi yang terisolasi dan tidak memiliki jaringan internet. Di beberapa wilayah blankspot akan ditangani menggunakan Starlink secara bertahap. Rencana tersebut kata Sri akan dikerjakan secara berkelanjutan atau bertahap sambil memperhatikan kemampuan anggaran.
“Kita lihat lagi kemampuan anggaran kita. Jika bisa maka itu akan terealisasi,” ujarnya.
Sri menyebut, rencana pemasangan tersebut akan menyasar kampung-kampung yang masih sulit jaringan, atau bahkan tidak ada jaringan.
Pemasangannya nanti, atau pembelian unitnya akan dianggarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Berau, sedangkan perawatan atau pembayaran rutin bulanannya akan dibebankan kepada Pemerintah Kampung. “Sehingga nanti itu rencananya, kampung kita pasangkan, yang bayar per bulannya diambil dari APBK,” tuturnya.
Ia menambahkan, pemasangan akan mengutamakan wilayah-wilayah blankspot, seperti perkampungan di wilayah Kecamatan Kelay atau daerah lain yang serupa.
Hal ini diupayakan agar pengentasan wilayah blankspot bisa dilakukan secara bertahap dan akhirnya Berau bebas wilayah blankspot. “Kami utamakan yang berada di wilayah blankspot, semaksimal di wilayah yang membutuhkan koordinasi cepat, membutuhkan jaringan internet ini,” sebutnya.
Dengan adanya hal ini, ia pun meminta kepada masyarakat khususnya yang wilayahnya masih blankspot untuk dapat bersabar, sembari menunggu regulasi yang saat ini sedang digodok. “Semua masih kami usahakan, karena kami juga ingin semua kampung di Kabupaten Berau mendapatkan sinyal,” tandasnya. (adv/dez)