SANGATTA – Festival Budaya yang diselenggarakan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bhuana Sari di Desa Bumi Rapak, Kecamatan Kaubun, mendapat apresiasi tinggi dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutim, Faizal Rachman. Acara yang berlangsung pada Minggu (11/8/2024) lalu itu tidak hanya menampilkan kekayaan budaya lokal tetapi juga menunjukkan potensi besar dalam sektor agrowisata di wilayah tersebut.
Faizal Rachman mengungkapkan rasa bangganya terhadap keberagaman budaya yang ada di Kutim.
“Ini membuktikan bahwa di Kutim itu berbagai macam suku dan budaya ada. Warga Kutim itu heterogen, terdiri dari berbagai suku yang berbeda. Oleh karena itu, budaya yang dibawa dari masing-masing suku tetap harus dilestarikan di daerah kita, walaupun mereka sekarang sudah menjadi warga Kutim,” katanya saat ditemui di lokasi acara.
Dalam kesempatan tersebut, Faizal juga menyoroti pentingnya Festival Budaya sebagai ajang untuk memperkenalkan potensi agrowisata yang dimiliki Desa Bumi Rapak. Menurutnya, sektor agrowisata memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi Pendapatan Asli Desa (PAD).
“Agrowisata ini menjadi sektor ekonomi yang mungkin ke depannya bisa digenjot untuk menjadi PAD. Ini bisa dikembangkan dan dicontoh oleh seluruh desa-desa lainnya sehingga desa-desa tersebut bisa mengoptimalkan seluruh potensinya dan mendapatkan pendapatan asli desa yang lebih baik,” tambah Faizal.
Meskipun Festival Budaya menjadi sorotan utama, Faizal tidak lupa mengingatkan pentingnya peningkatan infrastruktur di Desa Bumi Rapak.
“Seperti yang disampaikan oleh Pak Bupati tadi, masih ada infrastruktur yang perlu ditambah, seperti jalan usaha tani yang perlu diperbaiki, semenisasi yang akan terus dilanjutkan, serta fasilitas pendukung lainnya seperti lapangan parkir dan gazebo yang juga akan ditambah. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan minat wisatawan dalam menikmati suasana pemandangan di Desa Bumi Rapak,” ujarnya.
Faizal juga menyampaikan harapannya untuk masa depan Desa Bumi Rapak dan desa-desa lain di Kutim.
“Saya berharap ke depannya, kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dan menjadi agenda rutin yang semakin besar dan meriah. Selain itu, dengan dukungan infrastruktur yang memadai, Desa Bumi Rapak bisa menjadi destinasi wisata unggulan di Kutim, yang tidak hanya melestarikan budaya tetapi juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat. Ini adalah peluang besar untuk menjadikan desa-desa kita sebagai motor penggerak ekonomi berbasis pariwisata di Kutai Timur,” tutup Faizal dengan penuh optimisme.
Festival Budaya ini bukan hanya sebuah perayaan, tetapi juga langkah awal menuju pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan menguntungkan bagi masyarakat setempat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan Desa Bumi Rapak dapat menjadi contoh sukses bagi desa-desa lain di Kutim dalam memanfaatkan kekayaan budaya dan alam mereka untuk kemajuan ekonomi daerah.(Rkt/Adv)