SAMARINDA – Bagian Tata Pemerintahan Setkab Kutim menggelar agenda Rapat Koordinasi (Rakor) Penataan Batas Desa se-Kabupaten Kutim mengambil tema upaya optimalisasi penyelenggaraan dan pemanfaatan data kewilayahan untuk perencanaan program pembangunan desa berkelanjutan. Kegiatan dipusatkan di Meeting Room Hotel Fugo Big Mall, Rabu (5/6/2024) malam dengan menghadirkan pemateri Subhan sebagai konsultan perencanaan.
Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman didampingi Asisten Pemkesra Seskab Kutim Poniso Suryo Renggono membuka kegiatan ini sekaligus dirangkai dengan peluncuran aplikasi Sistem Informasi Administrasi Pertanahan (SIAP). Dilanjutkan penandatanganan berita acara serah barang berupa alat ukur GPS dan kompas oleh Kabag Tata Pemerintahan Trisno kepada Camat Sangatta Utara Hasdiah.
Dalam arahannya, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengatakan menurut Badan Riset Inovasi Daerah (Brida) Kutim, salah satu indeks kerawanan sosial di Kutim adalah tapal batas.
“Namun Kutim masih kategori ringan. Tapi, ini adalah masalah serius yang harus diselesaikan. Dan Saya berharap semua permasalahan di masing-masing desa selesai seperti permasalahan tapal batas di Desa Senyiur dan Kelinjau Ilir. Saya tidak mau dimasa kepemimpinan saya menyisakan persoalan,” tegas Ardiansyah.
Ardiansyah pun mengingatkan jika bekerja di era digital sekarang harus smart.
“Saya harap dengan peluncuran aplikasi SIAP dapat memudahkan kerja aparat desa. Dengan cukup mengklik, maka data tentang pertanahan tersedia. Baik data tanah kehutanan, rumah, jumlah penduduk dan potensi desa dapat diketahui. Dengan teknologi ini memudahkan dalam bekerja,” sebutnya.
Untuk itu, tata pemerintahan smart city inilah yang diharapkan. “Inilah digital yang diharapkan dalam mendata desa kita,” tambah Ardiansyah.
Selanjutnya, dengan selesainya permasalahan tapal batas bisa mengurus produk unggulan Kutim sehingga dapat mencapai Kutim hebatĀ diĀ 2045.(Rkt)