PPU – Ketua DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Syahrudin M Noor mendorong adanya sekolah inklusi di Benuo Taka. Bertujuan untuk mendekatkan pelayanan pendidikan bagi disabilitas atau anak berkebutuhan khusus (ABK).
Dalam hal ini, Syahrudin meminta Pemkab PPU melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) PPU untuk membuka sekolah inklusi. Pasalnya, daerah ini belum memiliki sekolah umum yang dapat memberikan hak yang sama untuk para difabel.
“Kami mendorong sekolah inklusi dibuka agar anak berkebutuhan khusus lebih mudah mengakses pendidikan,” katanya, Sabtu (25/11/2023).
Dalam urusan pelayanan pendidikan untuk ABK, hanya ada satu Sekolah Luar Biasa (SLB). Lokasinya di Kelurahan Gunung Seteleng, Kecamatan Penajam.
“Hanya ada satu, jadi perlu dibuka sekolah inklusi agar anak berkebutuhan khusus di setiap kecamatan bisa mendapatkan akses pendidikan. Jadi, tidak mesti harus sekolah di SLB,” terangnya.
Menurut Syahrudin, pengadaan sekolah inklusi ini juga menjadi jawaban atas kurangnya layanan bagi penyandang disabilitas itu. Sekaligus, memberikan mereka kemajuan dalam meraih pendidikan yang layak.
Untuk diketahui, Dalam sekolah inklusi mengedepankan sistem layanan pendidikan yang mengatur agar siswa dapat dilayani di sekolah terdekat. Mereka akan berada di kelas reguler bersama-sama teman seusianya, tanpa harus dikhususkan kelasnya.
Dengan begitu, siswa dapat belajar bersama dengan aksesibilitas yang mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali difabel. Umumnya, jenis anak berkebutuhan khusus bisa masuk sekolah inklusi seperti tunanetra, tunawicara, tunadaksa dan autis ringan.
“Mereka ini tidak mesti harus sekolah di SLB, karena IQ mereka normal seperti anak pada umumnya,” jelas Syahrudin.
Lebih lanjut, adanya pembauran dengan siswa umum akan mampu meningkatkan kepercayaan diri terhadap anak berkebutuhan khusus yang menempuh pendidikan di sekolah inklusi. Kemudian Disdikpora PPU perlu membuka sekolah inklusi seperti juga beberapa daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) yang telah membuka bisa dijadikan rujukan.
“Kita perlu mendekatkan pelayanan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus melalui program sekolah inklusi,” tutupnya. (ADV/SBK)