TARAKAN – Operasi SAR pencarian jatuhnya pesawat Smart Air di Binuang, Kabupaten Nunukan, Kaltara, pada Jumat lalu akhirnya ditutup pada Senin (11/3/2024), malam. Menyusul seluruh korban yakni seorang pilot dan teknisi berhasil dievakuasi.
Komandan Lanud Anang Busra, Kolonel Pnb Bambang Sudewo menjelaskan, pencarian dan evakuasi korban pesawat Smart Air dimulai pada 8 hingga 11 Maret 2024 atau membutuhkan waktu selama empat hari.
“Dalam operasi ini, seluruh alutsista dan personel dalam keadaan selamat,” katanya Senin (11/3/2024), malam.
Selama operasi pencarian diakuinya tak ada kendala serius. Hanya saja di lokasi jatuhnya pesawat rata-rata cuaca terbuka dimulai pukul 15.00 WITA. Alhasil, petugas gabungan hanya memiliki waktu sekitar 3 jam untuk proses evakuasi.
“Waktu sampai pukul 18.00 WITA sebelum gelap. Jadi kita otomatis hanya punya waktu 3 jam selama pencarian. Alhamdulillah dengan kita atur strategi dan taktik, bisa memaksimalkan waktu,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Basarnas Tarakan, Syahril mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat langsung dalam pencarian, khususnya para petugas gabungan yang berjaga di lokasi jatuhnya pesawat. Syahril lanjut menjelaskan, evakuasi 10 personel yang berjaga di lokasi jatuhnya pesawat pun telah kembali dan seluruhnya dalam keadaan sehat.
Diberitakan sebelumnya, pesawat dengan rute Tarakan menuju Binuang, Krayan Tengah dikabarkan hilang kontak, Jumat (8/3/2024). Karena, pesawat milik maskapai Smart AIR itu seharusnya tiba di Binuang, Krayan Tengah pukul 9.25 WITA setelah take off dari Bandara Tarakan pukul 8.25 WITA.
Diketahui, pesawat milik Smart Air diisi seorang pilot, teknisi, serta memuat sembako untuk kebutuhan masyarakat di Krayan Tengah. Adapun pilot bernama M Yusuf dinyatakan selamat. Sementara teknisi bernama Deni S meninggal dunia.
Penulis: Ade Prasetia
Editor: Yusva Alam