SAMARINDA – Pemprov Kaltim menyiapkan Hotel Atlet di komplek Stadion Kadrie Oening, Samarinda sebagai salah satu sarana penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional XXX Tahun 2024.
Penjabat Gubernur Provinsi Kaltim Akmal Malik telah mengecek langsung kondisi Hotel yang pernah digunakan sebagai tempat menginap atlet dan pelatih dari seluruh Indonesia pada saat PON tahun 2008 itu.
“Kami berharap Ibu Sekda yang juga adalah Ketua LPTQ Kaltim untuk bisa menginventarisir dulu, dan beliau sudah rapat di Jakarta terkait pemanfaatan prasarana ini. Jadi tidak hanya untuk kebutuhan olahraga semata, tapi juga untuk kebutuhan lain,” jelas Akmal Malik di Samarinda, Minggu (29/10).
Setelah peninjauan, Akmal mengatakan akan segera mengusulkan kepada Kementerian PUPR untuk melakukan rehab bangunan hotel tersebut
“Nanti kita akan usulkan ke Kementerian PUPR untuk rehab, mumpung kita punya ajang MTQ. Setelah direhab kita bisa gunakan untuk kepentingan lain. Bisa untuk olahraga, bisa juga dikerjasamakan dengan penggunaan hotel atau kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya,” kata Akmal Malik.
Diketahui sekitar 10 tahun, hotel enam lantai dengan kapasitas 248 kamar itu telah mangkrak dan tidak ada aktifitas kegiatan.
Usai perhelatan PON tahun 2008, Hotel tersebut sempat digunakan sebagai markas atlet Kaltim dalam persiapan menuju PON 2012 di Riau dan setelah itu juga digunakan pelatnas atlet SEA Games untuk beberapa cabang olahraga.
Memasuki tahun 2013 praktis hotel yang terletak di komplek Stadion Madya Samarinda itu sudah tidak ada aktifitas.
Pada era pemerintahan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak hotel tersebut sempat ditawarkan kepada swasta untuk mengelola.
Namun, Grand Elty Group yang dipercaya untuk mengelola hotel atlet itu akhirnya mundur dan belum ada pihak lainnya yang berminat untuk menjadi pengelola.
Selama bertahun-tahun bangunan megah bernilai puluhan miliar rupiah tersebut akhirnya mangkrak dan beberapa fasilitas hotel seperti AC atau kabel saluran listrik hilang dijarah pencuri.
Saat siang hari bangunan hotel tersebut masih menampakkan kemegahan bila dilihat dari luar gedung dan ada sejumlah aktifitas masyarakat di kawasan Stadion Madya karena ada perkantoran Dinas Pemuda dan Olahraga Kaltim, atau kegiatan olahraga joging pada sore hari.
Namun memasuki malam hari, khususnya di sekitar Hotel Atlet tersebut terlihat seram karena tidak adanya lampu penerangan, sehingga masyarakat takut mendekati sekitar kawasan hotel.
Kini Hotel yang dibangun dalam era Gubernur Suwarna Abdul Fatah tersebut kembali dilirik oleh Pemprov Kaltim untuk dikelola menjadi aset daerah yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat. (MK)