BONTANG – Lebih dari seribu warga Bontang berpartisipasi dalam kegiatan Gebyar Pengawasan Pilkada Bontang yang berlangsung Sabtu (14/9/2024) di halaman Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jalan Awang Long, Kota Bontang.
Acara yang digelar Bawaslu Kota Bontang ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya Pilkada yang bersih dari politik uang, politik SARA, dan hoaks.
Kegiatan yang diawali dengan senam dan jalan sehat mulai pukul 06.30 Wita ini dihadiri empat bakal calon wali kota dan wakil wali kota Bontang atau yang mewakili, serta tokoh masyarakat. Kegiatan ini juga menghadirkan akademisi dari Universitas Mulawarman (Unmul), Herdiansyah Hamzah, dengan membawakan materi ‘Pilkada Damai tanpa Politik Uang.
PILKADA MOMEN PERERAT PERSAUDARAAN
Dalam sambutannya, Ketua Bawaslu Kota Bontang, Aldy Artrian, menegaskan bahwa Pilkada seharusnya tidak dianggap sebagai ajang konflik atau persaingan yang memecah belah, melainkan sebagai momen yang mempererat persaudaraan dan semangat partisipasi warga.
Aldy juga mengusulkan agar setiap bakal calon wali kota dan wakil wali kota yang hadir dapat menyampaikan pesan kebersamaan dan persaudaraan kepada masyarakat.
“Kepemimpinan ada masanya, tetapi persaudaraan harus selalu terjaga. Mari kita jaga, bela, dan bangun Kota Bontang bersama-sama,” tambahnya.
Aldy juga menekankan pentingnya menjaga proses demokrasi yang sehat dan damai dalam Pilkada yang akan digelar pada 27 November mendatang.
“Saya optimistis Pilkada Bontang akan berlangsung sukses jika kita semua menjaga suasana yang damai dan penuh persaudaraan,” ucapnya.
PEMILIH MUDA ADALAH PILAR DEMOKRASI
Ketua Bawaslu Kaltim, Hari Dermanto, dalam sambutannya menegaskan Bawaslu saat ini telah melibatkan pemilih muda untuk ikut dalam pengawasan partisipatif di Pilkada serentak di Kaltim.
Menurutnya, pemilih muda memiliki potensi besar untuk menjadi benteng demokrasi dengan pengetahuan yang mereka miliki, meskipun banyak di antaranya adalah pemilih baru.
“Kami sangat berterima kasih atas partisipasi warga, terutama para pemilih muda yang memiliki peran penting dalam menjaga proses demokrasi di Bontang. Harapannya, kegiatan ini dapat membangun pemilih yang cerdas dan sadar akan pentingnya Pilkada yang bersih dan adil,” ujar Hari Dermanto.
Ia juga menekankan bahwa Pilkada harus menjadi ajang persaingan yang sehat, bukan konflik. “Pilkada bukan ruang untuk konflik, melainkan kesempatan untuk berdebat ide dan gagasan secara sehat. Kita ingin Pilkada yang damai dan jauh dari politik uang,” sebutnya.
PILKADA HARUS BERBASIS GAGASAN BUKAN SENTIMEN
Dalam sesi sosialisasi yang menghadirkan akademisi Herdiansyah Hamzah dari Unmul, ia menyampaikan bahwa Bontang sebagai kota ketiga yang dihadirinya dalam rangkaian kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif Pilkada.
Menurut Castro, sapaan akrab Herdiansyah, proses Pilkada seharusnya dibangun atas dasar ide dan gagasan, bukan sentimen atau perdebatan yang dapat memicu konflik.
“Perbedaan pendapat cukup diselesaikan dengan diskusi, jangan dibawa ke hati. Ide dan gagasanlah yang seharusnya menjadi landasan dalam proses Pilkada,” ujar Castro.
Castro menekankan bahwa mustahil membicarakan Pilkada damai tanpa adanya komitmen untuk melawan politik uang.
Ia menyebut politik uang sebagai kejahatan besar yang harus dihindari, terutama oleh para elit politik dan partai politik.
Menurutnya, hampir semua partai politik saat ini mengalami krisis kepercayaan publik. Hal ini diperparah dengan adanya politik uang yang dilakukan oleh mereka yang memiliki akses terhadap sumber daya.
“Politik uang adalah tindakan yang sangat berbahaya dan merusak integritas demokrasi. Undang-Undang Pilkada telah dengan tegas melarang pasangan calon untuk mempengaruhi penyelenggara dengan cara memberikan imbalan atau sogokan. Jika terbukti, konsekuensinya sangat besar, termasuk pembatalan pencalonan,” tegas Castro.
Ia juga mengingatkan para peserta untuk selalu aktif melaporkan indikasi adanya politik uang kepada pihak berwenang.
“Aktifkan insting Anda, laporkan jika ada indikasi politik uang. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga integritas Pilkada,” tambahnya.
Castro menjelaskan bahwa politik uang bukan hanya bisa dilakukan oleh pasangan calon atau tim kampanye, tetapi juga bisa melibatkan anggota partai politik dan relawan. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak untuk tetap waspada dan menjauhi praktik ini.
LOMBA DESAIN POSTER DAN VLOG
Di sisi lain, acara ini juga dimeriahkan dengan Lomba Desain Poster Manual dan Lomba Vlog Reel Instagram.
Peserta lomba poster diharuskan membuat karya seni dengan tema “Pilkada Anti-Politik Uang”, “Pilkada Anti-Politik SARA”, “Pilkada Anti-Hoaks”, dan “Pilkada Damai”.
Lomba ini diikuti oleh pemuda berusia 17-22 tahun yang memiliki waktu tiga jam untuk menyelesaikan karya mereka di lokasi acara.
Lomba vlog juga menjadi daya tarik tersendiri, di mana peserta membuat konten video berdurasi 30-60 detik yang menggambarkan suasana acara. Video yang mendapatkan jumlah suara terbanyak akan diumumkan sebagai pemenang pada sesi malam hari.
ACARA BERLANJUT MALAM HARI DENGAN HIBURAN
Acara Gebyar Pengawasan Pilkada akan berlanjut hingga malam hari dengan berbagai hiburan, termasuk penampilan tarian modern dan band lokal.
Pengumuman pemenang lomba desain poster dan vlog juga akan dilakukan pada malam hari, menutup rangkaian acara yang sarat dengan pesan-pesan penting tentang pengawasan Pilkada.
“Kami harapkan kegiatan ini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat Bontang untuk terus mengawasi jalannya Pilkada agar berlangsung jujur, adil, dan bebas dari segala bentuk kecurangan,” pungkas Ketua Bawaslu Bontang Aldy Artrian. (MK)
Editor: Agus Susanto