SANGATTA – Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman resmi membuka pembekalan Santiaji KKN dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat dalam Membangun Desa Berbasis Pertanian Terpadu Berkelanjutan di Kecamatan Bengalon di Aula STIPER, Selasa (23/7/2024). Sebanyak 81 mahasiswa akan berangkat dalam Santiaji KKN ini. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua STIPER Kutim dr Ismail Fahmy Almari dan para dosen.
Dalam sambutannya Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman bercerita selama dua tahun ini Pemkab Kutim sudah mengerakkan koperasi untuk mempromosikan produk lokal melalui UMKM.
“Dua tahun lebih apa yang dilakukan Kutim melalui Dinas Koperasi dan UKM melakukan bazar UMKM di 18 titik hanya Sandaran dan Karangan yang tidak ikut. Dari semua yang hadir muncul produk madu kelulut. Kemudian muncul juga gula aren cair. Amerika Serikat (AS) menyukai gula aren cair,” katanya.
Selanjutnya, bergerak di bisnis haru memperhatikan produk yang ada di Kutim.
“Saya sudah meminta Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) untuk mengembangkan produk pisang tersebut. Dari pisang yang sudah masuk pasar global. Pisang kepok grecek yang sudah diakui kekayaan intelektualnya,” tegasnya.
Selanjutnya, Kepala DTPHP Kutim terus memperluas penanaman pisang, karena banyak diminta luar negeri seperti Amerika dan Filandia. Beberapa negara juga tidak hanya mengenal pisang. Tapi produk lain seperti nanas.
“Saya berharap pertumbuhan ekonomi agregat di kalangan mikro masyarakat Kutim,” urainya.
Untuk itu, kepada saudara-saudari mahasiswa yang akan berangkat KKN ke Bengalon harus mengetahui pertaniannya jika ada yang hidup dan ada yang mati.
“Silakan berorientasi di lapangan. Buat kesimpulan dan buat sesuatu apa yang harus dilakukan di masyarakat,” tambahnya.
Lanjutnya karena permasalahan yang dihadapi di lapangan banyak. “Ilmu yang diterima di perguruan tinggi hanya ilmu pengantar. Pelajaran yang sesungguhnya adalah pengabdian pada masyarakat karena Santiaji melibatkan dinas atau instansi terkait,” paparnya.
“Dalam Santiaji. Tidak hanya dari kampus tapi melibatkan DTPHP, Diskop dan Dispora agar tidak terjadi kesulitan di lapangan,” sarannya.
Terakhir, pesannya untuk mahasiswa KKN yakni persiapkan semua mental dan cari tahu apa yang perlukan masyarakat agar produk lokal bertumbuh. “Jaga kesehatan dan almamater. Komunikasi yang baik dengan aparat desa,” tutupnya. (Rkt)