TENGGARONG – Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kutai Kartanegara (Kukar), menjadi sektor yang terus didorong oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar. Memastikan program kerja yang disusun oleh Pemkab, benar-benar dirasakan manfaatnya.
Sektor UMKM diketahui masuk dalam Program Dedikasi Kukar Idaman, yang disusun pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kukar, Edi Damansyah-Rendi Solihin, didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kukar 2021-2026.
Melalui Program Usaha Kecil Idaman, Pemkab Kukar bertujuan untuk memperkuat sektor UMKM. Mulai dari sisi meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing produk yang dihasilkan dengan melakukan fasilitasi permodalan melalui lembaga perbankan dan non perbankan. Selain itu, juga membangun Klinik UMKM di setiap kecamatan.
Ini ditujukan untuk menyediakan sarana bagi pelaku UMKM dalam meningkatkan daya saing produk dan manajemen usaha, serta meningkatkan jumlah UMKM yang meggunakan sistem pemasaran digital.
“Jadi kita mengejar pertumbuhan wirausaha untuk menjadi pelaku UMKM. Selanjutnya untuk bantuan terus kita lanjutkan tapi mungkin menyesuaikan dengan kebutuhan,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kukar, Thaufiq Zulfian Noor.
Dikatakan Thaufiq, pemberian bantuan kepada pelaku UMKM bukan berarti memanjakan. Namun sebagai bentuk kehadiran pemerintah, mendorong kemandirian para pelakunya. Dengan memberikan intervensi bantuan apa yang dirasa cocok diberikan. Baik itu peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan bantuan peralatannya.
Tahun lalu saja, Diskop-UKM Kukar telah menyalurkan bantuan untuk pelaku usaha bakery, keripik, kerajinan manik dan produk olahan ikan. Sementara tahun ini, Diskop-UKM Kukar pun masih meramu bantuan apa yang akan diberikan kepada para pelaku UMKM.
Berdasarkan data yang dihimpun, ada 102 Industri Kecil Menengah (IKM) dan 2.194 UMKM merasakan manisnya bantuan dari Pemkab Kukar pada 2023 lalu. Bantuan untuk sektor UMKM ini meningkat tajam dibandingkan tahun 2022, yang hanya 220 UMKM. Namun pada tahun 2022, IKM yang dibantu mencapai 291 IKM.
Meningkatnya bantuan, turut mengerek jumlah UMKM dan IKM pada tahun 2022 dan 2023. Yakni jumlah IKM di 2022 yang tercatat 2.730 pelaku menjadi 2.795 pelaku IKM ditahun 2023. Sementara tahun 2022 pelaku UMKM tercatat 66.273 pelaku, meningkat menjadi 66.523 pelaku UMKM.
“Untuk tahun 2024 ini, untuk jumlahnya kita susun dulu, berapa pelaku yang bisa kita berikan kalau jumlahnya diperkirakan sama seperti tahun lalu,” lanjut Thaufiq.
Bentuk bantuan yang diserahkan, pun bermacam-macam. Thaufiq mengatakan ada yang berupa barang, bimbingan usaha untuk pelaku usaha baru dan pelaku usaha yang sudah berjalan. Sebut saja dengan melakukan pelatihan dan pendampingan untuk desain kemasan, pemasaran, sertifikasi halal, pemberian Nomor Induk Berusaha (NIB), hingga Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) untuk industri rumah tangga.
Pemerintah pun mendorong bantuan berupa akses permodalan bagi pelaku IKM dan UMKM dalam membangun dan mengembangkan usahanya. Akses ini pun dikatakan Thaufiq mulai dimanfaatkan. Tercatat ada peningkatan mencapai dua kali lipat. Yakni pada tahun 2022, akses permodalan yang dikucurkan oleh Pemkab Kukar mencapai Rp 4.348.000.000 dan pada tahun 2023 meningkat menjadi Rp 8.550.500.000, permodalan ini diakses modal Kredit Kukar Idaman (KKI) yang dikelola oleh Bankaltimtara.
“Akses permodalan tanpa agunan melalui KKI,” tutupnya. (ADV)
Penulis : Muhammad Rafi’i
Editor : Nicha R