spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Habisi Kekasih karena Didesak Menikah, Kisah Pembunuhan yang Dilakukan Oknum TNI di Balikpapan

BALIKPAPAN – Kisah ini dimulai dua tahun silam. Ketika itu Riski Rahmadhini, yang masih berusia 28 tahun, berkenalan dengan seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pria berinisial MAM tersebut berpangkat prajurit kepala alias praka. Keduanya berkenalan di media sosial.

Riski bahagia setengah mati ketika pertama kali melihat wujud asli MAM di Balikpapan pada 2019 itu. Apalagi, MAM yang saat itu berusia 30 tahun, langsung menyatakan cintanya dan berjanji bakal meminang guru honorer di sekolah dasar tersebut. Riski segera menyambut pernyataan tersebut tanpa keraguan sama sekali.

Sejak saat itu juga keduanya berpacaran. Hari-hari dijalani dengan penuh kisah romantis. MAM pun sering bertandang ke rumah Riski, sejak perempuan tersebut masih tinggal di Jalan Asrama Bukit, Balikpapan Barat. Tujuh bulan lalu, ia pindah ke Perumahan Batu Ampar, Balikpapan Utara.

Di sana MAM menjalin keakraban dengan keluarga kekasihnya itu. Kuswanto, ayah Riski, bahkan sudah menganggap MAM sebagai anaknya. Karena bagi Kuswanto, MAM adalah orang yang ramah, bersahaja, dan baik hati.

Namun semua berubah ketika memasuki 2021. Diawali perubahan perilaku Riski yang tadinya periang menjadi pendiam. Acap kali sulung tiga bersaudara itu menyendiri, menjauhi perkumpulan keluarganya. Sebagai seorang ayah, Kuswanto segera mencium gelagat mencurigakan.

[irp posts=”12975″ name=”Hilang sejak Maret, Ditemukan Sudah Jadi Tulang, Diduga Pelaku Oknum TNI Pacarnya Sendiri”]

Lelaki 61 tahun itupun sempat menanyakan perubahan sikap tersebut kepada Riski. Riski menjelaskan dengan gamblang. Rupanya, orangtua MAM yang menjadi pemicunya. Kedua orangtua MAM yang berada di Jawa tidak merestui hubungan anaknya dengan Riski.

“Orangtua pelaku (MAM) ini tidak mau menerima menantu dari Kalimantan. Orangtua pelaku juga sudah menyiapkan calon lain buat anaknya,” terang Kuswanto kepada awak media di rumahnya, Rabu, 14 April 2021.

Meski tak direstui, hubungan asmara MAM dengan Riski terus berlanjut. Kepada keluarga Kuswanto, MAM tetap menyatakan akan menikahi Riski. Keluarga pun menyabutnya dengan suka cita. Sebuah rencana pernikahan mulai disusunnya.

Senin pagi, 1 Maret lalu, Riski bersolek. Sebuah kerudung diletakkan baik-baik di kepalanya. Ia juga mengenakan cincin emas di jari manis kirinya. Sementara lengan kirinya dihiasi gelang emas. Ia lalu memanaskan mesin sepeda motor matiknya.

Sekira pukul 09.00 Wita, Riski berpamitan ke keluarganya. Ia hendak ke kantor BPJS Kesehatan di Balikpapan Selatan untuk mengurus perubahan alamat rumahnya. Setelah itu ia berencana ke tukang jahit di Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur. Riski bergegas ke lokasi tersebut dengan menunggangi sepeda motor matik. “Di Manggar, dia mau mengambil baju persit buat pernikahannya nanti,” urai Kuswanto.

Hari sudah gelap, Riski belum juga pulang. Kuswanto mulai waswas. Hingga tengah malam ia terus menghubungi Riski lewat telepon seluler tetapi tak pernah ada jawaban. Hal serupa juga ia lakukan keesokan harinya, hasilnya pun masih sama.

Menjelang sore di tengah kegundahan, Kuswanto menghubungi MAM. Meminta agar MAM segera ke rumah Kuswanto. Kepada calon mertua, MAM mengaku sempat bertemu Riski di Manggar, sebelum ia juga putus komunikasi.

“Dia bilang di Manggar setelah mengambil baju persit, anak saya bertemu dengan temannya. Anak saya lalu pergi dengan temannya itu,” beber Kuswanto yang telah pensiun sebagai pegawai negeri sipil di Zeni Komando Daerah Militer VI/Mulawarman.

