PASER – Capaian indikator makro Kabupaten Paser secara umum terus mengalami peningkatan. Salah satunya, lewat berbagai program yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser, khususnya di masa kepemimpinan Bupati Paser, Fahmi Fadli, sejak 2020 hingga 2024.
Perlu diketahui, capaian indikator makro merupakan capaian kinerja yang menggambarkan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan secara umum. Di antaranya dari berbagai kegiatan pembangunan ekonomi maupun sosial.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Paser, Rusdian Nor, menjelaskan, capaian indikator makro Kabupaten Paser menunjukkan hasil yang baik, meski di beberapa indikator terbilang fluktuatif setiap tahunnya.
“Dari data yang ada secara umum terus mengalami peningkatan setiap tahun. Data ini tercatat sejak 2020 hingga 2023 atau di masa pemerintahan yang dipimpin Bupati Paser, Fahmi Fadli. Untuk 2024, karena masih berjalan, jadi akan diketahui di akhir tahun,” katanya.
Adapun indikator makro pembangunan terdiri dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Angka Kemiskinan, Angka Pengangguran, Laju Pertumbuhan Ekonomi, dan Ketimpangan Antarwilayah. Di Kabupaten Paser, keberhasilan capaian indikator makro cukup pesat dalam waktu yang singkat.
Rusdian menjelaskan, pada indikator laju pertumbuhan ekonomi, Kabupaten mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Pasalnya, pada 2020, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser berada pada angka (-2,86) persen.
Hal itu disebabkan kontraksi Covid-19 yang melanda sebelum periode kepemimpinan Fahmi. Namun begitu, pada 2021 naik ke angka 5,9 persen, pada 2022 berada di angka 1,9 persen, dan pada 2023 kenaikan terjadi mencapai 1,38 persen, dengan melibatkan sektor pertambangan batu bara.
Sementara, jika tidak melibatkan sektor pertambangan batu bara dalam laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Paser, maka kondisi pada 2020 berada pada (-0,56) persen. Sementara pada 2021 naik menjadi (-1,34) persen dan pada 2022 hingga 5,19 persen. Pertumbuhan pesat hingga 2023 mencapai 6,33 persen.
“Jadi tampak dari data itu tanpa melibatkan sektor pertambangan batu bara akan lebih tinggi (laju pertumbuhan) secara signifikan. Karena, pada sektor pertambangan batu bara, Kabupaten Paser tidak memiliki kewenangan,” ungkapnya.
Pada indikator angka kemiskinan, pada 2020 Kabupaten Paser berada pada angka 9,23 persen. Mengalami peningkatan pada 2021 menjadi 9,73 persen. Namun pada 2022 tingkat kemiskinan di Kabupaten Paser mengalami penurunan menjadi 9,43 persen, dan pada 2023 mengalami penurunan menjadi 9,11 persen.
“Sempat mengalami kenaikan angka kemiskinan dari 2020 ke 2021. Namun kembali lagi, bahwa itu terjadi akibat pandemi Covid-19. Setelah itu, berdasarkan angka kemiskinan yang ada kian turun hingga 2023 lalu,” jelasnya.
Pada indikator angka pengangguran, pada 2020 Kabupaten Paser berada pada 4,20 persen. Mengalami kenaikan pada 2021 mencapai 5,70 persen. Namun pada 2022 angka pengangguran mengalami penurunan hingga 4,88 persen dan pada 2023 kembali turun menjadi 4,72 persen.
Sementara pada indikator IPM, setiap tahun mengalami peningkatan. IPM Kabupaten Paser pada 2020 berada di angka 72,04 persen. Pada 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 0,81 persen sehingga menjadi 73,74 persen, pada 2022 menjadi 73,85 persen, dan pada 2023 menjadi 74,56 persen.
“Secara makro pada IPM dapat kita simpulkan bahwa efektivitas kinerja Pemkab Paser dapat distabilkan dengan menunjukkan daya saing SDM yang ada,” paparnya.
Sementara pada indikator ketimpangan antarwilayah di Kabupaten Paser, pada 2020 berada di angka 0,290 persen. Pada 2021 mengalami penurunan menjadi 0,288 persen, dan pada 2022 turun lagi menjadi 0,282 persen. Namun pada 2023 mengalami kenaikan menjadi 0,292 persen.
“Pada indikator ketimpangan antarwilayah mengalami fluktuasi yang disebabkan aksesibilitas. Kenaikan yang terjadi pada 2023 lantaran Pemkab Paser tengah membenahi sejumlah infrastruktur yang ada,” sebutnya.
Dari pemaparan itu, pihaknya turut menjelaskan bahwa efektivitas kinerja Pemkab Paser baru berjalan dengan baik sejak 2022. Hal itu dikarenakan pada tahun sebelumnya terjadi gejolak akibat Covid-19 sehingga membuat kinerja Pemkab Paser terhambat.
“Namun setelah itu berdasarkan arahan Bupati Paser untuk mempercepat proses pembangunan, sehingga hasil dari indikator makro sudah terlihat cukup baik dan signifikan,” pungkasnya.
Pewarta: TB Sihombing
Editor: Agus S