Catatan Rizal Effendi
PENJABAT (Pj) Gubernur Kaltim Dr Akmal Malik tampaknya punya perhatian khusus terhadap sektor pariwisata. Sejak mulai bertugas awal Oktober lalu, terlihat sikapnya yang punya semangat tinggi memajukan industri pariwisata di daerah ini.
Saya mencatat beberapa kegiatan wisata Akmal. Hanya beberapa hari setelah dilantik menjadi Pj awal Oktober lalu, dia sudah bercengkerama dengan buaya Riska dari Sungai Guntung, Bontang. Selain membawa pesan Mendagri Tito Karnavian yang menyukai buaya riska, dia melihat ada potensi wisata yang bisa dikembangkan dengan kehadiran buaya riska yang viral.
Akmal mendorong Wali Kota Bontang Basri Rase mengembangkan wisata alam terinspirasi dengan kehadiran buaya riska. “Kita berharap lokasi buaya riska dikembangkan menjadi destinasi baru tujuan wisata di Bontang,” kata Akmal ketika bertemu Basri.
Buaya riska jadi populer gara-gara puluhan tahun “bersahabat” dengan Pak Ambo. Malah Pak Ambo menganggap satwa liar itu seperti “anaknya.” Tiap hari dia beri makan ketika dia mencari ikan di Sungai Guntung. Buaya riska yang sempat dititipkan di penangkaran buaya Teritip Balikpapan, sekarang sudah kembali ke Bontang.
Belakangan Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri ini lagi bermain jetski di Sungai Mahakam. Hal yang sama juga dia lakukan di Pantai Istana Amal ketika berkunjung ke Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Malah di Pantai Istana Amal selain jetski, dia juga bermain paddle board.
Olahraga paddle board atau paddling sangat disukai Akmal. “Sudah 4 bulan saya tidak bermain paddling. Baru hari ini bisa, sangat menyenangkan apalagi pantainya sangat bagus,” kata Akmal penuh kegembiraan didampingi Pj Bupati PPU Makmur Marbun.
Keunikan paddling karena kita berdiri di atas papan sambil mengayuh di atas air. Karena itu juga sering disebut stand-up paddleboard atau disingkat SUP. Di Hawaii, asal olahraga ini disebut Hoe he’e nalu.
Mantan menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti juga menyukai paddling. Malah dia sempat menantang adu cepat dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg ketika ia melihat Mark mengunggah fotonya sedang melakukan paddling di Danau Tahoe, California.
Selama ini tempat-tempat terbaik yang direkomendasikan untuk bermain paddle board di Indonesia di antaranya Raja Ampat (Papua), Nusa Lembongan (Bali), Pulau Senua (Natuna), Pulau Pantara (Kepulauan Seribu), dan Pantai Kuta, Lombok. Bisa jadi berkat Akmal, Pantai Amal juga bisa menjadi arena baru. Kalau mau seru, tak ada salahnya Akmal mengundang Susi.
Bersama Wali Kota Samarinda Dr Andi Harun, Akmal bermain jetski dalam rangka memeriahkan Parade Jetski pada Festivsl Mahakam Tahun 2023 di Dermaga Mahakam Ilir, Jl Gajah Mada. Selain itu ikut bergabung Ketua DPRD Sugiono, Dandim 0901/Samarinda Kol CZI Eko Supri Setiawan dan Kadisporapar Muslimin. Andi Harun sepertinya baru pertama kali bermain jetski.
Akmal cukup mahir mengendarai jetskinya di Sungai Mahakam. Gubernur Kaltim sebelumnya baik Awang Faroek sampai Isran Noor memang jarang bermain-main di Mahakam. Awang dulu suka golf. Sama dengan Suwarna AF. Sedang Isran saya dengar pernah bermain tenis.
Ketika berjetski ria di Mahakam, Akmal sangat puas. “Sungai Mahakam sangat menarik dan eksotik. Pemkot Samarinda dan Pemprov Kaltim harus bersinerji mengembangkannya sebagai objek wisata. Apalagi dalam menyambut pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN),” jelasnya.
Wali Kota Andi Harun mengakui pengembangan Sungai Mahakam belum dilakukan secara maksimal. “Harusnya bisa kita buat lebih baik dari sungai yang ada di negara lain seperti Thailand dan Korea Selatan,” ujarnya.
