Catatan Rizal Effendi
ADA yang “nakal.” Dia mengedarkan e-flyer Isran Noor-Safaruddin di beberapa platform. Tentu mengagetkan dan heboh. Soalnya Isran sudah menegaskan dia berpasangan dengan Hadi Mulyadi. Lalu apa ada perubahan peta politik?
Poster Isran-Safaruddin didesain dengan tagline #Kaltim Berdaulat. Di bawah foto Safaruddin tertulis “Bakal Calon Wakil Gubernur.” Warna merah melatari foto mereka berdua. Senyum keduanya cerah.
Safaruddin itu adalah ketua DPD PDIP Kaltim. Apalagi mantan kapolda Kaltim ini juga sudah menegaskan tidak akan maju dalam Pilgub 2024. Dia lebih nyaman duduk sebagai anggota DPR RI dan kembali terpilih pada Pileg 2024 ini.
Soal gonta-ganti pasangan memang biasa dalam politik. Itu halal saja. Masih ingat Pilpres 2019? Bagaimana dramatisnya Jokowi di detik terakhir mengganti pasangannya dari Prof Mahfud MD ke Kiai Ma’ruf Amin. Padahal Mahfud sudah ukur baju dan lagi menunggu tak jauh dari tempat pengumuman.
Lalu siapa yang membuat poster Isran-Safaruddin? Apa tujuan di balik itu? Setahu saya memang ada pendukung Isran yang ingin perubahan. Ada yang ingin Si Raja Naga didampingi tokoh milenial. Seperti Prabowo dengan Gibran.
Tapi Isran sendiri sudah berbulat tekad, tetap dengan Hadi, putra daerah yang sekarang ini adalah ketua Partai Gelora Kaltim. Hadi juga sudah mendampingi Isran dalam masa jabatan pertama, 2018-2023. Dan berjalan mulus. Mereka sangat akur.
Ada juga yang berpendapat, poster itu untuk menggoda Pak Jenderal, panggilan akrab Safaruddin. Soalnya kabar yang terdengar kuat 9 kursi PDIP di DPRD Kaltim hasil Pileg 2024 akan jatuh ke Isran. Jadi sekalian saja ditawarkan wakilnya dari ketua PDIP Kaltim. Apalagi Safaruddin sudah berpengalaman sebagai peserta Pilgub 2018.
“Saya sudah putuskan tidak akan maju dalam Pilgub Kaltim 2024. Cukup di DPR RI saja. Jadi gambar yang beredar itu tidak benar. Siapa sih yang bikin gambar itu?” kata Safaruddin bernada tak nyaman.
Menurut Safaruddin, dia mendapat dukungan 68.312 suara pada Pileg yang lalu, yang mengantar dia terpilih kembali ke Senayan. “Saya tak mau mengkhianati atau menyia-nyiakan mandat yang diberikan rakyat Kaltim kepada saya,” tandasnya.
Selain poster yang menghebohkan itu, ada juga beredar foto Isran berjalan bersama Safaruddin. Isran mengenakan kemeja biru muda, sedang Safaruddin mengenakan kaus kasual tangan panjang berwarna cokelat.
“Oh itu kebetulan saya bareng Pak Isran sama-sama mau ke Jakarta. Kita tak sengaja bertemu di Bandara SAMS Sepinggan, ya jalan bersama dan ngobrol,” jelasnya.
Purnawirawan jenderal polisi berbintang dua ini tak membantah kalau pertemuan itu ada menyinggung soal dukungan politik. “Kemungkinan besar saya dukung Pak Isran, tapi PDIP ‘kan keputusannya ada di Ketua Umum Ibu Megawati. Sabar, kita tunggu saja nanti,” katanya.
Jika kursi PDIP resmi dipercayakan kepada Isran, maka Isran-Hadi sudah dapat melenggang ke KPU. Soalnya IN sudah mengantungi 2 kursi dari Partai Demokrat. Jumlah 11 kursi sudah memenuhi persyaratan minimal untuk bisa mengajukan pendaftaran.
Isran masih berjuang dan berpeluang besar untuk juga mendapat kursi dari Partai Gerindra dan partai-partai lainnya. Meski di saat yang sama bacagub lainnya juga melakukan hal yang sama. Baik itu Rudy Mas’ud maupun Mahyudin.
