SAMARINDA – Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan tentang pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) 2024 Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur lakukan pertemuan lintas sektor pada Jumat (12/7/2024).
PIN menjadi wadah penanggulangan kejadian luar biasa Polio yang berpotensi menjangkit anak-anak. Untuk itu, Dinkes menfokuskan sosialisasi kepada sektor-sektor yang terlibat.
Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Pendidikan Kab/Kota se-Kaltim, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Sosial, DKP3A, MUI Kaltim, Balai Kekarantinaan Kesehatan Kota Samarinda.
Bertempat di Ruang OP Room Lantai 2 Dinkes Kaltim, Jalan A. Wahab Syahranie, Samarinda, rapat dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Setyo Budi Basuki.
“Latar belakang pelaksanaan PIN Polio, penetapan sosialisasi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 7 provinsi. Yaitu, Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan,” tulis dalam paparan rapat.
Nantinya PIN diharapkan bisa terlaksana dengan sasaran, anak usia 0-7 tahun tanpa memandang riwayat imunisasi sebelumnya.
“Harapannya, 90 persen anak usia 0-7 tahun di Kaltim dapat menerima imunisasi polio,” ujar Kepala Bidang P2P, Setyo Budi Basuki.
Pewarta: Khoirul Umam
Editor : Nicha R