TENGGARONG – Lantai papan sedikit berdecit ketika Agus Nuherman, 40 tahun, memasukkan kendaraannya ke pencucian mobil Vanilla di Tenggarong, Kutai Kartanegara. Mengendarai Mitsubishi Triton putih, Agus bersama istrinya mampir karena merasa mobil mereka sedikit kotor. Pasangan suami-istri dari Kecamatan Sebulu tersebut sebenarnya hendak ke Samarinda untuk berbelanja. Kebetulan saja, mereka melintasi jasa bersih-bersih mobil dalam perjalanan.
Jumat, 19 Februari 2021, pukul 14.00 Wita, Agus diterima dua karyawan pencucian mobil bernama Ferry Setiawan, 18 tahun, dan Basran, 25 tahun. Setelah menyerahkan kunci mobil, Agus pun duduk di bangku panjang di samping pencucian.
Dari bangku itu, Agus bisa menikmati pemandangan Sungai Mahakam sembari melihat kendaraannya dibersihkan. Pencucian Mobil dan Motor Vanilla di Jalan Awang Long, Kelurahan Sukarame, tersebut, memang berdiri di atas sungai.
Ferry dan Basra mengerjakan tugas mereka dengan baik. Hanya dalam 25 menit, mobil Agus sudah selesai dicuci. Pekerjaan terakhir kedua pemuda itu tinggal mengeringkan dan mengelap kendaraan.
[irp posts=”10522″ name=”Sedang Dicuci, Mobil Tercebur ke Sungai Mahakam, Satu Orang Dilaporkan Hilang “]
Tugas itu nyaris kelar ketika Ferry melihat bagian bak mobil masih sedikit kotor. Ia berinisiatif mengubah posisi mobil agar lebih nyaman dibersihkan. Ferry lantas masuk ke kabin pengemudi dan memajukan mobil agar roda kendaraan terganjal dengan baik.
Setelah mesin menyala dan persneling di posisi satu, mobil berjalan pelan. Akan tetapi, dalam sekejap mata, kendaraan yang dikemudikan Ferry melaju begitu kencang dan tak terkendali. Mobil itu sempat menabrak tiang penyangga atap. Agus dan istrinya yang duduk di kursi tunggu, tepat di depan mobil, nyaris ditabrak. Agus dan istri selamat karena segera melompat ke kiri menghindari terjangan mobil.
Hanya dalam hitungan detik, Ferry bersama mobil tersebut terjun ke sungai tepat di belakang pencucian. Sungai Mahakam siang itu sedang pasang-pasangnya. Arusnya juga deras.
Sabran, pegawai yang tadi mencuci mobil bersama Ferry, tercengang melihat kejadian itu. Tanpa perintah, ia melompat ke sungai untuk menyelamatkan Ferry yang tak lain sahabat karibnya. Mobil berangsur-angsur menuju dasar sungai ketika Sabran berhasil menggapai kabin belakang. Jendela kaca belakang sedikit terbuka. Di dalam air, Sabran berusaha masuk ke mobil lewat celah itu untuk menarik Ferry keluar.
“Ferry tersangkut di kursi depan dan tidak bisa bergerak. Saya sudah mencoba menariknya tetapi napas saya tidak kuat lagi,” tutur Sabran, beberapa jam setelah kejadian.
Sabran kembali ke permukaan untuk mengambil napas. Seorang temannya yang juga karyawan pencucian datang membantu. Usaha keduanya tidak berhasil karena jarak pandang sangat terbatas dan arus sungai begitu deras.
Upaya Pencarian Berlanjut
Pencucian mobil Vanilla hanya 300 meter dari kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kukar. Petugas dari BPBD yang mendengar informasi tersebut bergegas ke tempat kejadian.
Perahu karet dan peralatan selam mereka bawa serta. Pada pukul 14.40 Wita atau 15 menit setelah mobil terjun bebas, petugas BPBD sudah siap menyelam. Mereka menggunakan tali tambang yang dibentangkan di sekitar kendaraan yang tenggelam. Sampai pukul 17.00 Wita, empat penyelam BPBD dan Basarnas telah berkali-kali turun-naik sungai. Posisi kendaraan belum juga ditemukan.
Para penyelam lantas menggeser pencairan sejauh 10 meter ke sisi hilir dari titik awal kendaraan tenggelam. Pada pukul 18.00 Wita, ketika senja semakin tua, seorang penyelam naik ke permukaan dan berteriak, “Mobilnya ketemu!”
Di kedalaman 9 meter Sungai Mahakam, penyelam memeriksa mobil. Ferry tidak ada di dalamnya sementara langit makin gelap. Seluruh penyelam dan tim evakuasi lantas diinstruksikan naik ke darat. Pencairan pun sementara waktu dihentikan.
Rasman, 31 tahun, adalah penyelam dari Basarnas. Ia menjelaskan bahwa pencarian tak bisa dilanjutkan. Standar operasional prosedur pencarian korban tenggelam, terang Rasman, hanya sampai pukul 18.00 Wita. Lebih dari itu, jarak pandang di dalam air amat terbatas. Sampai artikel ini ditayangkan, tim BPBD Kukar dan Basarnas masih di tempat kejadian. Menurut informasi, pencarian dilanjutkan pada Sabtu pukul 08.00 Wita.
Ferry yang hilang ini sering dipanggil kawan-kawannya dengan nama Pepeng. Dua setengah jam sebelum kejadian, Ferry sempat mengunggah status di akun media sosial TikTok. Seorang teman Ferry memperlihatkan unggahan tersebut kepada media ini. Ia menulis, “Perbaiki sholat kita maka Allah akan memperbaiki hidup kita.” Rangkaian kata berisi pesan baik itu Ferry tulis dengan latar belakang siluet seseorang yang berjalan di tepi sungai. (kk)
Artikel dari kaltimkece, jaringan mediakaltim.com