BONTANG – Sejak Januari lalu, Mobil laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) milik Pemkot Bontang mandek beroperasi. Sebabnya, stok cairan reagen habis terpakai. Juru Bicara Satgas Covid-19 Bontang, Adi Permana menuturkan, sebelumnya mobil tersebut sudah digunakan untuk menguji sampel tes usap sekitar 700 sampel. Namun setelah cairan reagen habis, mobil yang dibeli dari dana Insentif Daerah (DID) senilai Rp 3 miliar itu tidak bisa beroperasi lagi. Pemkot hingga kini belum bisa membeli lantaran anggarannya belum tersedia.
Namun kabar baiknya, dalam waktu dekat Pemkot Bontang direncanakan akan mendapatkan bantuan cairan reagen dari Pemprov Kaltim. Informasi awal, kata Adi, bantuan tersebut akan diberikan Senin atau Selasa pekan depan sebanyak 2 ribu set. “Belum bisa kami pastikan realisasinya berapa, namun informasi awalnya segitu. Senin akan kami cek ke provinsi,” bebernya saat dikonfirmasi, Kamis (18/2/2021).
Sebelumnya diberitakan, tahun lalu, Bontang mendapatkan kucuran DID sebesar Rp 10 miliar setelah dinilai sukses menangani Covid-19. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 151/PMK.07/2020.
Pengadaan mobil lab PCR bertujuan untuk mempercepat penelusuran (tracing) warga terpapar virus corona. Selain itu, mobilitasnya juga lebih mudah karena bisa dipindahkan sesuai kebutuhan pemeriksaan. Mobil berbentuk ambulans ini dilengkapi 2 komponen utama yakni mesin ekstrasi dan mesin PCR. Selebihnya, dilengkapi dengan alat penunjang lain.
Dengan mobil PCR, tes usap pasien bisa diketahui hasilnya dalam jangka waktu 3 sampai 4 jam. Dari waktu normal yang biasanya harus menunggu 3 sampai 6 hari. Hal itu tentunya akan membantu mempercepat penanganan Covid-19. (bms)