Rasa cemas Kuswanto semakin menjadi setelah beberapa hari Riski tak pulang. Ia lantas melaporkan kehilangan putrinya ke beberapa instansi kepolisian dan tentara di Balikpapan. Akan tetapi, hingga hari bersalin pekan, Riski tetap tidak diketahui keberandaannya.

Titik terang baru muncul ketika ponsel Kuswanto berdering pada 12 April lalu. Di balik sambungan tersebut, seseorang mengabarkan bahwa Riski telah ditemukan. Namun, Riski ditemukan dengan kondisi yang tak pernah dibayangkan Kuswanto sebelumnya. “Saya diberi tahu jika anak saya sudah jadi almarhum.”

Pikiran Kuswanto semakin kacau saat orang tersebut juga memberi tahu bahwa Riski meninggal dunia karena diduga dibunuh. Terduga pelaku pembunuhnya, tak lain tak bukan, adalah calon menantunya sendiri, yakni MAM. Yang bikin hati Kuswanto semakin hancur ketika mendapat kabar jika mayat putri kesayangannya itu telah dimutilasi oleh MAM.

“Bilangnya, dua minggu setelah anak saya dihabisi, pelaku mendatangi lagi jenazah anak saya. Kulit anak saya dicabuti,” beber Kuswanto.

Rabu siang, 14 April 2021, peti mati berisi bagian tubuh Riski tiba di rumah duka. Pihak keluarga bersama para kerabat segera membacakan ayat suci ke mediang. Hari itu juga, peti tersebut dikebumikan.

DITEMUKAN DALAM BENTUK TULANG BELULANG
Kepala Penerangan Kodam VI/Mulawarman, Letnan Kolonel Infanteri Taufik Hanif, membenarkan nyawa Riski diduga dihabisi Praka MAM. Hal ini diketahui setelah TNI menindaklanjuti laporan kehilangan yang dibuat Kuswanto dengan menggelar penyelidikan.

Awalnya, dari hasil penyelidikan, TNI mengetahui bahwa orang terakhir yang bertemu dengan Riski adalah MAM. Berangkat dari penemuan tersebut, Polisi Militer Kodam VI/Mulawarman segera memeriksa MAM. Pemeriksaan makin intensif dilakukan pada Jumat 9 April lalu. Dari pemeriksaan inilah MAM akhirnya mengakui perbuatannya bahwa ia telah membunuh Riski.

“Anggota kami, inisial MAM, diindikasikan melakukan tindakan pembunuhan terhadap saudari RR. Tersangka juga sudah kami tahan,” kata Letkol Inf Taufik Hanif, Rabu ini.

Kepada Pomdam, MAM juga mengatakan dirinya menghabisi dan meninggalkan mayat Riski di kawasan Jalan Proklamasi, Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur, pada 1 April itu. Senin, 12 April lalu, Pomdam mendatangi lokasi pembunuhan tersebut dengan membawa serta MAM. Di situ, petugas menemukan Riski sudah menjadi tulang-belulang. Namun belum semua bagian tulang-tulang Riski ditemukan.

“Tulang rusuk, tengkorak, punggung, tulang ekor dan sebagiannya sudah ditemukan. Kami masih terus mencari sisa tulang yang hilang,” beber Taufik.

Repoter kaltimkece.id, jejaring mediakaltim.com telah medatangi lokasi pembunuhan tersebut. Jarak dari Jalan Proklamasi sampai ke lokasi tersebut sekitar 1 kilometer. Untuk bisa sampai ke lokasi harus menuruni jurang sedalam 100 meter dengan sudut kemiringan hampir 90 derajat. Di sekitar lokasi nampak dipenuhi pepohanan tertutup.

Kepada TNI, MAM turut memberikan alasannya membunuh Riski. MAM disebut selalu didesak untuk segera menikahi Riski. Namun MAM belum siap. Hal tersebut membuat MAM frustrasi hingga akhirnya menganiaya Riski sampai tewas.

“Pengakuan Praka MAM, dia ini mau Secaba (Sekolah Calon Bintara Angkatan Darat) dulu. Tapi, korban selalu mendesak tersangka untuk segera menikah,” kunci Kapendam VI/Mulawarman. (kk)

 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti