BALIKPAPAN – Kabar pasien remaja putri berinisial DA (15) meninggal dunia yang diduga akibat tidak optimalnya pelayanan Rumah Sakit (RS) Medika Utama Manggar, mendapat sorotan dari Wakil Ketua II DPRD Balikpapan, Sabaruddin Panrecalle.
Sabaruddin meminta Komisi IV DPRD Balikpapan untuk melakukan kunjungan lapangan ke Rumah Sakit (RS) Medika Utama Manggar.
“Setiap datangnya ajal memang tidak bisa dihindari, karena itu takdir dari yang maha kuasa. Namun yang mesti dipertanyakan itu terkait pelayanan di Rumah Sakit tersebut,” ujarnya, Jumat (10/11/2023).
Sabaruddin mengaku enggan berspekulasi atas adanya dugaan malpraktek atau sejenisnya yang membuat korban tersebut meninggal dunia di rumah sakit tersebut. Tapi yang ditekankannya adalah masalah pelayanannya.
Ia mengatakan informasi dari Komisi IV DPRD Balikpapan saat kunjungan ke sana terhadap kasus meninggalnya ibu hamil, juga didapatkan informasi yang sama saat dirinya menggelar kegiatan serap aspirasi (Reses) di Daerah Pemilihan (Dapil) Balikpapan Timur.
“Saat kami reses persoalan itu juga mencuat keluhan, karena itu kami sampaikan kepada Komisi IV untuk segera melaksanakan kunjungan lapangan di Medika Utama Manggar,” jelasnya.
Menurutnya, apabila nanti ditemukan hal-hal yang tidak berpihak kepada masyarakat atau Prosedur Tetap (Protap)-nya, maka ditegur. Kalau tidak layak maka harus dilakukan tindakan bersama-sama.
“RS Medika ini sudah standar atau nggak. Kalau sudah pelayanannya tidak standar dari Dinas Kesehatan (Dinkes) ataupun dari mitra bersangkutan jangan merekomendasikan. Tapi rekomendasikan pasien ke Puskemas di sekitaran wilayah sana,” tambahnya.
Begitu juga, dikatakannya kepada Dinkes Balikpapan untuk mencabut izin RS Medika Utama Manggar tersebut. Jika terbukti melanggar yang tak sesuai aturan.
“Kita ini kan yang pertama memberikan pelayanan yang utama, orang yang datang kesana itu bukan orang sehat. Tapi orang yang sakit dan perlu dilakukan pertolongan yang pertama, dilayani dulu. Jangan administrasinya dulu suruh diurus,” tutupnya. (ADV/DPRDBalikpapan/Bom)
Pewarta : Aprianto
Editor : Nicha Ratnasari