SANGATTA – Pada Sabtu, 20 Juli 2024, suasana semarak terlihat di Lantai III Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara (STIENUS) Sangatta di Jalan Margo Santoso II, Sangatta Utara. Acara pelepasan resmi dihadiri oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman dan Ketua STIENUS Sangatta Amransyah. Sebanyak 187 mahasiswa dari berbagai program studi STIENUS dilepas untuk menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di beberapa kecamatan di Kutim.
KKN Angkatan ke-13 tahun 2024 ini terbagi dalam 15 kelompok dengan masing-masing beranggotakan belasan mahasiswa. Mereka akan mengabdikan diri selama 40 hari, hingga 31 Agustus 2024, di kecamatan Rantau Pulung, Bengalon, dan Muara Wahau.
Ketua Panitia, Nurida, menjelaskan pentingnya peran mahasiswa KKN dalam menanggapi permintaan dari para camat yang berharap untuk mendapatkan bantuan dari mahasiswa di wilayah mereka.
Sementara Ketua STIENUS Sangatta Amransyah, dalam sambutannya, menegaskan perlunya pengawalan dan pemanfaatan potensi seluruh mahasiswa KKN agar kemitraan dengan masyarakat dapat berlanjut sesuai harapan.
Senada, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, memberikan pandangan mendalam mengenai esensi KKN sebagai ‘kampus kehidupan’, di mana ilmu yang diterapkan di masyarakat memiliki makna yang lebih dalam daripada teori yang dipelajari di kelas.
“Saya mengapresiasi program KKN ini karena tentunya ke depan mampu menciptakan adaptasi dan inovasi serta memberikan solusi konkret bagi permasalahan lokal,” urainya.
Ardiansyah juga menekankan pentingnya komunikasi dalam adaptasi dan pengabdian ke masyarakat, sambil memperingatkan agar mahasiswa tidak bersikap menggurui dan selalu siap beradaptasi dengan kondisi lapangan.
Bupati juga menggambarkan Kutim sebagai daerah dengan potensi luar biasa yang membutuhkan kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dalam mengembangkan potensi lokal dan menciptakan inovasi baru.
“Saya mendorong mahasiswa untuk membuka mata terhadap produk UMKM lokal yang dapat diangkat ke level nasional atau bahkan global,” paparnya.
Selain itu, Ardiansyah menyoroti pentingnya inovasi di desa-desa dan mendukung pengembangan budaya nusantara, seperti Festival Sekerat Nusantara, yang merupakan warisan dari Kerajaan Kutai Ing Martadipura.
Pesan terakhir Ardiansyah kepada 187 mahasiswa yang akan menjalani KKN adalah untuk memanfaatkan waktu 40 hari dengan sebaik-baiknya, membawa dampak positif bagi desa-desa yang mereka tempati.
Di akhir acara, Ardiansyah menyatakan harapannya agar mahasiswa dapat mendorong kemajuan desa sesuai dengan keunggulan masing-masing, seperti yang diharapkan untuk Desa Sekerat sebagai desa wisata.
Semangat penuh harapan terpancar dari para mahasiswa STIENUS yang siap menghadapi tantangan di lapangan, membawa ilmu dan inovasi untuk membangun Kutim yang lebih maju.(Rkt)