MAHAKAM ULU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mahakam Ulu melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menggelar pelatihan pendidikan inklusi bagi guru PAUD se-Kabupaten Mahulu.
Kegiatan yang berlangsung di aula Pastoran Santo Petrus Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, ini bertujuan untuk memberikan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan kepada para guru agar mampu memberikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
Pelatihan ini didasari oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 70 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusi serta Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas.
Regulasi ini menekankan hak peserta didik berkebutuhan khusus untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu di semua jenjang pendidikan.
Sekretaris Disdikbud Mahulu, Bungai, dalam sambutannya, menyampaikan pentingnya mempersiapkan tenaga pendidik menghadapi perkembangan dalam dunia pendidikan, terutama terkait pendidikan inklusi.
“Pendidikan inklusi adalah pendekatan untuk membangun lingkungan yang terbuka bagi semua anak dengan latar belakang dan kondisi yang beragam, baik fisik, kepribadian, suku, maupun budaya,” ujar Bungai.
Ia juga menyoroti masih terbatasnya akses pendidikan inklusi, yang umumnya hanya tersedia di ibukota kabupaten, sementara anak berkebutuhan khusus tersebar di berbagai wilayah.
Oleh karena itu, diharapkan setiap lembaga PAUD di Mahulu mampu menyediakan layanan inklusi sehingga semua anak, termasuk yang berkebutuhan khusus, dapat mendapatkan hak pendidikan yang setara.
Pelatihan yang diikuti oleh 86 peserta dari 78 lembaga PAUD ini berlangsung selama dua hari, mulai 25 hingga 26 September 2024. Narasumber dalam kegiatan ini termasuk Markus Rambu dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Mahulu serta Dhedy Sucah, terapis dari unit layanan disabilitas Kota Samarinda.
Plt. Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Non Formal, Suyati, dalam laporannya, menekankan bahwa pelatihan ini akan membantu para guru mengembangkan keterampilan dalam mengajar di lingkungan inklusi, menghadapi tantangan dalam memberikan layanan kepada anak-anak dengan latar belakang beragam, serta meningkatkan hubungan dengan orang tua dan masyarakat.
“Kami berharap seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan ini dengan serius agar ilmu yang didapat bisa diterapkan di lembaga masing-masing,” tutup Suyati. (*/Rls)
Pewarta: Ichal
Editor : Nicha R