SAMARINDA-Kampung Ketupat di Jalan Mangkupalas Kelurahan Mesjid Kecamatan Samarinda Seberang, telah ada sejak tahun 2018 dan saat ini kian eksis. Banyak warga Samarinda terus berdatangan untuk bersantai menikmati Tepian Mahakam sambil berwisata kuliner.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Abdul Aziz menjelaskan, Kampung Ketupat diresmikan oleh mantan Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang bertepatan dengan HUT Kota Samarinda, pada 18 Januari 2019 lalu.
“Pada saat itu Syaharie Jaang sempat melakukan safari susu Sungai Mahakam, dan singgah di Dermaga Kampung Ketupat lalu menuju Makam Daeng Mangkona, kemudian meresmikan Kampung Ketupat,” kata Abdul Aziz, pada Sabtu (23/9/2023) sore.
Sebelumnya, Kampung Ketupat direvitalisasi jalur hijau melalui program Kotaku oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kota Samarinda. Dahulu, Kampung Ketupat hanya menggunakan jembatan kayu sebagai akses jalan utama, kini telah di semenisasi.
“Terus dibuatkan taman yang ditengahnya ada maskot sebagai ikon Kampung Ketupat warna warni. Dan luasnya Kampung Ketupat ada di beberapa wilayah RT, yang dominannya berada di RT 20, RT 21, dan RT 14,” jelasnya.
Menurut informasi, dinamakan sebagai Kampung Ketupat karena sesuai dengan tematik dari banyaknya pengerajin anyaman ketupat, sehingga disebut Kampung Ketupat dan dijadikan sebagai salah satu objek wisata yang ada di Kota Samarinda.
“Alhamdulillah sekarang makin eksis, semoga terus melakukan perkembangan sehingga destinasi ini terus bertahan,” ujarnya.
Adapun peranan Pokdarwis sebagai roh pariwisata, sangat diharapkan peranan warga setempat untuk membentuk kelompok yang bertujuan sebagai memajukan wilayah pariwisata tersebut.
“Banyak yang harus dibenahi, termasuk aksesibilitasnya. Seperti arah petunjuk atau akses menuju ke Kampung Ketupat di mulai dari jalan porosnya. Untuk memudahkan pengunjung, karena masih ada yang belum mengenal lokasi,” seru Azis.
Karena berada di tengah pemukiman warga, dan berada di Tepian Sungai Mahakam, maka perlu adanya petunjuk untuk memberikan kemudahan bagi pengunjung yang hendak ke Kampung Ketupat.
“Kemudian, sarana dan prasarananya seperti toilet, tempat makan, homestay dan fasilitas lainnya yang mendukung,” bebernya.
“Aktraksi selain menganyam ketupat, juga sangat diperlukan untuk menarik daya pengunjung,” sambungnya.
Ketua Pokdarwis pun mengharapkan, stakeholder atau pemerintah terkait bisa berkolaborasi dengan Pokdarwis untuk mempertahankan objek wisata.
Terlepas itu, salah seorang pengunjung Kampung Ketupat Ashari warga dari Pampang, mengaku senang mengunjungi Kampung Ketupat, selain bisa melihat kekentalan kearifan lokal warga sekitar, dirinya juga bisa berwisata kuliner.
“Habis kerja kalau lewat pasti ke sini, soalnya enak aja makan sambil melihat Sungai Mahakam bikin lelah hilang,” tutup Ashari.
Pewarta : Nita
Editor : Nicha Ratnasari