SAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda belum bisa memastikan kapan Jembatan Mahkota II bisa dibuka kembali, paska-abrasi yang terjadi pekan lalu. Bisa tidaknya jembatan sepanjang 1.388,5 meter itu dilalui kendaraan lagi, menurut Wali Kota Samarinda Andi Harun, sangat bergantung hasil analisa dan investigas dari konsultan independen dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Sekarang kita gotong royong bersama PUPR, agar bisa menentukan solusi teknis akurat apa untuk Jembatan Mahkota II,” kata Andi Harun. Analisa perlu dilakukan, lanjut dia, menyusul temuan bahwa abrasi mengakibatkan bergesernya pylon atau menara jembatan, ke sisi kanan sepanjang 7 milimeter dan turun 30 milimeter.
[irp posts=”13964″ name=”Ancaman Pidana bagi Penerobos Mahkota II, Alat Sensor Tegangan Kabel Hilang Dicuri”]
Analisa mendalam perlu dilakukan, karena berdasar fakta bahan jembatan mayoritas adalah beton. “Jadi pergeseran sangat berpengaruh dengan kelangsungan jembatan,” tambah Andi Harun. Selain itu, investigasi untuk menjawab kecurigaan, apakah abrasi timbul akibat pengerjaan proyek Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Kalhold yang berada tepat di samping areal pylon.
“Ada yang bilang seharusnya sebelum menguruk, mereka membuat tanggul dulu. Dibilang juga lebar urukan diduga melebihi perencanaan semula,” lanjut mantan anggota DPRD Kaltim ini. Hingga hasil investigas disimpulkan, Andi Harun meminta PT Nindya Karya selaku kontraktor pelaksana proyek untuk standbye jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
[irp posts=”13776″ name=”Mahkota II Terancam Ambruk, Abrasi karena Tak Diturap, Tak Diberi Tanaman Pelindung”]
Wali Kota berharap, investigasi tak berlangsung lama karena pihak yang dilibatkan memang kompeten di bidangnya. Misalnya, Direktur Pembangunan Jembatan, Direktorat Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Kementerian PUPR Yudha Handita Pandjiriawan, tercatat terlibat langsung dalam pembangunan Mahkota II beberapa tahun lalu.
Akibat bergesernya pylon, Pemkot Samarinda memutuskan untuk menutup jembatan terhitung Senin (26/4/2021). Penutupan dilakukan untuk menghindari potensi penambahan beban jembatan yang berakibat pada semakin bergesernya pylon.
Sementara itu, pantauan media ini di sisi Sungai Kapih, terlihat petugas berjaga di pos penjagaan Jembatan Mahkota II. Ad 12 personel Dishub Samarinda yang telah ditugaskan untuk menjaga jembatan. Terbagi menjadi dua penjaga di tiap sisi jembatan dalam tiga shift. Yakni pukul 06.30-13.00, 13.00-18.00 dan 18.00 hingga 23.00 Wita.
Suasana Minggu (3/5) sore juga terlihat sepi. Tidak ada lagi, lalu lalang kendaraan yang biasanya padat melintasi jembatan. Ada 14 barrier berukuran besar disusun menjadi dua lapis menghalangi akses ke jembatan.
Nyaris, tidak ada celah lagi, bagi kendaraan maupun orang untuk menerobos jembatan. Beberapa kendaraan yang akan menuju jembatan, terpaksa putar balik. “Sementara dilarang, kecuali petugas proyek,” ucap Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda, Herwan Rifa’i beberapa waktu lalu.
Dikatakannya keputusan penutupan Jembatan Mahkota II sudah sangat terang. Kendaraan dan masyarakat umum dilarang melintasi jembatan. Sebab, jika dilewati, dikhawatirkan ada potensi penambahan beban jembatan yang telah bergeser pylonnya.
Herwan mengatakan, pembatas yang telah dipasang tidak bisa diangkat mudah. Berat satu barrier mencapai 500 kilogram. “Ngangkatnya aja pakai mobil crane. Mau sepuluh orang yang mengangkat juga pasti berat,” ucapnya. Police line dan tulisan penutupan sementara Jembatan Mahkota II, juga dipasang .”Dishub hanya mengawasi. Tapi kalau dari ketentuan kepolisian, jika melanggar police line ada potensi (sanksi) pidana,” tandasnya. (gs/red2)