Seperti kita ketahui, Rudy Mas’ud, bacagub dari Golkar sebenarnya sudah aman. Sebanyak 15 kursi Golkar di DPRD Kaltim lebih dari cukup. Tapi koalisi gemuk tetap dia buru terutama dari partai-partai yang bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) pendukung Prabowo-Gibran. PAN dengan 4 kursinya sudah resmi menyatakan dukungan kepada Rudy dan Seno Aji.
PUTRI MAHYUDIN MUNDUR
Yang perlu perjuangan cukup keras adalah bacagub Mahyudin. Wakil ketua DPD RI ini sudah melamar ke beberapa partai. Tapi sampai sekarang dia belum mengantungi satu pun surat dukungan.
Sementara dia sudah mendapat titik terang tentang pendampingnya. Yaitu Irianto Lambrie, mantan gubernur Kalimantan Utara (Kaltara). Ada yang bilang pasangan ini dari Bani Banjar, karena keduanya berdarah Kalsel. ”Saya menemukan chemistry dengan Pak Irianto,” kata Mahyudin.
Bisa jadi pasangan Mahyudin-Irianto Lambrie baru diproklamirkan secara resmi setelah ada tanda-tanda mereka bisa merebut 11 kursi gabungan dari beberapa partai. Irianto didampingi timnya di antaranya Ketua Majelis Rakyat Kaltim Berdaulat (MRKB) Muhammad Djaelani pernah melamar ke HARUM Center dan PKS.
Jika Isran atau Rudy berhasil menggaet Gerindra (10), PDIP (9) dan PKB (6), maka peluang Mahyudin bisa tertutup. Sebab, partai tersisa adalah PKS 4, NasDem 3 dan PPP 2 kursi. Tidak cukup 11. Kursi PAN (4) sudah diambil Rudy dan Demokrat (2) diambil Isran. Mahyudin harus bisa merebut 3 partai terbesar di bawah Golkar, sehingga penambahannya lebih mudah.
Para pendukung Mahyudin berharap mantan bupati Kutai Timur itu tetap semangat. Pertandingan belum berakhir, sebab secara riil baru 3 partai yang sudah mengeluarkan surat rekomendasi. Masih 6 partai dengan 33 kursi, yang belum memutuskan.
Sementara itu, putri Mahyudin, Shela Anggraini Sadewi kecewa dengan partainya, gara-gara PAN memberikan dukungan kepada Rudy Mas’ud-Seno Aji. Ia menilai PAN tidak menghargai 18.434 suara yang disumbangkannya pada Pileg 2024, sehingga PAN mendapat 1 kursi DPR RI dari Dapil Kaltim setelah 15 tahun tidak pernah lolos.
“Saya kecewa berat karena PAN tidak menghargai saya dan ayah saya. Karena itu saya akan melayangkan surat pengunduran diri kepada DPP. Secepatnya saya kirim,” tegasnya dengan wajah kecewa.
Sambil berjuang merebut partai, Mahyudin sendiri terus melakukan sosialisasi dengan tagline: Kaltim KEREN. Ia menggelar ruang dialog di 10 kabupaten/kota se-Kaltim. “Alhamdulillah respons masyarakat termasuk anak muda sangat baik,” ucapnya.
Dia menegaskan, Kaltim KEREN bertujuan agar pembangunan Kaltim lebih maju lagi ke depan. “Kaltim KEREN adalah bentuk rasa tanggung jawab dan keprihatinan saya terhadap Kaltim hari ini,” jelasnya.
Dalam bagian lain, tokoh kelahiran Tanjung ini menegaskan ia tetap fokus bergerak dan bersosialisasi. Dia menepis isu yang mengecilkan posisinya dalam Pilgub 2024. Jejak politiknya lebih senior dari Isran dan Rudy. Mahyudin pernah menjadi salah satu ketua DPP Golkar dan pernah juga duduk sebagai wakil ketua MPR.
Kabar terakhir Mahyudin lagi terbang ke Jakarta. Dia memenuhi undangan PKB untuk menyampaikan visi misi. “Bismillah, ada respons positif dari beberapa partai,” ujarnya dengan wajah cerah dan penampilan tetap keren. (*)