SAMARINDA – Dalam upaya proaktif menghadapi tantangan bencana alam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda telah mengadakan Rapat Inisiasi pada Senin, (20/5/20246), untuk membahas penyusunan dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Kota Samarinda untuk periode 2025-2029. Rapat ini berlangsung di ruang Mangkupelas, Kantor Balai Kota Samarinda.
Kepala BPBD Samarinda, Suwarso, melaporkan bahwa terdapat tujuh jenis bencana yang menjadi fokus penanggulangan oleh BPBD, termasuk banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan, yang merupakan prioritas utama sesuai dengan dokumen kajian risiko bencana tahun 2022-2026. Dokumen rencana yang akan disusun ini adalah kelanjutan dari rencana penanggulangan tahun 2022 yang telah dibuat oleh tim dari Universitas Mulawarman.
“Dokumen tersebut yang akan dijadikan sebagai pedoman dan panduan bagi para kepala daerah dalam menghadapi bencana,” jelasnnya.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menekankan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari amanat Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
Ia berharap bahwa dokumen ini akan menjadi bagian integral dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Samarinda tahun 2025-2029, sebagai langkah strategis dalam mengurangi risiko bencana serta meningkatkan kapasitas pencegahan dan kesiapsiagaan.
Walikota juga menyatakan bahwa dokumen ini akan memfasilitasi koordinasi yang lebih baik antarinstansi dan institusi di Samarinda dalam penanggulangan bencana.
“Dokumen ini diharapkan dapat digunakan sebagai panduan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kota Samarinda, mengandung strategi, arah kebijakan, dan program penanggulangan bencana yang disesuaikan dengan kondisi dan risiko bencana di kota,” pungkasnya.(adv/diskominfosamarinda)