JAKARTA – Menko Polhukam Mahfud MD memastikan pemerintah telah menetapkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan orang-orang yang tergabung serta mendukung gerakan tersebut dikategorikan sebagai teroris. Hal itu ditegaskan Mahfud usai sejumlah tindak kekerasan hingga penembakan yang berujung tewasnya beberapa aparat hingga rakyat sipil di Papua yang melibatkan KKB.
“Pemerintah menganggap bahwa organisasi dan orang-orang di Papua yang melakukan kekerasan masif dikategorikan sebagai teroris,” ujar Mahfud dalam konferensi pers di Gedung Kemenko Polhukam, kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Pernyataan pemerintah dalam hal ini, kata Mahfud, juga sejalan dengan pernyataan-pernyataan sejumlah tokoh dan organisasi, seperti BIN, Polri, TNI hingga Ketua MPR. “Fakta bahwa banyak tokoh masyarakat dan adat Papua yang datang ke kantor Kemenko Polhukam serta pimpinan resmi Papua yang menyatakan dukungan kepada pemerintah untuk melakukan hal yang diperlukan guna menangani tindak kekerasan yang muncul belakangan di Papua,” ucap Mahfud.
Mahfud pun menyayangkan pula akan terjadinya sejumlah tindak kekerasan dan aksi yang terbilang brutal di Papua yang dilakukan oleh orang-orang yang bergabung dalam OPM atau KKB.
Bahkan, kata dia, tak sedikit masyarakat sipil yang menjadi korban dari kebrutalan para KKB ini. Atas dasar itulah sejalan dengan ketentuan yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2018 maka sudah sepatutnya KKB ini masuk dalam kategori teroris.
“Ini sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 5 tahun 2018 di mana yang dikatakan teroris itu adalah siapa pun orang yang mengancam, menggerakkan dan mengorganisir terorisme,” kata Mahfud.
“Sedangkan terorisme adalah setiap perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas yang dapat menimbulkan korban secara massal,” tutupnya.
TERJUNKAN ‘PASUKAN SETAN’
Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto telah melepas sekitar 400 pasukan bantuan untuk ikut mengamankan situasi di Papua. Pasukan yang dilepas adalah Yonif 315/Garuda.
Yonif 315/Garuda atau batalyon Infanteri 315/Garuda adalah salah satu kesatuan dalam Batalyon Infanteri di TNI Angkatan Darat. Yonif 315/Garuda didirikan 20 Agustus 1948. Batalyon Infanteri 315/Garuda merupakan satuan tempur yang langsung berada di bawah Korem 061/Surya Kencana.
Mereka memiliki posisi dan peran penting dalam mendukung tugas pokok Korem 061/SK dalam menjaga keutuhan dan ketahanan wilayah dari berbagai ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Selain itu, Yonif 315/Garuda juga dikenal dengan nama ‘pasukan setan’ karena kemampuannya yang baik dalam melaksanakan tugas dan operasi di lapangan.
Sebelum diberangkatkan ke Papua, Yonif 315/Garuda sempat menjalani pelatihan selama sebulan sejak 27 Maret 2021 di Outdoor Sport TWA, Cimanggu Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto sempat memberikan pengarahan kepada seluruh personel Yonif 315/Garuda sebelum diberangkatkan ke Papua. Budi meminta para prajurit harus bangga dalam menjalankan tugas mengamankan wilayah Papua.
“Sebagai prajurit Siliwangi, kalian harus bangga mengemban tugas ini karena sesungguhnya keberadaan kalian dalam Satgas Pamrawan bukan semata menjalankan tugas pimpinan,” kata Nugroho dikutip Jumat (30/4).
Lebih lanjut, Nugroho juga memberikan dorongan serta semangat kepada prajurit Satgas Yonif 315/Garuda. Ia mendoakan seluruh prajurit dapat menjalankan tugas ini dengan baik dan diberi keselamatan.
Berdasarkan informasi dihimpun, Satgas Yonif 315/Garuda sudah tiba di Papua. Terkait hal itu, Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes Pol M Iqbal Al qudussy mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut. “Belum tahu, belum dapat informasi,” kata Iqbal.
DAPAT DUKUNGAN KETUA MPR
Ketua MPR, Bambang Soesatyo, meminta personel gabungan turun dengan kekuatan penuh untuk memberantas aksi kelompok kriminal bersenjata (KKB). Aksi komplotan tersebut sudah sangat meresahkan warga. KKB kembali menyerang hingga menyebabkan kontak senjata dengan prajurit TNI. Dalam insiden tersebut Kabinda Papua Brigjen TNI Putu Danny gugur terkena tembakan saat meninjau Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Minggu (25/4/2021).
Saya turut berduka cita atas meninggalnya Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny akibat ditembak oleh KKB di Beoga,” kata Bamsoet di Jakarta, Senin (26/4/2021). Dia mengatakan, tidak boleh ada lagi toleransi terhadap KKB untuk melakukan aksi kejahatan yang meresahkan masyarakat serta mengakibatkan korban jiwa.
