spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dirut PLN Memilih EBT Dibanding PLTU demi Hindari Emisi GRK

JAKARTA – PT PLN (Persero) memproyeksikan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor ketenagalistrikan bisa mencapai 1 miliar metrik ton CO2 per tahun pada 2060 mendatang. Terutama apabila PLN tidak melakukan upaya untuk mengurangi emisi di sektor tersebut.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, emisi GRK yang dihasilkan dari sektor ketenagalistrikan saat ini jumlahnya mencapai 290 juta metrik ton CO2 per tahun. Adapun, apabila PLN hanya bekerja secara business as usual, maka emisi GRK di tahun 2060 akan tembus 1 miliar metrik ton CO2 per tahun.

“Kalau kita tidak melakukan intervensi, maka di 2060 emisi akan bertambah menjadi 1 miliar metrik ton CO2 per tahun. Ini bukan akumulasi ini adalah per tahunnya tetapi tentu saja pemerintah dalam hal ini Bapak Presiden dan Menteri ESDM sudah launching target Net Zero Emission untuk kelistrikan di tahun 2060,” ujar Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (15/11/2023).

Oleh sebab itu, guna mengurangi potensi naiknya jumlah emisi GRK di sektor ketenagalistrikan, maka PLN telah melakukan berbagai strategi. Misalnya yakni dengan membatalkan pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dengan kapasitas total 13,3 gigawatt (GW).

Menurut Darmawan, upaya ini bisa menghindari sekitar 1,8 miliar ton emisi CO2 yang dihasilkan dari PLTU tersebut dalam waktu 25 tahun ke depan. Adapun dalam fase perencanaan 1 GW memiliki emisi sekitar 5-6,5 juta metrik ton CO2 per tahun.

Selain itu, Darmawan membeberkan pihaknya juga sukses melakukan pembatalan terhadap 1,3 GW PLTU yang sudah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA). Langkah ini dapat menurunkan emisi GRK sekitar 180 juta ton CO2 selama 25 tahun ke depan.

Selanjutnya, dalam perencanaan RUPTL, PLN telah mengganti 1,1 GW PLTU dengan pembangkit EBT dan 800 MW PLTU dengan pembangkit gas. Upaya ini akan mampu menurunkan emisi sebesar 300 juta ton CO2 selama 25 tahun ke depan.

“Kemudian tiga tahun lalu kami ucapkan terima kasih kepemimpinan luar biasa Pak Menteri ESDM kami merilis RUPTL yang hijau dalam sejarah PLN yaitu 51,6 persen penambahan kapasitas adalah berbasis EBT,” tutupnya. (rls/adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti