spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Suara Anak Muda Samarinda: Tumbuk Movement Gelar Mimbar Bebas untuk Aspirasi dan Kritik

SAMARINDA – Tumbuk Movement adalah komunitas anak muda Samarinda yang bergerak atas dasar keresahan terhadap kebijakan pemerintah.

Kali ini, Tumbuk Movement menggelar mimbar bebas di Cafe Pojok Juanda, Jalan Juanda 4, Samarinda. Acara yang berlangsung Jumat (31/5/2024) dihadiri berbagai kalangan, baik akademisi, influencer, dan anak-anak muda Samarinda.

Ketua Tumbuk Movement, Muhammad Hermanto, menyatakan bahwa mimbar bebas tersebut bertujuan untuk menjadi wadah bagi masyarakat Samarinda mengutarakan segala keresahannya.

“Jadi kami ingin acara ini bisa dihadiri oleh DPRD Provinsi maupun kota sebagai tamu untuk mendengarkan langsung keluh kesah masyarakat Samarinda. Sayangnya, undangan itu tidak diindahkan,” jelasnya.

Mimbar bebas tersebut dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian satu per satu pengisi yang sebelumnya telah mendaftar. Tentu dengan beberapa peraturan, seperti tidak boleh menyampaikan hal berbau SARA, nama tokoh, nama instansi, dan kata-kata kotor.

Setiap pembicara diberi waktu selama 6 menit. Panitia akan memberikan kartu kuning sebagai peringatan pertama jika melanggar aturan, dan kartu merah untuk kesalahan yang tidak bisa ditolerir.

BACA JUGA :  Kebakaran Landa Pemukiman di AW Syahrani Samarinda

“Kami tidak terafiliasi dengan komunitas manapun dan partai politik manapun. Ini murni dari keresahan teman-teman yang berkumpul jadi satu menjadi corong suara dari masyarakat Samarinda,” tambahnya.

Ia menuturkan bahwa undangan kepada anggota dewan sudah disebarkan melalui Instagram, namun tidak mendapatkan balasan. Sehingga acara tetap berlangsung dengan para peserta yang datang.

Sekitar 50 orang berkumpul, membacakan puisi, menyuarakan keresahan, dan mengkritisi kebijakan pemerintah mengenai minyak yang mahal, transportasi umum, kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan, serta kebijakan-kebijakan Presiden Jokowi yang dianggap menyeleweng.

“Asal muasalnya karena kami bingung, kalau kita demo dibubarkan, kalau kami sampaikan di Instagram direport dan dikatain buzzer, sehingga kami menyediakan wadah aspirasi untuk diperdengarkan masyarakat Kalimantan Timur,” ucap Hermanto saat menceritakan latar belakang acara.

Ia berharap nantinya anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bisa ikut bergabung dalam acara tersebut. Lalu aspirasi teman-teman dapat dicatat sebagai bentuk harapan terhadap perubahan di Kaltim.

Pewarta: Khoirul Umam
Editor: Agus S

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img