spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Demo May Day di Jakarta Diwarnai Penangkapan dan Rusuh

JAKARTA – Polisi menangkap puluhan orang saat demo May Day 2021 di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, tepatnya di depan gedung Bank Indonesia, Sabtu (1/5) sore sekira pukul 15.45 WIB. Massa yang banyak diantaranya memakai almamater mahasiswa ditarik dan digelandang ke beberapa mobil polisi. Sejumlah wartawan meminta polisi tak menangkapi para mahasiswa tersebut. “Pak jangan ditangkap, Pak,”. Namun, permintaan itu tak diindahkan petugas.

Mayoritas polisi yang melakukan penangkapan mengenakan seragam korps Brimob. Beberapa tangan mahasiswa dipasangi borgol plastik sebelum masuk ke kendaraan polisi. Mahasiswa yang selamat dari penangkapan lari ke arah Kebon Sirih. Beberapa di antaranya digendong oleh rekan-rekanya dan meminta air. Belum jelas penyebab munculnya kerusuhan tersebut.

Namun sebelum kerusuhan terjadi, massa demo dari Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) dan polisi terlibat selisih paham di depan gedung Bank Indonesia tersebut. Massa yang ingin maju ke kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha tertahan di jalan tersebut.

Menurut Juru Bicara GEBRAK, sebagian massa demo dari aliansinya tidak diizinkan polisi masuk ke dalam barisan. Akibatnya, sebagian massa yang berada di Jalan MH Thamrin arah Bundaran HI tersebut terpisah. Massa itu yang akhirnya ditangkapi polisi.

[irp posts=”14010″ name=”Mahasiswa Demo, Buruh Bagi Sembako, Peringatan Hari Buruh Internasional di Kaltim “]

“Kami mohon kepada bapak-bapak polisi yang ada di belakang agar mengizinkan kawan-kawan kami bergabung,” kata Nining dari atas mobil komando, seperti diberitakan Tempo.

Sementara dari Jalan M.H Thamrin arah Istana Negara, Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Hengki Hariadi meminta massa gebrak untuk segera maju ke area Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Namun, massa tak mau maju karena rekan-rekannya masih tertahan. “Ayo maju sekarang. Nanti keburu magrib,” kata Hengky melalui pengeras suara.

Aksi saling tarik-ulur ini berlangsung dalam hitungan jam. Hengki juga sempat menyatakan massa tidak tertib protokol kesehatan karena tidak menjaga jarak. Namun menurut Nining, kondisi massa dari aliansinya terjebak oleh tindakan polisi sendiri.

Sebelum GEBRAK datang ke area itu, massa buruh lain dari KSPI telah melakukan demo May Day. Namun, massa yang dipimpin oleh Said Iqbal itu bubar pada siang harinya. Para buruh KSPI difasilitasi swab antigen oleh Polda Metro Jaya sebelum turun ke jalan. Demo oleh KSPI berjalan lancar.

BURUH MAKIN RENTAN
Indonesia for Global Justice (IGJ) dan Kesatuan Perjuangan Rakyat (KPR) menyebut negara telah gagal melindungi buruh, khususnya melalui UU Cipta Kerja yang membuat buruh semakin rentan.

Pernyataan sikap ini disampaikan KPR dalam aksi Hari Buruh Internasional di 15 Provinsi dan 54 Kabupaten kota untuk melanjutkan perjuangan menolak UU Cipta Kerja dan seluruh aturan turunannya.

Ketua Umum KPR Herman Abdulrohman menilai aturan tersebut hanya akan membuka celah para elite politik dan kroninya memonopoli akses ekonomi di Indonesia. Sementara itu, hak dasar buruh dikurangi dan PHK massal di mana-mana.

“Di dalam aturan turunan UU Cipta Kerja, banyak yang bertabrakan dengan konstitusi terutama dalam Masa Covid yang membuat banyak perusahaan melakukan PHK massal dengan alasan ‘Force Majeure’ dan dilonggarkan di PP 35 Tahun 2021. Sedangkan dalam Putusan MK No 19 tahun 2011, setiap dalih keadaan memaksa tersebut harus mengalami tutup permanen, keadaan seperti ini paling tidak membuat 345 Anggota kami mengalami kehilangan pekerjaan,” ungkap Herman dalam siaran tertulis, Sabtu, 1 Mei 2021.

Direktur Eksekutif IGJ Rachmi Hertanti mengatakan aturan ketenagakerjaan dalam UU Cipta kerja pada akhirnya hanya menjadi bumerang bagi Indonesia sendiri. Bahkan, gagal menjawab persoalan bonus demografi.

“Pengaturan ketenagakerjaan di bawah UU Cipta Kerja semakin membuat aturan yang lebih fleksible lagi. Artinya, ini akan meningkatkan jumlah pekerja informal yang pada akhirnya membuat skema jaminan menjadi tidak efektif,” kata Rachmi. (red)

 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti