Presidensi Dua Masjid Suci (GPH) sebagai pengelola Masjidil Haram berhasil memotret Hajar Aswad atau Batu Hitam dengan teknologi terkini. Sehingga, batu suci itu terlihat jelas untuk pertama kalinya. Pemotretan Hajar Aswad menggunakan teknologi Focus Stack Panorama atau teknik fokus panorama bertumpuk.
Lewat akun medsosnya, Rabu (5/4/2021), GPH menjelaskan bahwa teknik ini berupa foto-foto dengan kejernihan berbeda yang digabungkan untuk menghasilkan satu foto dengan tingkat akurasi dan kualitas tinggi.
GPH memberikan informasi teknis soal pemotretan Hajar Aswad sehingga terlihat detail untuk pertama kali:
– Waktu pengambilan gambar: 7 jam
– Jumlah foto yang diambil: 1.050 panorama bertumpuk
– Resolusi gambar 49.000 Megapixel
– Waktu proses gambar: lebih dari 50 jam kerja
SUDUT DIMULAINYA TAWAF
Hajar Aswad terletak di sudut timur Ka’bah dan terlihat seperti satu batu yang terlindung dalam bingkai perak. Sudut ini merupakan titik dimulai dan berakhirnya ibadah Tawaf (mengelilingi Ka’bah 7 putaran berlawanan arah jarum jam).
Sebelum masa pandemi, kaum muslimin yang berziarah ke Masjidil Haram akan berusaha untuk melihat dari dekat, menyentuh, mengusap, dan mencium Hajar Aswad. Hukum mengusap dan mencium Hajar Aswad adalah sunah.
Namun, di masa pandemi, hal itu terlarang. Pagar penghalang mengelilingi Ka’bah sehingga jemaah hanya bisa melihat Hajar Aswad dari kejauhan.
TERDIRI DARI 8 PECAHAN BATU
Jika dilihat sekilas, Hajar Aswad tampak besar. Namun, sejatinya Hajar Aswad bukan lagi sebuah batu utuh. Hajar Aswad merupakan pecahan batu kecil yang berwarna hitam/gelap.
Hajar Aswad yang sekarang dilindungi dengan bingkai perak itu terdiri dari delapan batu kecil yang digabung dengan frankincense Arab berbentuk oval berwarna kemerahan. Batu Hajar Aswad terkecil ukurannya tak lebih dari 1 cm, yang terbesar tidak melebihi ukuran 2 cm.
Dalam foto yang dilansir GPH, terdapat fragmen batu berwarna hitam. Nah, itulah Hajar Aswad yang tersisa. Berdasar riwayat, Hajar Aswad berasal dari surga dan ditempatkan di Ka’bah oleh Nabi Ibrahim setelah diberikan oleh Malaikat Jibril. Jadi, batu suci tersebut saat ini berusia ribuan tahun.
Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda,”Ketika Hajar Aswad turun dari surga, warnanya lebih putih dari susu, tetapi dosa anak-anak Adam membuatnya menjadi hitam.”
Dalam sejarah peradaban manusia, Hajar Aswad menjadi rebutan banyak pihak sehingga beberapa kali dicuri, dihantam dengan kapak hingga pecah, dicungkil, dan diambil pecahannya.
Akibat perusakan tersebut, Hajar Aswad menyisakan kepingan-kepingan kecil. Kepingan yang tersisa itu lantas direkatkan pada tahun 1932 pada masa Raja Abdul Azis al-Saud dengan bahan tertentu. Hingga kemudian Hajar Aswad mewujud seperti saat ini. (red)