spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tantangan Akhir Masa Jabatan ASKB, Penyelesaian MYC Demi Warisan Positif bagi Kutim


SANGATTA – Di penghujung masa jabatan Bupati Ardiansyah Sulaiman dan Wakil Bupati Kasmidi Bulang (ASKB), fokus perhatian para pemangku kepentingan di Kutim tertuju pada sejumlah agenda penting yang harus diselesaikan sebelum mereka meninggalkan kursi kepemimpinan. Salah satu isu utama yang mengemuka adalah penyelesaian proyek-proyek Multiyears Contract (MYC) yang sedang berjalan. Anggota Komisi A DPRD Kutim, Siang Geah, menegaskan pentingnya menuntaskan proyek-proyek ini dengan bijaksana dan tepat waktu, demi menghindari dampak negatif di masa depan.

Proyek MYC, yang merupakan proyek jangka panjang yang dilaksanakan dalam beberapa tahun anggaran, sering kali melibatkan dana besar dan menyangkut kepentingan publik yang luas. Bagi Siang Geah, politikus PDI-P yang selalu vokal dalam hal kepentingan masyarakat, penyelesaian proyek MYC dengan cara yang benar tidak hanya soal memenuhi kewajiban, tetapi juga tentang memastikan bahwa proyek-proyek tersebut benar-benar memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Kutim.

“Berharap MYC ini dapat terselesaikan dengan baik,” ujar Siang Geah saat ditemui di Gedung DPRD Kutim, Senin (12/8/2024). Ungkapan ini menunjukkan betapa seriusnya ia dalam mengawal proses penyelesaian proyek-proyek tersebut.

BACA JUGA :  Joni Desak Pemkab Kutim Agar Tidak Ada Silpa Kembali

Menjelang akhir masa jabatan ASKB, proyek MYC menjadi salah satu prioritas yang tidak bisa diabaikan. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, mulai dari perubahan kebijakan hingga dinamika politik lokal, masa transisi pemerintahan sering kali menjadi periode yang rentan terhadap berbagai masalah. Terlebih lagi, proyek-proyek besar seperti MYC memerlukan perhatian ekstra untuk memastikan bahwa setiap tahapan penyelesaiannya berjalan sesuai rencana.

Siang Geah menekankan bahwa koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dan DPRD adalah kunci untuk menghindari potensi masalah.

“Hal ini penting untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, sehingga setiap proyek yang sudah direncanakan dan berjalan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat,” tambahnya.

Proyek-proyek MYC di Kutim mencakup berbagai sektor, mulai dari infrastruktur jalan, pengelolaan air, hingga pembangunan fasilitas publik. Semua ini dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah tersebut. Namun, tanpa penyelesaian yang tepat dan terukur, proyek-proyek ini bisa saja tidak mencapai tujuannya, atau bahkan menimbulkan masalah baru di kemudian hari.

BACA JUGA :  Skema MYC Hanya Berlaku Hingga APBD Murni 2024

Dalam konteks inilah, penyelesaian MYC oleh pemerintahan ASKB dipandang sebagai ujian akhir yang akan menentukan warisan mereka bagi Kutim. Siang Geah berharap, dengan kerja keras dan koordinasi yang baik, proyek-proyek ini dapat diselesaikan secara tertib dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat.

Harapan ini bukan hanya untuk kepentingan jangka pendek, tetapi juga untuk memastikan bahwa pemerintahan selanjutnya memiliki landasan yang kuat untuk melanjutkan pembangunan di Kutim. Dengan demikian, masa akhir kepemimpinan ASKB tidak hanya akan diingat sebagai periode transisi, tetapi juga sebagai waktu di mana fondasi bagi masa depan yang lebih baik bagi Kutim telah diletakkan dengan kokoh.

Warisan yang baik dari penyelesaian proyek-proyek MYC ini akan menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam melayani masyarakat. Bagi Siang Geah dan para pemangku kepentingan lainnya, keberhasilan dalam menuntaskan proyek MYC adalah bukti nyata dari dedikasi dan tanggung jawab pemerintah daerah terhadap pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan di Kutim. (Rkt/Adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img