SANGATTA – Menjelang Iduladha 1445 H kebutuhan hewan kurban di Kutai Timur (Kutim) diketahui diimpor dari luar, yakni dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi dan mencapai hampir mencapai 70 persen.
Hal itu menunjukkan bahwa Kutim ketahanan swasembada daging sapi tidak dimaksimalkan oleh pihak pemerintah.
Namun, menurut Anggota DPRD Kutim Faizal Rachman menyebutkan kebutuhan daging jelang Iduladha itu permintaan pasti tinggi, makanya didatangkan dari luar, sebab hasil bantuan pemerintah itu belum boleh dijual jika belum cukup umur.
“Memang harus ditahan, malah kalau dijual malah kena pidana. Apalagi kalau betina nggak boleh, karena kalau kebutuhan Iduladha itu kan bukan 1 atau 2 daging, tapi kalau mungkin kebutuhan 1 sampai 3 ekor saja mungkin bisa dicukupi,” ujarnya.
Faizal juga berpendapat, bahwa ini bukan soal swasembada pangan. Tetapi ia melihat karena ini momen Iduladha bisa jadi orang pebisnis menangkap bahwa ini adalah peluang sebab ada profit di situ.
“Yang 70 persen tadi bukan karena swasembada, tetapi momen ini yang mengambil semua adalah pemain bisnis, karena kebutuhan tinggi makanya ambil dari luar,” ungkapnya.
Baginya, itu bukan sebuah tolok ukur, namun Kutim juga mesti dan harus siap nantinya. Selain itu, ia juga mendorong beberapa kelompok tani untuk pengadaan bibit produktif. Dan ia tegaskan jika bibit tersebut belum waktunya untuk dijual maka siap siap untuk dipidanakan.
“Saya sudah tegaskan walaupun itu konstituen saya karena kita mau masyarakat bertanggung jawab dan maunya kita jangan dulu itu dijual sebelum berkembang,” urainya.
Dan Faizal juga bilang, bahwa bantuan tersebut dijaga, dirawat, dan dipelihara. Jika memang sudah memungkinkan mati segera dilaporkan.
Ia mengingatkan, jika ada yang ketahuan yang mendapat bantuan tersebut lalu dia menjualnya sebelum produktif. Faizal katakan, laporkan.
“Karena mau dapat yang cepat, dan mau enaknya, saya sampaikan ke kelompok jagain laporkan kalau ada, karena itu nggak baik kalau kita nggak kasih efek jera takutnya menjadi cerminan untuk orang lain,” terangnya.
Faizal berharap, bahwa para petani Kaubun yang mempunyai sawah paling tidak ia juga mempunyai sapi 1 ekor.
“Saya mempunyai harapan dan semnagat, petani Kaubun itu punya sawah 1 hektare dan punya sapi 1 ekor, makanya kemarin saya bantu yang punya lahan sawah karena saya mau paling tidak dia ngurus sapi dan kotorannya bisa digunakan untuk lahan pupuk dan harapan saya dan mimpi saya itu mereka punya sapi 1 ekor,” pungkasnya. (Rkt2/Adv)