JAKARTA – Airlangga Hartarto, sosok yang lama berkecimpung di dunia politik Indonesia, baru saja mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi Ketua Umum Partai Golkar.
Keputusan ini diambil di tengah transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto, dengan alasan menjaga keutuhan partai dan memastikan stabilitas selama masa transisi.
KARIER POLITIK YANG BERLIKU
Kiprah politik Airlangga dimulai ketika ia menjabat sebagai Wakil Bendahara DPP Partai Golkar periode 2004-2009. Kariernya terus menanjak ketika ia dipercaya menjadi Ketua Komisi VII DPR RI (2006-2009), posisi yang membawahi bidang energi, lingkungan hidup, dan riset teknologi dari Fraksi Partai Golkar. Di masa ini, Airlangga mulai dikenal luas di kancah politik nasional.
Pada periode 2009-2014, Airlangga kembali terpilih sebagai anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat V. Ia menjabat sebagai Ketua Komisi VI DPR RI yang membidangi perindustrian, perdagangan, usaha kecil menengah dan koperasi (UKMK), investasi, dan badan usaha milik negara (BUMN). Di tahun yang sama, ia juga menjabat sebagai Ketua DPP Partai Golkar periode 2009-2015.
MEMIMPIN GOLKAR DI TENGAH KRISIS
Pada tahun 2017, Airlangga diangkat sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto yang tersandung kasus korupsi e-KTP. Di bawah kepemimpinannya, Golkar berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu partai politik terbesar di Indonesia. Airlangga kembali terpilih sebagai Ketua Umum Golkar untuk periode 2019-2024 dalam Musyawarah Nasional X Partai Golkar.
Selain kiprahnya di Partai Golkar, Airlangga juga dikenal sebagai seorang menteri yang memiliki pengalaman luas dalam pemerintahan. Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo periode 2014-2019, ia menjabat sebagai Menteri Perindustrian dari 2016 hingga 2019. Di periode berikutnya, ia diangkat menjadi Menteri Koordinator Perekonomian, sebuah posisi yang ia emban hingga saat ini.
PENGUNDURAN YANG MENGEJUTKAN
Keputusan Airlangga untuk mundur dari jabatan Ketua Umum Golkar diumumkan pada Minggu, 11 Agustus 2024 hari ini. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa langkah ini diambil untuk menjaga keutuhan partai dan memastikan transisi pemerintahan yang mulus dari Presiden Joko Widodo ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Airlangga juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, serta kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka.
Pengunduran diri Airlangga memicu berbagai spekulasi mengenai siapa yang akan menggantikan posisinya di pucuk pimpinan Partai Golkar. Di tengah dinamika ini, beredar poster dukungan untuk Gibran Rakabuming Raka sebagai calon Ketua Umum Golkar, yang semakin memanaskan perbincangan di kalangan politisi dan masyarakat.
Keputusan Airlangga untuk mundur dianggap sebagai langkah strategis dalam menghadapi situasi politik yang terus berkembang, sekaligus menunjukkan kedewasaan dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin. Masa depan Golkar kini berada di tangan para kader dan pemimpin baru yang akan meneruskan estafet kepemimpinan partai. (MK)
Editor: Agus S