TANJUNG REDEB – Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) banyak diminati anak muda. Sehingga, hal itu dinilai Anggota Komisi III DPRD Berau, Sakirman merupakan suatu fenomena yang positif.
Menurutnya, menjamurnya UMKM yang mayoritas pelakunya dari kalangan kaum milenial menunjukkan bahwa semangat pemuda di Berau untuk terjun ke dunia bisnis sangat tinggi.
“Ini suatu hal yang harus didukung. Apalagi prospek memperoleh penghasilan dari berwirausaha sangat besar,” katanya.
Dengan begitu, para anak muda diakui Sakirman bisa belajar cara mengelola suatu bisnis sebelum terjun ke dunia bisnis yang lebih besar lagi.
Dirinya pun tak menampik, kendala modal kerap menjadi rintangan bagi pengusaha muda khususnya dari kaum milenial yang hendak memulai usaha. Sehingga salah satu upaya paling afdal adalah dengan campur tangan pemerintah melalui dana kredit usaha rakyat (KUR) dari perbankan.
“Dengan suku bunga yang cukup rendah, tertinggi hanya sekitar 6 persen, menurut saya KUR bisa menjadi solusi untuk tambahan modal,” ucapnya.
Karena melalui jalur tersebut juga, politisi PKS itu pernah membantu memfasilitasi masyarakat yang ada di dapilnya (Tabalar, Sambaliung dan Kelay) dalam memperoleh tambahan modal dalam membuka usaha.
Setelah mendapat tambahan modal, Sakirman berpesan agar anak muda yang baru terjun ke dunia usaha tidak mudah putus asa apabila di kemudian hari hasil yang didapat tidak sesuai dengan ekspektasi.
“Karena semuanya itu butuh proses, yang penting harus rajin belajar dengan yang sudah berpengalaman serta jangan malu membangun relasi untuk melebarkan bisnis tersebut,” ujarnya.
Sementara dari segi pemerintah, Sakirman berharap agar OPD terkait bisa ikut melek dalam membantu membukakan jalan usaha bagi masyarakat, terkhusus lagi anak muda.
Menurut dia, bantuan tambahan modal selama ini belum ada bergulir. Sebaliknya, jika mengenai fasilitas, seperti gerobak, mesin jahit dan sebagainya setiap tahun selalu ada tersalurkan.
“Bagi anak muda Berau yang ingin berbagi informasi mengenai usaha dan bisnis saya siap saja memberikan ruang untuk diskusi, serta menjembatani ke pemerintah daerah hingga perbankan agar paling tidak memperhatikan membantu memberi fasilitas atau sampai tambahan modal itu lebih baik lagi,” tandasnya. (adv/dez)