SAMARINDA – Tanaman karet merupakan komoditas tradisional yang sudah relatif lama diusahakan sebagai perkebunan rakyat di Kalimantan Timur (Kaltim).
Kaltim sendiri merupakan salah satu provinsi penghasil karet di Indonesia, dengan luas areal mencapai 125.320 hektare dengan produksi sebesar 73.580 ton karet kering.
Meski sempat mengalami fluktuasi yang sangat tajam dan mengakibatkan komoditas ini ditinggal oleh para petani, namun kini seiring membaiknya harga karet di pasaran, komoditi karet kembali banyak diusahakan oleh masyarakat.
Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kaltim mempublikas informasi harga indikasi karet terbaru yang didasarkan dari kondisi komoditi tersebut.
Diketahui terdapat perbedaan harga karet antara kondisi kering dan basah, juga karet tingkat pabrikan dan tingkat petani.
Diketahui, terdapat penurunan harga komoditas karet sejak 21 November, kemarin dari harga sebelumnya yang menyentuh Rp.22.920/ kilogramnya (kg) kini turun sebesar 0,6 persen.
Dari informasi harga indikator karet yang di rangkum Tekapekaltim pada Rabu (22/11/2023), berikut harga terbarunya :
- Harga Jalan Pabrikan Kadar Karet Kering (K3) 100% berkisar Rp.18.000 – Rp.19.000 / kilogram (kg)
- Harga Karet Kering Stok Gudang 15 Hari Lebih K3 70%-75% berkisar Rp.13.750 – Rp.14.750 / kg
- Harga Karet Kering Stok Gudang K3 65%-64% berkisar Rp.12.800 – Rp.13.600 / kg
- Harga Karet Kering Stok Gudang Tingkat Petani / UPPB K3 60%-64% berkisar Rp.11.800 – Rp.12.600 / kg
- Harga Karet Kering Stok Gudang Tingkat Petani / UPPB K3 55%-59% berkisar Rp.10.800 – Rp.11.600 / kg
- Harga Karet Kering Tingkat Petani K3 50%-54% berkisar Rp.9.800 – Rp.10.600 / kg
- Harga Karet Basah Tingkat Petani K3 45%-49% Panen 2-3 Hari berkisar Rp.8.800 – Rp.9.600 / kg
- Harga Karet Basah Tingkat Petani K3 40%-44% (Baru Panen) berkisar Rp.8.800 – Rp.9.600 / kg.
Adapun dasar perhitungan harga indikasi karet di atas berasal dari harga Singapore Commodity (SICOM) hari ini pada Thecnically Specified Rubber (TSR20) atau Standar Indonesian Ruber (SIR20).
Diketahui SICOM menjadi rujukan perhitungan indikator harga karet sebab Singapura menjadi pasar utama bagi bahan olahan Karet Kering di Indonesia. (adv/ disbunkaltim)
Editor : Nicha Ratnasari