PPU – Mantan Wakil Bupati Penajam Paser Utara (PPU) dua periode dari 2008 hingga 2018, Mustaqim bisa dikatakan termasuk salah satu calon potensial jika melaju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Namun, dirinya memastikan tidak akan mencalonkan kembali. Karena menurutnya, kontestasi politik sangat membutuhkan uang yang banyak.
Mustaqim mengatakan dirinya tidak ingin melaju di Pilkada tahun ini, mengingat dirinya yang tidak memiliki uang untuk melaju kembali. Ia menyatakan bahwa jika ingin berhasil menjadi calon legislatif ataupun kepala daerah harus menggunakan kekuatan modal yang juga cukup.
“Jujur saja, saya ini tidak punya uang. Enggak gratis. Ya kalau keinginan pasti semua orang ingin,” jelasnya Senin (22/04/2024).
Dikatakan, meskipun menggunakan dukungan partai politik sekalipun juga harus memiliki modal yang cukup. Bahkan, secara track record bahwa dirinya telah memimpin dua periode pun tidak menjamin dirinya dapat berhasil memenangkan kontestasi tersebut.
“Saya juga sudah mencalonkan legislatif sebelumnya. Ya karena enggak pakai uang, ya enggak lolos juga. Berbeda dengan dahulu, saya melaju di dua periode itu ya enggak pakai uang,” tambahnya.
Bahkan Mustaqim menyayangkan perubahan situasi politik sudah sangat berubah dari sebelumnya. Ia menceritakan saat pertama kali mencalonkan diri sebagai wakil bupati periode 2008-2013, warga PPU sangat anti dengan politik uang.
“Dulu itu waktu saya sosialisasi ke Kelurahan Maridan bahkan ada spanduk mereka menolak politik uang, sekarang sangat berbeda,” terangnya.
Pria kelahiran 1949 ini menyadari bahwa strata pendidikan juga sangat berpengaruh pada kualitas berpolitiknya. Ia mengatakan sangat merindukan masa-masa saat dirinya mencalonkan sebagai wakil bupati, bahkan saat melakukan sosialisasi masa itu, dirinya sangat ditunggu.
“Saya merindukan lagi masa itu, kayaknya tidak ada lagi, hanya segelintir saja,” tambahnya.
Mustaqim juga menegaskan jika dirinya diminta untuk kembali berkontestasi, dirinya akan menegaskan terkait dengan permodalan ini. Dikarenakan menurutnya, percuma bicara visi dan misi jika pada hari pemilihan diberi serangan fajar semua dapat berubah drastis.
“Saya berani bertaruh, jika pun Rektor Unmul (Universitas Mulawarman) yang mencalonkan diri, jika tidak punya uang maka tidak akan menang,” tegasnya.
Ia juga mengatakan dibanding dengan periode sebelumnya, periode kali ini tidak ada yang melakukan komunikasi kepada dirinya untuk berkontestasi bersama. Ia berharap siapa pun yang terpilih nanti bukan hanya dinilai karena uangnya saja, seolah orang baik hanya diukur dari berapa uangnya.
“Peluang korupsi pasca telah menjadi bupati itu banyak, tapi jangan sampai semuanya menjadi tidak baik karena hanya berfokus pada praktik politik uang dan akhirnya berurusan dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi),” pungkasnya.
Penulis: Nelly Agustina
Editor: Nicha R