Bamsoet meminta pemerintah dan aparat keamanan tidak ragu dan segera turunkan kekuatan penuh menumpas KKB di Papua yang kembali merenggut nyawa. “Kalau perlu turunkan kekuatan 4 Matra terbaik yang kita miliki selain Brimob Polri, Gultor Kopassus, Raiders, Bravo dan Denjaka. Kasih waktu satu bulan untuk menumpas KKB,” ujarnya.
Dia menilai tindakan KKB di Kabupaten Puncak Papua dalam beberapa waktu ini sudah sangat meresahkan. Mulai dari penembakan guru, tukang ojek, pelajar, dan aksi anarkistis lainnya.
ADA 6 KELOMPOK AKTIF
Polda Papua memetakan pergerakan dari Kelompok Kriminal Bersenjata yang selama ini aktif melakukan gangguan keamanan di wilayah pegunungan. Total ada enam kelompok KBB dinyatakan aktif.
Kapolda Irjen Mathius Fakhiri mengatakan, enam kelompok KKB itu berada di wilayah Kabupaten Puncak, Intan Jaya dan Nduga.
“Kelompok ini sebetulnya kelompok besar, namun yang aktif selama ini ada enam kelompok. Mereka melakukan aktivitas di daerah Ilaga dan Beoga Kabupaten Puncak, Sugapa Kabupaten Intan Jaya dan di daerah Nduga,” kata Fakhiri dikutip dari Antara, Senin (3/5).
Fakhiri menuturkan, pimpinan KKB yang aktif di wilayah pegunungan Papua sudah lama masuk dalam Daftar Pencarian Orang. Mulai dari Lekagak Telenggen, Militer Murib, Sabinus Waker, Egianus Kogoya dan lainnya. “Sempalan dari kelompok Lekagak Telenggen di Kabupaten Puncak itu sekarang terbagi dalam dua kelompok,” ucap Fakhiri.
Setelah kasus pembunuhan terhadap dua guru di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak pada 8 dan 9 April 2021, pasukan TNI dan Polri sudah dikirim ke Beoga untuk melakukan pemulihan keamanan. Mereka juga melakukan penegakan hukum terhadap pelaku penembakan.
Fakhiri menambahkan, selain ke Beoga, pasukan gabungan TNI dan Polri juga dikirim ke Ilaga untuk menyekat ibu kota Kabupaten Puncak itu dari gangguan KKB.
“Memang sedikit agak terlambat sehingga ada kejadian beruntun di Ilaga. Kami akan terus menempatkan perkuatan pengamanan pada dua titik itu sekaligus melakukan penindakan kepada mereka karena tidak boleh lagi ada yang melakukan kekerasan bersenjata maupun kejahatan lainnya yang membuat masyarakat menjadi trauma, takut, dan merasa terintimidasi. Karena itu upaya penegakan hukum akan terus kami lakukan secara tegas dan terukur,” jelas Fakhiri.
Fakhiri menuturkan, dengan adanya tambahan personel gabungan TNI dan Polri pihaknya akan berupaya maksimal menangkap para gembong KKB yang selama ini menjadi aktor utama dibalik serangkaian aksi kekerasan bersenjata di wilayah pegunungan Papua.
“Tentu kami dari kepolisian berusaha maksimal untuk menangkap mereka hidup-hidup agar jaringannya terungkap. Tapi kalau mereka melawan, kami akan lumpuhkan. Sampai sekarang kami masih terus bekerja,” ucap Fakhiri.
Lebih lanjut, Polda Papua bersama unsur TNI juga terus melakukan penggalangan ke semua elemen masyarakat dan pemerintah daerah agar mereka tidak takut dan segera memisahkan diri dari kelompok bersenjata yang sekarang telah ditetapkan sebagai kelompok teroris.
“Kami harus memastikan bahwa tindakan penegakan hukum dilakukan terhadap mereka-mereka yang selama ini menjadi bagian dari kelompok yang melakukan gangguan keamanan di Kabupaten Puncak, Intan Jaya dan Nduga. Mungkin saja nanti ada sempalan-sempalan mereka yang datang dari Kabupaten Puncak Jaya dan Paniai,” tutup Fakhiri.
TERORIS KKB TEBAR ANCAMAN
Dengan gagah beraninya teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua menantang TNI dan Polri. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB – OPM) berkoar dalam sebuah video. Mereka menantang TNI dan Polri dari dalam hutan Nduga, Papua.
Dalam video itu memperlihatkan tiga orang sedang memberikan peringatan. Satu di antara mereka mengaku tak takut meski sudah dilabeli teroris.
Bahkan, mereka tidak takut dengan berapapun personel yang diturunkan oleh TNI-Polri untuk menumpas habis mereka di pedalaman. Katanya, tidak akan mundur satu langkah pun dengan berapa banyak jumlah personel yang datang akan kami layani.
“Kami tidak akan mundur satu langkah pun, kau mau kirim berapa personel pun tetap kita layani.”Anda sudah kirim berapa personel, itu tidak akan (bisa) keluar,” kata seorang pria sambil menunjuk-nunjuk seperti yang dikutip pikiran-rakyat.com pada Minggu, 2 Mei 2021. (red)