Catatan Rizal Effendi
PILGUB KALTIM dan Pilwali Balikpapan di ambang kotak kosong. Bakal calon gubernur Haji Rudy Mas’ud (Harum) dan kakak kandungnya Rahmad Mas’ud (RM) sama-sama dari Partai Golkar terus mendapat dukungan dari partai lain, sehingga calon lain bisa tidak kebagian.
Dengan dukungan logistik yang kuat dan perkembangan politik yang dinamis di Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Harum dan RM leluasa menggaet partai lainnya, meski Golkar sendiri sudah cukup kursinya untuk memenuhi syarat pendaftaran Pilkada.
Golkar dengan 15 kursi di DPRD Kaltim, sudah bisa mengantarkan Harum mendaftar di KPU akhir Agustus nanti. Hal yang sama juga di Balikpapan. Dengan 16 kursi, RM bisa melenggang mulus ke kompetisi Pilwali.
Tapi keduanya tetap bergerak. Mereka terus mendekati partai lain yang mau bergabung. Harum sukses merangkul PAN, PKB, dan PKS. Dalam dua hari terakhir, Harum menambah lagi dengan Gerindra dan NasDem.
Dari video yang beredar, terlihat Ketua Umum DPP Surya Paloh menyerahkan langsung surat rekomendasi kepada Harum. Setelah itu Harum mencium tangan Surya Paloh. “Insyaallah surat rekomendasi berbuah dengan keterpilihan Rudy Mas’ud sebagai gubernur Kaltim,” katanya.
Kubu Golkar bergembira mendapat rekomendasi terbaru itu. “Alhamdulillah, Harum-Seno telah mendapatkan tambahan rekom dari DPP Partai Gerindra dan DPP NasDem. Kita siap Bersatu menuju Generasi Emas,” ucap Sekretaris DPD I Golkar Kaltim, M Husni Fahruddin seperti diberitakan.
Sementara RM melakukan hal yang sama. Dia juga menerima rekomendasi dari NasDem. Sehingga sangat memungkinkan dia juga akan menghadapi lawan berupa Kotak Kosong (KK). NasDem Balikpapan yang memilik 7 kursi otomatis ikut berkoalisi. Tak jadi mengusung calon sendiri.
Dalam Pilwali 2020, RM sudah pernah menghadapi kotak kosong. Jadi kalau periode kedua ini KK lagi, maka RM menjadi pencetak rekor KK yang sukses.
Tapi kabar lain menyebutkan RM lebih memilih opsi lain. Bukan KK, tapi calon boneka. Ada yang bilang tim RM sudah mulai memantau, siapa yang layak diajukan menjadi calon boneka. Mereka sudah mulai diajak berdiskusi.
Dari video yang beredar, RM sepertinya didampingi oleh Bagus Susetyo, anggota DPRD Kaltim dari Gerindra. Kalau itu betul, ada kemungkinan wakil RM ke depan bukan Abdulloh, akan tetapi Bagus seperti diperkirakan sebelumnya.
Bagus yang tidak terpilih kembali menjadi anggota DPRD Kaltim hasil Pileg 2024, memang sudah melakukan sosialisasi. Balihonya terpasang di beberapa sudut kota. Ketua REI Kaltim ini disetujui Gerindra mengikuti Pilwali Balikpapan baik dalam posisi sebagai calon wali kota atau wakil.
Salah satu bakal calon Pilgub Kaltim, Mahyudin minggu lalu mengundurkan diri. Alasan utamanya karena peluang untuk mendapatkan dukungan partai agak berat. Selain juga faktor lain. “Ya saya realistis saja, lebih baik mundur,” katanya begitu.
Mahyudin bukan calon kaleng-kaleng. Kapasitasnya sangat senior dan mumpuni. Dia pernah menjadi bupati Kutai Timur (Kutim), wakil ketua DPP Golkar, wakil ketua MPR RI dan saat ini masih menduduki jabatan wakil ketua DPD RI. “Saya pensiun saja dari politik, kembali ke bisnis ayam dan kelapa sawit,” katanya.
Dengan mundurnya Mahyudin, bakal calon gubernur Kaltim tinggal dua. Selain Harum, ya petahana Isran Noor (IN). Dia akan maju dengan wakil tetapnya, Hadi Mulyadi. Sedang Harum hampir dipastikan dengan Seno Aji, wakil ketua DPRD Kaltim dari Partai Gerindra.
IN tengah berjuang keras. Karena partai yang tersisa sangat terbatas. Yaitu tinggal PDIP (9) dan PPP (3). Selain Demokrat (2). Kunci utamanya dia harus mendapatkan PDIP yang memiliki 9 kursi hasil Pileg 2024. Jika PDIP berhasil digaet, maka tinggal menambah 2 untuk mencukup syarat 11 kursi.
“Keputusan PDIP ada di tangan Ibu Ketua Umum. Tapi nama Isran Noor-Hadi Mulyadi memang tengah berproses. PDIP mendengarkan suara akar rumput sebelum menentukan sikap,” kata Ketua DPD PDIP Kaltim Safaruddin.
IN sendiri tetap tenang dan optimistis tetap mendapatkan perahu. Tidak masalah kursinya terbatas. Karena diyakini kemenangan Pilgub tidak ditentukan dengan jumlah kursi yang gemuk. Kapasitas dan pengalaman calon jauh lebih penting. Dan IN menang di situ.
KEJUTAN DI PPU
Sementara itu ada kejutan di Pilbup Penajam Paser Utara (PPU). Sepertinya Andi Harahap, bupati PPU periode 2008-2013 akan maju dengan Dayang Donna, putri sulung mantan gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.
Sudah beredar di media sosial, e-flyer Andi dan Donna dengan akronim “ANDA,” yang artinya Andi Harahap dan Dayang Donna dengan tagline: Menuju PPU Emas 2024-2029.
Yang menarik partai pendukungnya cukup banyak. Ada 9 partai. Mulai Golkar, Gerindra, PDIP, Demokrat, PKB, NasDem, PBB, Hanura dan Gelora. Kalau ini benar, maka bisa menggeser bakal calon lainnya, pasangan Hamdam Pongrewa dan Ahmad Basir (AHB), yang juga ketua NasDem Balikpapan.
Sejauh ini yang terdengar, Hamdam-Basir akan didukung Demokrat dan Gelora. Hamdam adalah mantan bupati PPU (2022-2023) menggantikan Abdul Gafur Mas’ud (AGM) yang tersandung OTT KPK.
Jika keduanya lolos, maka kontestasi Pilbup PPU cukup panas. Dua mantan bupati bertarung. Sama-sama punya peluang menang. Malah ada kabar lain menyebutkan Pj Bupati PPU Makmur Marbun juga ingin ikut meramaikan.
Kejutan lain juga soal NasDem. Sebab, kursi NasDem di PPU saat ini diperebutkan AHB dengan Mudiyat Noor, pengurus NasDem dari provinsi. Tapi sangat memungkinkan juga bisa jatuh ke Dayang Donna, karena ayahnya, Awang Faroek saat ini anggota DPR RI dari NasDem. (*)