KUTAI BARAT – Sejumlah 28 warga miskin yang memilik Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat (Kubar), harus menelan pahit. Pasalnya, janji akan mendapatkan bantuan tahun anggaran 2023, hingga sampai saat ini tidak teralisasi.
“Yang sangat memprihatinkan, dari 28 orang itu ada dua warga hingga sudah meninggal dunia. Bahkan dua rumah juga sudah turut ambruk. Namun bantuan yang dijanjikan tersebut tak kunjung didapatkan,” kata Kepala Kampung Muara Beloan H.Rudy Suhartono kepada MediaKaltim di Kutai Barat, Rabu,(10/1/24).
Awalnya akan mendapatkan bantuan itu, kata Rudy, bersumber dari Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kutai Barat telah meminta data jumlah RTLH di Kampung Muara Beloan tahun 2023 lalu.
Data tersebut terkait adanya permintaan dari salah seorang oknum anggota DPR RI yang akan memberikan bantuan dana untuk RLTH. Diinformasikan bahwa bantuan tersebut senilai Rp 20 juta untuk merehabilitasi rumah.
“Kami pun sudah menyiapkan data RTLH dimaksud. Kemudian, ada peninjauan dari pejabat SKPD di Kutai Barat ke Muara Beloan,” terangnya.
Kemudian dari 28 warga pemilik RTLH dimaksud diundang ke Kantor Kepala Kampung Muara Beloan. Tujuannya, untuk memberikan informasi bahwa akan ada bantuan RLTH.
Disarankan, bantuan tersebut jangan disalahgunakan. Melainkan harus digunakan untuk memperbaiki rumah, agar bisa bertempat tinggal di rumah masing-masing dengan layak.
“Namun setelah beberapa bulan berjalan, Pemerintah Kampung Muara Beloan mempertanyakan kepada Dinas Perkimtan Kutai Barat. Jawabannya diharap sabar menunggu. Ternyata sampai akhir tahun janji bantuan itu tidak ada,” ujarnya. T
Hal ini membuat sejumlah warga khususnya warga pemilik RLTH mempertanyakan kepada pemerintah Kampung terkait janji bantuan tersebut.
“Saya juga sempat bingung menjelaskannya bagaimana kepada masyarakatnya. Karena janjinya tidak dipenuhi. Sehingga kami menjadi sasaran warga, seolah-olah kami berbohong juga,” ungkap Rudy.
Terkait janji ini, pihak pemerintah Kampung Muara Beloan juga mempertanyakan kepada salah seorang anggota DPR RI Hetifah Syaifudian terkait bantuan RLTH tersebut.
“Maaf pak kalau soal RLTH itu bukan bagian dari saya (Hetifah) ,” pungkas Hetifah.
Dia menyebutkan, nama salah seorang anggota DPR RI yang lain yang memiliki tugas terkait usulan bantuan RLTH yang dimaksud.
Rudy berharap, meski bantuan ini tidak direalisasikan agar tahun anggaran 2024 bisa diwujudkan. Karena melihat kondisi fisiknya sudah sangat memprihatinkan. Dari 28 warga RLTH itu, ada dua warga yang sudah meninggal dunia dan bahkan dua rumah juga yang sampai ambruk.
Pewarta : Ichal
Editor : Nicha R