SAMARINDA – Kemacetan panjang kembali terjadi di sepanjang Tanah Datar poros Samarinda – Bontang, Minggu (11/4) sore hingga malam tadi. Menurut warga sekitar, kemacetan sudah menjadi langganan beberapa hari terakhir ini.
Antrean terjadi sejak dari depan Bandara APT Pranoto Samarinda yang menuju arah Bontang. Demikian sebaliknya, kemacetan juga terjadi dari Bontang menuju arah Samarinda, tepatnya dimulai simpang Muara Badak.
“Sampai malam ini (20.00 Wita, Red) masih mecet panjang Pak di Tanah Datar. Saya dari simpang Muara Badak sampai di depan Bandara APT Pranoto, baru bisa tembus setelah 3 jam,” keluh Muhammad Zaini, yang akrab dipanggil Omed, sopir travel Asosiasi Travel Bontang (ATB), kepada media ini, Minggu (11/4) malam tadi.
“Ini kah yang dibilang provinsi kaya? Untuk menutup lubang sekelas Tanah Datar saja harus menunggu anggaran. Malu pak, malu. Tadi sore saja, ada mobil ambulans lewat, harus susah payah melewati Tanah Datar. Padahal membawa orang sakit,” sambung Omed.
[irp posts=”9502″ name=”Kerusakan di Tanah Datar Banyak Makan Korban, Sudah Mendesak untuk Diperbaiki, Sopir: Masak yang Begini Dibiarkan Lama”]
Sebelumnya, Ketua RT 05 Desa Tanah Datar Kecamatan Muara Badak, Ramaluddin, mengatakan, upaya pengerjaan sebenarnya sudah dilakukan. Kontur jalan yang menonjol sudah diuruk. Lubang yang menganga juga sudah dikeruk. “Faktanya beberapa bulan ini memang sudah digarap. Meskipun karena hujan selalu terbuka lagi dan menjadi lumpur,” ungkapnya.
Namun, dia mengatakan seluruh aparatur tingkat RT, Desa, hingga Kecamatan, masih menunggu keputusan pemerintah untuk mengecor atau pengaspalan. Pengerjaan dijanjikan terlaksana Mei mendatang.
Sementara, Kepala Satuan Kerja (Satker) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah II Kaltimtara, Andre Sahat Tua Sirait, mengatakan ada dua platform anggaran untuk perbaikan jalan di Tanah Datar tersebut. Yakni dana transisi dan dana permanen.
Untuk dana transisi, BBPJN memiliki total anggaran sekitar Rp 1,3 miliar. Terdiri dari anggaran untuk penutupan lubang, peninggian badan jalan, pengendalian tanaman, dan pengendalian saluran air.
[irp posts=”12600″ name=”Ada 11 Konsensi Lahan Batu Bara di Poros Samarinda-Bontang, Disebut Biang Kerusakan Jalan”]
Wartawan media ini, Minggu (11/4) sore kemarin, juga ikut merasakan terjebak macet di kawasan ini. Perjalanan Samarinda-Bontang, yang biasanya cukup ditempuh paling lama 3 jam, harus menempuh perjalanan selama kurang lebih 6 jam.
Kerusakan di sepanjang Tanah Datar terlihat semakin parah. Lubang-lubang besar menganga sepanjang jalan mulai simpang Muara Badak sampai depan Bandara APT Pranoto.
Praktis kerusakan tersebut, membuat pengendara yang melintas harus berjalan melambat. Ini diperparah, adanya warga yang meminta di tengah jalan yang meminta sumbangan, untuk perbaikan jalan ala kadarnya.
[irp posts=”12596″ name=”Poros Samarinda-Bontang, Rusak Dilewati Truk Batu Bara Ilegal, Diperbaiki Pakai Uang Negara, Bisa Dijerat Pidana”]
Sementara tepat di kawasan tanah datar, terlihat juga alat berat sedang meratakan jalan. Pengendara pun harus bergantian untuk melewati kawasan ini.
“Ya begini Mas, selalu was-was sekarang kalau lewat Tanah Datar. Lebih parah lagi kalau hujan. Pasti ada saja kendaraan yang amblas dan bikin macet panjang lagi,” ungkap Sobirin, salah satu pengendara yang berbincang dengan media ini. “Ada jalur alternatif lewat Bengkuring, tapi jalannya sangat ekstrem. Susah dilewati,” tambahnya.
Sementara itu, keluhan serupa juga disampaikan Bakrie Makmur, warga Bontang yang kerap melintas jalan poros Samarinda-Bontang. “Kita semua sudah merasakan bersama kondisi Tanah Datar. Ganti saja namanya, dengan tanah berlubang. Ayolah Bapak-bapak yang punya wewenang. Pedulilah untuk cari solusi dalam waktu dekat. Ngak usah menunggu anggaran. Perintahkan saja pemilik tambang sekitar untuk menimbun pakai kerikil. Yang penting lancar dulu, ngak usah menunggu bagus,” tegasnya. (gs)