spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Banjir di Mahulu, Bupati Tetapkan Status Darurat hingga 27 Mei, Fokus Evakuasi Warga

MAHULU – Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh, resmi menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor di Kabupaten Mahakam Ulu. Penetapan ini dituangkan dalam Keputusan Bupati Mahakam Ulu Nomor 300.2/K.61/2024 yang berlaku mulai 14 Mei 2024 hingga 27 Mei 2024.

Keputusan ini diambil setelah kajian situasi menunjukkan adanya ancaman serius terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat di wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, khususnya di Kecamatan Long Apari, Long Pahangai, Long Bagun, Laham, dan Long Hubung. Hasil rapat koordinasi antara BPBD dengan Perangkat Kerja Daerah Kabupaten Mahakam Ulu juga merekomendasikan perlunya penetapan status darurat bencana.

Detail keputusan tersebut menyebutkan bahwa kecamatan yang terkena dampak adalah Long Apari, Long Pahangai, Long Bagun, Laham, dan Long Hubung.

Keputusan ini juga disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Gubernur Kalimantan Timur, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mahakam Ulu, dan Kepala Perangkat Daerah terkait Kabupaten Mahakam Ulu.

Kepala Pelaksana BPBD Mahulu, Agus Darmawan, mengatakan kebijakan ini diambil untuk mempercepat penanganan bencana dan proses evakuasi warga terdampak banjir.

“Kami sudah memutuskan untuk menetapkan SK tanggap darurat arahan Pak Bupati supaya bisa bergerak cepat untuk menangani bencana banjir ini, dimulai sejak tanggal 14 Mei, sampai 14 hari ke depan,” ujar Kamis (16/5).

Agus menjelaskan bahwa banjir yang merendam ujung wilayah Kaltim ini disebabkan oleh curah hujan yang masih tinggi. Air hingga saat ini dilaporkan belum surut karena sejumlah kecamatan diterjang banjir susulan.

“Jadi kemarin sempat surut dan ternyata sore itu naik lagi. Karena tingkat hujan di Hulu Mahakam itu sangat tinggi, sehingga terjadi banjir susulan. Hampir 70 persen wilayah terdampak,” jelasnya.

Ia juga mengatakan ketinggian air mencapai atap rumah warga. Bahkan, satu rumah rakit pelabuhannya hanyut terbawa arus sungai yang deras.

“Rumah yang hampir hanyut ada, kalau rumah rakit sudah hanyut karena arus Sungai Mahakam memang sangat deras jadi sangat riskan menggunakan transportasi air. Kantor BPBD, beberapa OPD, dan sekolah juga terdampak,” ucap Agus.

BPBD Mahulu juga telah mendirikan posko pengungsian yang dipusatkan di gereja di Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun. Namun, lokasi itu belum cukup untuk menampung warga yang terdampak.

“Sudah ada pengungsi, tapi rumah pengungsi ini sudah tidak cukup lagi, jadi kami akan menambah dengan tenda biasa. Di area gereja juga kami akan memasang tenda umum,” tuturnya.

Hingga saat ini belum terinci dampak banjir, baik jumlah warga yang mengungsi maupun rumah yang terdampak. Agus beralasan pihaknya masih fokus melakukan evakuasi.

“Staf-staf masih kerepotan mencari tempat. Kemarin buru-buru kami ambil tikar karena tikar yang kami sediakan itu tidak cukup 50, jadi ambil lagi tikar. Kurang lebih 200 sampai 300 orang mengungsi, itu di satu kampung Ujoh Bilang saja,” terangnya.

Agus mengaku sudah menyebar personel ke daerah-daerah terdampak untuk melakukan asesmen. Menurutnya, lokasi yang terdampak saling berjauhan satu sama lain.

“Karena kampung-kampung ini berjauhan, jadi BPBD hanya bisa meng-cover sekitaran ibu kota kabupaten. Daerah lain kita serahkan ke pengurus umum masing-masing kecamatan,” tambah Agus.

Sebelumnya diberitakan bahwa banjir merendam 5 kecamatan di Mahulu. Banjir awalnya menerjang Kecamatan Long Apari pada Senin (13/5), kemudian meluas ke empat kecamatan lainnya pada Selasa (14/5).

“Di Mahulu ini ada 5 kecamatan. Di Long Apari sudah mulai surut tetapi hari ini berdampak ke kecamatan ilir seperti Long Pahangai, Long Bagun, Laham, dan Long Hubung secara bergiliran,” pungkasnya. (MK)

Editor: Agus S

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti