SAMARINDA – Brand Aqua yang merupakan produsen air mineral terkemuka tanah air, meresmikan fasilitas daur ulang (aggregation centre) di area Jl. Samarinda-sanga-sanga Bantuas Palaran Samarinda, Kamis, (26/9/2024).
Aqua berkolaborasi dengan Prevented Ocean Plastic Southeast Asia (POPSEA) pada program ini.
Lokasi itu, menjadi lokasi daur ulang sampah (aggregation centre) pertama di Kaltim dan menjadi site ke-9 di seluruh tanah air. Tujuannya, selain menciptakan peluang kerja warga sekitar, efeknya juga bisa mengurangi volume sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) dan mampu mencegah sampah plastik mencemari lautan.
Dalam sambutannya, President Director Prevented Ocean Plastic Southeast Asia, Ltd, Daniel Law Angelo memaparkan kolaborasi lintas industri adalah kunci utama mengatasi masalah sampah plastik yang kini sudah menjadi persoalan serius di manapun.
“Upaya berkontribusi terhadap program nasional mengatasi sampah plastik secara nasional dengan target pengurangan hingga 30 persen terus digalakkan,” sebutnya.
Aggregation centre merupakan program inovatif yang membuktikan keseriusan dalam menekan sampah plastik sekaligus membuka luas mata pencaharian komunutas dan warga sekitar.
“Saya percaya oprimisme dalam program ini bisa terus menjadi nyata dan menjadikan komunitas menjadi lebih kuat dan tumbuh bersama dan membuat negeri lebih bijak dalam berplastik,” ulasnya.
Penanganan plastik sampah, utamanya botol kemasan, bukanlah hal baru. Suistainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, menerangkan Danone memulai program penanggulangan sampah plastik lsejak 1993.
Inisiatif program itu diberi nama Aqua Peduli. Dimana hasil pengumpulan sampah yang bernilai ekonomis, di ekspor keluar negeri untuk didaur ulang.
“Saat ini prosesnya sudah berkembang menjadi ekonomi sekuler. Bahkan sekitar 10 tahun lalu,” tambahnya.
Revolusi sudah terjadi, kemasan botol Aqua beberapa bahannya kini diproduksi dengan bahan daur ulang. Ekosistem itu yang terus dibangun berkolaborasi dengan aggregator, bank sampah dan semua pihak terkait.
“Bahkan pendauran tak hanya mengacu pada bramd Aqua tetapi juga brand botol plastik lainnya,” tambahnya lagi.
Kaltim boleh berbangga karena fasilitas ini termasuk yang paling modern se-Indonesia.
“Kaltim sebagai IKN dan terbukanya investor dibidang ini dan pengembangannya yang sangat terbuka luas, menjadi alasan kuat dibangunnya aggregation centre ini.,” Tutupnya.
Dukungan juga diberikan oleh Plh. Sekkot Samarinda Marnabas Patiroy mewakili Pamkot Samarinda.
Ia berujar, fasilitas ini menjadi kabar baik ditengah serbuan sampah hingga 600 ton perhari di kota Samarinda saja. Dengan komposisi sampah plastik hingga 80 persen.
Edukasi masyarakat menjadi sangat penting. Kolaborasi mutlak diperlukan agar sampah plastik tak harus berada di TPA.
“Apalagi Samarinda tengah berbenah menjadi kota utama jasa dan wisata. Penangan sampah sudah pasti menjadi fokus utama,” katanya.
Kadis DLH Provinsi Kaltim, Anwar Sanusi, yang mewakili PJ. Gubernur Kaltim, turut menyambut baik program fasilitas daur ulang ini.
Di kaltim, sebutnya pengumpul sampah plastik jumlahnya sangat minim, hanya 110. Bank sampah pun hanya 369. Bila dilihat dari luasan Kaltim, jumlah tersebut belumlah ideal.
“Kini, apa yang dibangun Danone dan POPSEA ini, menjadi angin segar penanganan sampah plastik. Otomatis juga membuat grade pengumpul sampah naik,” paparnya.
Asisten Deputi Pengelolaan Sampah & Limbah Kementerian Kordonator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Rofi Al Hanif menyebut, program peduli lingkungan ini merupakan kolaborasi luar biasa yang mndapat dukungan dari pemkot Samarinda dan Pemprov Kaltim.
Kaltim sebagai IKN punya tantangan baru dengan lonjakan sampah kedepan dengan eksistensi IKN.
“Sampah menjadin persoalan besar negeri yang butuh penanganan dan pengelolaan serius dan butuh kolaborasi bersama,” terangnya.
Pewarta : Adhi Abdhian
Editor : Nicha R