TENGGARONG – Ratusan massa demonstran terlibat bentrok dengan anggota Kepolisian Resor Kutai Kartanegara (Polres Kukar) karena tidak menerima hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Ratusan polisi dari Satuan Pengendalian Massa (Dalmas) terpaksa memukul mundur aksi para demonstran, yang membuat kerusuhan di sekitar Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kukar.
Kepolisian bahkan harus menurunkan satu unit mobil Water Cannon dan tembakan gas air mata untuk memecah kerumunan massa yang sudah tidak terkendali, mereka melempari petugas dengan batu saat dicegah memasuki Sekretariat KPU Kukar karena tidak puas dengan hasil pemilu.
Tindakan ini dilakukan dalam rangka simulasi pengamanan pemilu dalam Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) yang digelar oleh Polres Kukar, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar, Kodim 0906/Kukar, dan perwakilan partai politik (parpol) peserta pemilu.
Tujuan utama adalah memastikan pelaksanaan tahapan pemilu berjalan aman, damai, dan kondusif. Sistem pengamanan ini melibatkan seluruh tahapan pemilu, mulai dari masa kampanye hingga pasca penghitungan suara. Simulasi mencakup potensi konflik saat kampanye, pemungutan suara, hingga pasca penghitungan suara.
Kapolres Kukar, AKBP Hari Rosena, menjelaskan bahwa simulasi ini telah disiapkan sejak tahun lalu, mengikuti arahan dari Mabes Polri dan Polda Kalimantan Timur (Kaltim). Polres Kukar telah melakukan gladi, termasuk Tactical Floor Game (TFG).
“Kita tetap siapkan pengamanan di Kukar, apa pun situasi dan kondisinya. Kami berharap tidak akan ada eskalasi konflik atau kejadian serupa di Kukar,” ungkap Hari, Selasa (19/9/2023).
Total ada 508 personel yang telah disiapkan oleh Polres Kukar, termasuk dalam Rayonisasi di masing-masing polsek jajaran. Hal ini dilakukan agar setiap polsek dapat memberikan dukungan dalam pengamanan jika terjadi konflik selama tahapan pemilu 2024 mendatang. “Kami siap untuk mendukung dan menjaga pemilu agar berjalan kondusif,” tutupnya.
Penulis: Muhammad Rafi’i
Editor: Agus Susanto
