spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Masih Langka, Harga BBM Eceran di Kubar Dijual Tembus Rp16 Ribu hingga Rp25 Ribu per Liter

KUTAI BARAT – Kelangkaan BBM di Kutai Barat sejak Selasa (9/4/2024) lalu, membuat antrean di  SPBU termasuk  di APMS di Kabupaten Kutai Barat. Bahkan sekarang warga juga harus rela antre  di tempat pengecer BBM yang ada di pinggir jalan, karena sulitnya mendapat bahan bakar minyak kendaraan mereka.

“Bukan sulit lagi, memang langka. Saya dari Kecamatan Linggang Bigung dapatnya di Gesaliq sini wilayah Kecamatan Barong Tongkok,”ujar Niko, salah satu warga saat mengisi BBM kendaraan roda dua miliknya, Senin (15/4/2024).

Ia berharap, ini menjadi perhatian Pemerintah daerah dan pihak terkait, terutama dalam menertibkan pengetap di SPBU dan APMS, supaya ada kesempatan bagi warga untuk mendapatkan BBM. Sebab harga di pengecer tentu sudah lebih mahal.

“Dengan ekonomi sekarang agak berat juga. Tapi karena tidak ada ya apa boleh buat, tetap saja beli dengan harga cukup mahal di pengecer,” katanya.

“Jadi ke depannya, Pemerintah perlu menertibkan yang pengetap ini. Soalnya tidak ada kesempatan bagi warga umum di SPBU maupun APMS,” harap Niko.

Sementara itu, Herman, Pengecer BBM di Kampung Gesaliq menjelaskan, kelangkaan ini terjadi karena hampir seluruh SPBU dan APMS sempat tutup sebelum Lebaran.

“Karena tutup lebih awal tadi, tentu stok di kami pengecer ini juga terbatas. Jadi pas buka, bertumpuk lah di SPBU dan APMS seperti sekarang ini,” jelas Niko.

Ditambah lagi insiden kebakaran yang terjadi di SPBU Belintut, mengakibatkan pasokan BBM ke Kubar berkurang.

“SPBU yang paling besar di Kubar ini kan di Belintut, jadi otomatis karena insiden itu, ya suplai minyak juga berkurang. Kan mereka sementara ini berhenti beroperasi, makanya susah gini, sedangkan kami yang pengecer aja tidak semuanya dapat,” lanjutnya.

Meski mengaku banyak pengecer yang dapat langsung dari SPBU atau APMS, ada juga yang dapat stok BBM dari tangan ke dua, menyebabkan harga terpaksa harus dinaikkan.

“Harga ya bervariasi. Cuma kalau ada yang harga Rp16.000 sampai Rp25.000 per liter itu, tidak ngerti juga. Mungkin ada yang ambil kesempatan,” ucapnya.

Di Pom Mini miliknya, Herman mengaku terpaksa harus menaikkan harga dari sebelumnya Rp13.500 menjadi Rp15.000 per liter, karena untuk mendapatkan BBM yang di jual cukup jauh.

Sebab itu, Ia juga mengimbau kepada sesama pengecer agar bekerjasama menekan harga supaya tidak terlampau tinggi dan menyulitkan masyarakat.

“Kalau ada yang menawarkan minyak di atas harga Rp15.000 jangan diambil. Karena otomatis kita jual lagi, pasti harganya bakal naik. Jadi kita upayakan harga jangan terlampau mahal yang menyulitkan masyarakat, kalau bisa kembali normal seperti biasa,” pungkas Herman.

Pewarta : Ichal
Editor : Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti