TENGGARONG – Sejumlah dukungan mengalir kepada Didi Tasidi, pengacara kenamaan asal Kutai Kartanegara (Kukar), untuk menjadi Jaksa Agung Republik Indonesia. Pengacara yang malang melintang menyelesaikan sejumlah kasus Kukar dan Kalimantan Timur (Kaltim) tersebut, didorong untuk maju.
Dalam dialog yang digelar di Tenggarong, gelombang dukungan terus mengalir kepada dirinya. Mulai dari Habib Luthfi Bin Yahya, yang memiliki harapan dan keyakinan penuh untuk bisa menjadi Jaksa Agung.
Nasihat Habib Luthfi yang paling membekas padanya, bahwa dalam perjuangan besar, keyakinan total adalah kunci. “Saya juga datang meminta restu ke tokoh agama di Pamekasan. Jalur langit Insya Allah sudah ada,” kata Didi.
Ia pun melihat permasalahan hukum yang terjadi di Indonesia. Menurutnya, seringkali terjebak dalam sistem penilaian kinerja yang keliru. Aparat hukum terpaksa memperbanyak kasus dan tangkapan demi mengejar jabatan.
Pandangan inilah yang ditegaskannya jika ia terpilih nanti. Kinerja aparat tidak akan diukur dari banyaknya tangkapan, tetapi dari keberhasilan menjaga ketertiban dan minimnya kasus baru.
Didi Tasidi juga mengungkapkan motivasinya yang tulus untuk menjadi Jaksa Agung. Menurutnya, keinginan ini bukan didorong oleh ambisi finansial, tetapi oleh tekad untuk memperbaiki sistem hukum dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Baginya, keberhasilan dalam kehidupan diukur dari seberapa besar manfaat yang bisa diberikan kepada orang lain, bukan dari kekayaan materi. “Kalau sampai saat ini, rezeki saya dan keluarga sudah cukup. Artinya, bisa tidur di rumah sudah cukup dengan rezeki saat ini,” tegasnya.
Intervensi politik pun menjadi isu penting yang juga dibahas Didi dalam dialog ini. Menurutnya, sejak awal pencalonannya ia sudah mendapat berbagai tawaran untuk posisi menteri atau wakil menteri. Namun didirnya dengan yakin menolak demi fokus pada reformasi sistem hukum sebagai Jaksa Agung.
Dalam waktu dekat, Didi berencana bertemu Prabowo Subianto, presiden terpilih, untuk menegaskan posisinya yang independen dari intervensi politik. Didi menegaskan bahwa meskipun dirinya tergabung dalam tim relawan pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, ia tidak terikat kontrak politik.
Dukungan yang ia terima dari seluruh Indonesia, murni dan tanpa beban dari pihak manapun, termasuk dari pihak-pihak dengan kepentingan bermasalah. “Saya tak punya beban dengan siapa pun, apalagi mendapat dukungan dari uang bermasalah. Maka, kami tak ada kepentingan,” tambahnya.
Dengan penuh optimisme, Didi Tasidi menutup acara dengan keyakinan bahwa ia dan timnya bergerak dengan niat tulus dan tanpa kepentingan pribadi. Acara ini bukan hanya sekadar dialog, tetapi juga manifestasi dari komitmen dan tekad untuk membawa perubahan dalam sistem hukum di Indonesia.
“Orang yang paling mulia adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain. Dan itulah yang menjadi tujuan saya menjadi Jaksa Agung,” pungkasnya.
Penulis : Muhammad Rafi’i
Editor : Nicha R