SAMARINDA – Rombongan Dinas Kesehatan Kaltim bersama tim naskah akademik dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unmul juga mengunjungi Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) Bangil Bali.
Melihat langsung proses pengolahan bahan ramuan menjadi bahan setengah jadi. Biasanya pelaku UMKM yang banyak menggunakan jasa P4TO untuk olahan jamu atau ramuan yang akan mereka jual.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kaltim, dr. Rony Setiawati mengatakan, tujuan kunjungan ke P4TO terkait dengan rencana pembentukan UPTD Kestrad. Pelayanan Kesehatan Tradisional (Kestrad) Komplementer menggunakan cara kombinasi dengan memadukan antara keterampilan dan ramuan. Itulah yang menjadi acuan.
“Kaltim belum memiliki, ini menjadi pembelajaran bagi kita, semoga nanti Kaltim bisa memiliki seperti itu. Dan ini juga membantu teman-teman UMKM karena mereka mengolah menjadi bahan setengah jadi. Juga menjamin mutu produk olahan bahan jamu atau ramuan,” jelasnya.
Menurutnya, melalui P4TO diharapkan dapat mendukung pengolahan yang terstandar, sehingga produk pasca panen tanaman obat dapat memenuhi persyaratan kualitas serta keamanan, sehingga dapat meningkatkan daya saing.
Melalui P4TO ini diharapkan kemandirian bahan baku obat dan obat tradisional dapat berjalan secara terarah, komprehensif, serta terintegrasi, sehingga dapat membantu masyarakat dan para pengusaha obat tradisional dalam penyediaan bahan baku obat tradisional.
Penanggungjawab Program Kestrad, Nahara Isnani menambahkan, memiliki P4TO juga sebagai landasan bahwa Kaltim memang membutuhkan UPTD. P4TO gabung dengan UPTD untuk bisa mendukung ramuannya.
“Setelah ini, kita akan melakukan FGD dengan OPD terkait untuk usulan pembentukan UPTD Kestrad. Dengan kondisi Kaltim yang anggaran kesehatan yang cukup memadai dan SDM yang cukup. Apalagi Kaltim sebagai penunjang IKN,” ucapnya.
Di Provinsi Bali sendiri, saat ini sudah didirikan 3 unit P4TO yang terletak di Kabupaten Karang Asem, Bangli, dan Tabanan. (adv)