JAKARTA – Kurikulum Merdeka yang diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim sejak awal 2022 lalu merupakan kurikulum yang dianggap jauh lebih ringkas, sederhana dan lebih fleksibel untuk bisa mendukung learning loss recovery akibat pandemi Covid-19.
Namun, ternyata saat ini Kurikulum Merdeka juga diakui oleh satuan pendidikan bertaraf internasional sebagai kurikulum yang bisa mendukung proses belajar mengajar yang fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik sesuai fasenya.
Salah satunya, Putera Sampoerna Foundation (PSF). Senior Director Putera Sampoerna Foundation, Elan Merdy mengungkapkan bahwa saat ini seluruh satuan pendidikan yang berada di bawah naungan PSF telah mensinergikan antara Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum Global atau internasional.
Menurutnya, Kurikulum Merdeka memiliki persamaan filosofi dengan Kurikulum Global. Sehingga, dalam implementasinya tidak terlalu membebani atau menyulitkan para guru maupun siswa.
“Penerapannya tidak sulit. Malah ada kelebihan di Kurikulum Merdeka yang dapat mengisi ruang kosong di Kurikulum Global. Itu yang bisa digunakan PSF untuk bisa mengisinya yaitu kita tekankan bagaimana mengisi perkembangan zaman tanpa melupakan akar budaya kita,” kata Elan di Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta, Rabu (15/5/2024).
Selain itu, Elan juga menilai bahwa Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Bahkan, diakui pula di dalam Kurikulum Merdeka memiliki kekuatan yang baik dalam membentuk pelajar yang percaya pada Tuhan, bergotong royong, mandiri, memiliki kreatifitas dan baik dalam berpikir kritis. Dan hal itu sangat relevan dengan berjalannya kurikulum asing.
“Filosofinya sama, namun kita melihat lagi cara mengajarnya, ini yang kita terapkan pembelajaran yang berdeferensiasi,” tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Sesdirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Temu Ismail membenarkan bahwa Kurikulum Merdeka memang sejalan dengan apa yang terkandung di dalam Kurikulum Global atau Internasional.
Terlebih, Kurikulum Merdeka juga memberikan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Kemudian, guru juga memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
“Yang dilakukan PSF inline dengan apa yang menjadi visi misi Kurikulum Merdeka. Hal Ini menjadi motor dan praktik baik yang mungkin bisa kita dorong untuk sekolah-sekolah yang khususnya menggunakan Kurikulum Merdeka itu bisa mencontoh atau mengadopsi program pembelajarannya,” pungkas Temu. (MK)
Editor : Nicha R