BONTANG – Badak LNG sukses melancarkan workshop bertajuk Gas-LNG Sales Contract dalam konteks East Kalimantan System yang bertempat di Hotel Courtyard Bali pada Kamis (31/8) lalu. Dengan melibatkan perwakilan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) serta para produser gas di Kalimantan Timur, acara ini menjadi wadah sharing knowledge untuk membahas berbagai hal terkait kontrak penjualan gas LNG.
Workshop ini menghadirkan Konsultan Hukum Independen Alan Frederick sebagai narasumber yang memberikan pemahaman kepada peserta terkait Gas-LNG Sales Contract yang tidak dapat berdiri sendiri. Sebab terdapat banyak sekali kontrak atau transaksi yang dapat menjadi faktor pendukung hingga akhirnya suatu sales contract dapat dibuat.
Selain itu, berbagai pembahasan yang berkaitan dengan Gas-LNG Sales Contract turut disampaikan dalam workshop tersebut. Mulai dari aspek hukum, keuangan, komersial, dan lain sebagainya yang harus tertera di dalam LNG Sales Contract.
Aldy Amir selaku Kepala Kelompok Kerja Kajian Strategi Hulu Migas menyebutkan bahwa workshop ini sangat bermanfaat bagi para insan di dunia minyak dan gas, agar dapat memahami hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam LNG Sales Contract antara penjual dan pembeli.
“Workshop ini sangat bermanfaat dilakukan untuk memperkuat pemahaman bagi rekan-rekan gas producers di Kalimantan Timur dan Badak LNG. Dari kegiatan ini diharapkan dari masing-masing pihak penjual dan pembeli paham hal-hal apa yang perlu dipersiapkan dalam kontrak jual beli gas atau LNG,” pungkasnya.
Sebelum mengikuti acara Workhsop Gas-LNG Sales Contract, pada Rabu (30/8) lalu para peserta telah melaksanakan site visit ke Terminal LNG Benoa untuk melihat fasilitas di Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Karunia Dewata serta ke PT PLN Indonesia Power.
Koordinator Komersialisasi LNG dan LPG SKK Migas, Zuchrizan Zain mengungkap bahwa melalui kegiatan site visit ini diharapkan para peserta workshop dapat mengetahui alur proses distribusi LNG. Mulai dari transportasi, penerimaan, regasifikasi, hingga diproses kembali menjadi gas untuk digunakan oleh pembangkit listrik yang ada di Benoa.
“Hari ini kami melakukan site visit ke FSRU Karunia Dewata serta ke PT PLN Indonesia Power. Kunjungan ini bertujuan agar rekan-rekan dari Badak LNG tidak hanya mengetahui di sisi hulunya saja, tetapi juga mengetahui kegiatan yang terjadi di sisi downstream atau hilirnya,” tutur Zuchrizan.
Badak LNG merupakan anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang tergabung dalam Subholding Upstream Pertamina. Berpengalaman selama 48 tahun sebagai operator kilang LNG, Badak LNG juga telah melakukan berbagai layanan teknis dan pelatihan ke berbagai kilang LNG dunia. Layanan tersebut diantaranya Technical Services, yaitu layanan teknis kepada perusahaan LNG untuk seluruh operasi yang berkaitan dengan engineering. Kedua, layanan pendampingan kepada perusahaan LNG untuk memastikan tahap pre-commissioning, commissioning, hingga start-up kilang berjalan dengan baik melalui program Commissioning & Start-Up Assistance (CSUA). Ketiga, Operations & Maintenance Services, yakni jasa untuk membantu perusahaan LNG dalam mengoperasikan kilang. Keempat, menyediakan pelatihan untuk menyiapkan dan mencetak tenaga ahli profesional di industri LNG. Terakhir, menawarkan jasa penelitian dan pengembangan kepada perusahaan LNG untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pengembangan teknologi pemrosesan gas alam melalui program Research & Development. (adv)