Saat ini Pemkot Samarinda tengah menata teras Mahakam di sepanjang Jl Jenderal Soedirman. Sementara, atas prakarsa Pemrov Kaltim, sejak 2018 dikembangkan wisata susur Sungai Mahakam ditandai dengan peluncuran kapal wisata. Sampai sekarang sudah ada 5 kapal wisata beroperasi. Namanya Pesut Kita, Pesut Mahakam, Pesut Etam, Pesut Mahkota, dan Pesut Bentong.
Rute susur sungai kelima Pesut itu dari Pasar Pagi Samarinda. Ada yang cuma keliling sampai Jembatan Mahakam, ada juga yang sampai Tenggarong dan Kutai Lama. Saya dan cucu pernah ikut Pesut Mahakam sampai kota Tenggarong. Perpisahan Isran juga di antaranya naik Pesut. Malah dia sempat ikut bernyanyi lagunya Tulus, “Andai Aku Bisa.”
Sementara itu, bersama Bupati Paser dr Fahmi Fadli, Akmal sempat mendaki Gunung Embun alias Saing Boga. Suer, saya sendiri belum pernah ke sana. Kalau dilihat dari dokumentasi fotonya, menarik sekali Akmal dan Fahmi berfoto dengan latar embun atau gumpalan awan, yang menyelimuti Saing Boga. Inilah rupanya alasan utama sehingga lokasi itu disebut juga Gunung Embun.
Lokasi Gunung Embun berada di Desa Luan Muara Samu Tana Paser. Masuk dalam kawasan perkebunan kelapa sawit PT Anugerah Abadi Mukti Usaha (AAMU). Dari persimpangan Lolo, Kuaro menuju desa Luan kira-kira hampir satu jam melewati jalan berbatu.
Untuk kepentingan kepariwisataan, PT AAMU sudah melepaskan kawasan Gunung Embun seluas 10,26 hektare. “Biar itu dikelola dan dikembangkan oleh pemerintah daerah,” kata Director Corporate Affairs and Legal Asrul Lubis.
DITUNGGU DI MARATUA
Banyak yang memuji langkah Akmal. Sudah lama orang tahu kalau potensi kepariwisataan Kaltim tak kalah menarik dengan daerah lain. Sayangnya belum dikembangkan secara maksimal. Kerap tenggelam dengan kenyamanan migas, batu bara, dan kelapa sawit. Padahal pariwisata menjadi industri yang banyak dikembangkan oleh berbagai negara. Maklum multiplier effect-nya sangat besar.
Akmal sepertinya mengingatkan Kaltim. Jangan asyik dan mabuk di zona nyaman seperti sekarang ini. Sudah saatnya sektor pariwisata lebih digenjot apalagi dengan adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Saya dengar Pj Gubernur Kaltim juga berencana ke Maratua. “Ya kita lagi menyiapkan kunjungan beliau. Kalau bisa bersama kedatangan Jaksa Agung ST Burhanuddin,” kata Dr Meiliana, ketua Tim Pelaksana Percepatan Kerjasama Pengembangan Strategis Kepariwisataan Maratua.
Maratua banyak dibicarakan turis asing. Karena wisata lautnya yang sangat eksotik. Tak kalah menarik dengan Raja Ampat. Maratua masuk dalam gugusan Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, yang dikenal sebagai habitat penyu bertelur.
Bekerja sama dengan Seychelles, negara kepulauan di Samudera Hindia, Maratua juga dikembangkan dalam program ekonomi biru (blue economy). “Kalau sukses, kita bakal mendapat dana karbon seperti dari hutan Kaltim,” ujar Bu Mei, panggilan akrab Dr Meiliana.
Bank Dunia (World Bank) menyebutkan, ekonomi biru adalah penggunaan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan, serta secara simultan menjaga kesehatan dan keberlanjutan ekosistem laut.
Seorang warga menyatakan salut atas paradigma baru dalam membangun Kaltim, yang dikembangkan Akmal Malik. Dia mengusulkan APBD Kaltim yang lagi berlimpah ruah sebagian diarahkan secara serius untuk mengembangkan industri kepariwisataan Kaltim. “Bubuhan etam siap memberi dukungan,” katanya penuh semangat. (*)