Komoditi Kakao saat ini memiliki potensi menjadi unggulan di Kabupaten Berau. Akan tetapi, hanya ada beberapa petani saja yang fokus pada budidaya tanaman cokelat tersebut.
Andhika Dezwan, Tanjung Redeb
DI Kampung Rantau Panjang, Kecamatan Sambaliung ada seorang pria bernama Saenuddin yang memutuskan menjadi petani cokelat mandiri. Bersama keluarga, dirinya menetap di sebuah rumah sederhana nan nyaman serta memiliki lahan kakao seluas 5000 meter persegi atau sekisar setengah hektare.
Meski Kampung Rantau Panjang berada tak jauh dari pusat perkotaan Bumi Batiwakkal, Saenuddin tetap menjalani kegiatannya sehari-hari dalam menjaga tanaman cokelatnya. Selain nantinya tumbuh sebagai buah yang baik, juga menguntungkan baginya.
Rombongan PT Berau Coal, pada Jumat (17/7/2024) lalu mengunjungi kediaman pria ramah tersebut. Jika dilihat dari pekarangan rumah, orang akan menyangkan bahwa Saenuddin adalah penjual bibit pohon. Akan tetapi, ketika diperhatikan secara seksama, terdapat hamparan pohon cokelat yang luas di belakang rumahnya.
Saenuddin bercerita, lahan cokelat yang rimbun itu ia mulai tanam sejak 2018, hampir enam tahun yang lalu. Artinya, lahan yang terlihat rimbun dengan pohon-pohon cokelat jenis Hibrida 2 asal Sulawesi itu hanyalah lahan tidur. Kini, lahan itu berubah jadi pundi-pundi rupiah yang menguntungkan.
“Semangat kita menanam ini harus ada, dahulu lahan kosong kita mau menanamnya kok. Sekarang sudah berbuah dan menghasilkan, harusnya lebih semangat lagi merawatnya, karena sudah memberi penghasilan,” ujarnya.
Saenuddin sendiri bukan orang yang baru terjun di dunia cokelat ini. ia bertutur, sejak 2002 ia telah menjajaki usaha cokelat ini. Dalam perjalanannya berkebun kakao, pada tahun 2018 ia terus mengasah keahliannya melalui pendampingan PT Berau Coal.
“Saya mengenal cokelat ini sudah sejak 2002, hingga saat ini,” ungkapnya menegaskan.
Di kesempatan itu, Saenuddin tidak lupa membagikan pengetahuan bahkan mempraktekkan langsung cara merawat cokelat berdasarkan pengalaman dan pendampingan yang ia terima. Mulai dari proses penanaman, hingga beberapa proses khusus yang perlu perhatian. Misalnya proses Pruning-proses memangkas daun atau batang pohon yang tidak perlu.
“Jangan terlalu banyak, kira-kira cahaya masuk, itu cukup. Kebanyakan bisa menyebabkan buah muda mati kering,” ucapnya.
Saenuddin mengatakan, selama menggeluti dunia cokelat dari dulu hingga sekarang terdapat satu perbedaan yang paling ia rasakan, yaitu penanganan pasca panen untuk menjual cokelat itu sendiri. Melalui Berau Cocoa, Saenuddin sangat merasa terbantu.
“Berau Cocoa ini, tidak hanya menerima jual saja, tapi pendampingan dan pembinaannya tidak putus. Sedangkan kita petani, tentu juga perlu hal seperti itu,” katanya.
Pendampingan yang diterima Saenuddin baik melalui Berau Cocoa ataupun PT Berau Coal sangat membantu dirinya bertahan dalam menjalani usahanya. Dirinya pun berterima kasih dengan PT Berau Coal dan Berau Cocoa yang setia mendampingi dirinya selama ini. Menurutnya, atas pendampingan tersebut, perusahaan dapat mengatasi masalah bagi petani seperti dirinya yang selama ini kesulitan mencari pasar. Jika kesulitan mencari pasar, maka produk pertanian pun akan menurun dan juga harganya bisa turun.
“Saya sangat terasa terbantu, terima kasih Berau Cocoa dan PT Berau Coal atas pendampingan yang diberikan dan juga dukungan dalam membuka akses pasar bagi petani,” imbuhnya.
Terpisah, Coordinator of Community Enterprise Development Dept PT Berau Coal, Yandi Rama Krisna, mengatakan bahwa kepiawaian Saenuddin dalam melakukan budidaya cokelat ini sangat baik. Mulai itu dari pembibitan hingga usai panen dilakukan.
“Prosedur yang pernah kita sampaikan dijalankan dengan baik,” sebutnya.
“Beliau, dalam menjual hasil panen, tak hanya basah. Tetapi sudah sampai pada tahap fermentasi, sehingga dari hulu ke hilir lah,” tambahnya.
Menurut Yandi, kemandirian petani merupakan salah satu fokus upaya pendampingan yang dilakukan oleh PT Berau Coal Melalui Berau Cocoa. Melalui dukungan kepada petani dari pengembangan kebun hingga membantu akses pasar diharapkan dapat menggerakan industri kakao di Berau yang juga akan berdampak pada kesejahteraan dan kemandirian ekonomi petani.
“Kami harap dari program-program yang kami telah jalankan dalam pengembangan sektor perkebunan kakao di Berau bersama Pemerintah Daerah, dapat mendukung peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya petani kakao yang menjadi aktor utama sektor ini,” terangnya. (adv/dez)