Catatan Rizal Effendi
SABTU kemarin, saya menghadiri Wisuda Sarjana Strata-1 ke-32 Tahun Akademik 2022/2023 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan (Stiepan). Acara berlangsung di Swiss-Belhotel Balikpapan Ocean Square.
Saya diundang dalam kapaitas saya sebagai ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Balikpapan. Saya sendiri baru seminggu dilantik Ketua ISEI Pusat Perry Warjiyo, yang juga Gubernur BI. “Ini yang diwisuda ‘kan semuanya sarjana ekonomi, jadi saya persilakan mereka bergabung ke ISEI,” kata Ketua STIEPAN Prof Dr Suhartono, SE, MM, yang juga Pembina ISEI.
Menurut Suhartono, ada 305 orang yang diwisuda menjadi sarjana manajemen dan akuntansi. Sebanyak 117 di antaranya lulus dengan predikat cum laude. Ada 6 orang lulusan terbaik, tiga dari Program Studi akuntansi (Tiara Dwi Prasinta dengan IPK 3,85, Wynda Astuti 3,83; dan Karina Eka Putri 3,83), dan tiga dari Studi Manajemen (Khairani Aulia 3,85, M Fikri Ihza Mahendra 3,81; dan Adelia Amanda 3,80).
Selain itu, Khairani Aulia ditetapkan sebagai sarjana yang menyelesaikan waktu studinya paling singkat, yaitu 3 tahun 6 bulan 9 hari. Dan Wynda Astuti sebagai sarjana termuda dengan usia pada saat ini 21 tahun, 7 hari. Dia lahir pada tanggal 24 Juni 2002.
Hampir tiga jam saya di sana. Saya bertemu senior saya Prof Sarosa Hamongpranoto, SH, M.Hum yang menjadi ketua Senat STEIPAN. Usianya sudah 76 tahun dan masih sehat. Satu angkatan dengan pendiri STIEPAN, almarhum Drs Mulyono Soetarmo, MM. Sarosa pernah menjadi Dekan Fisipol dan guru besar ilmu hukum Unmul.
Ada ketua Yayasan, putri pendiri Ir Hj Sri Utami Mulyaningsih bersama suaminya Ir Chaidar, juga Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Dr Drs Muhammad Akbar, M.Si serta yang mewakili Wali Kota, Kabid Pendidikan SMP Disdik Drs Prapto Budi Suharto.
Saya merasa tersanjung dan apresiasi karena Ketua dan Kepala LLDIKTI mendoakan saya semoga terpilih sebagai wakil rakyat di DPR RI. Saat ini saya memang lagi menyiapkan diri menjadi wakil Kaltim ke Senayan melalui Partai Nasdem dengan nomor urut 7. Kata orang nomor 7 itu, nomor keberuntungan. Mudah-mudahan.
Saya juga disalami seorang mahasiswa STIEPAN yang ternyata sama-sama pendukung berat Manchester United (MU). “Saya dukung Bapak jadi calon DPR, semoga malam besok (malam ini) MU bisa menggilas Arsenal, ya Pak,” katanya bersemangat.
Saya tidak sempat tanya nama mahasiswa itu. Dia minta foto bersama. “Terima kasih Bapak bisa hadir di acara wisuda kami, Bapak tidak berubah selalu hadir jika diundang,” katanya tersenyum.
STIEPAN di bawah naungan Yayasan Pendidikan 17 Agustus 1945, yang berdiri pada tanggal 12 Maret 1965. Mulanya Yayasan hanya mendirikan SD, SMP, dan SMA Sinar Pancasila. Baru 3 Januari 1983 mendirikan Sekolah Tinggi Keuangan Indonesia Balikpapan (SETKIB), yang kemudian berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan (STIEPAN).
Kampusnya yang semula di Jl Kapten Pierre Tendean, Telaga Sari belakangan hijrah ke kampus baru yang lebih representatif di Jl Zainal Arifin, Sumber Rejo (Baller), Balikpapan Tengah. “Alhamdulillah, STIEPAN tumbuh berkembang menjadi perguruan tinggi yang pertama di Kalimantan pada tahun 2020 dan menjadi salah satu perguruan tinggi di Balikpapan dengan predikat akreditasi baik sekali,” kata sang ketua.
Jumlah mahasiswa STIEPAN saat ini sebanyak 1.758 orang. Memiliki 41 dosen tetap dengan tingkat pendidikan S2 sebanyak 37 orang, S3 4 orang dan seorang guru besar (profesor). “Saat ini masih ada 4 orang mengikuti pendidikan S3 di berbagai perguruan tinggi,” ujar Suhartono.
Saya akrab dengan para pendiri dan pengurus STIEPAN yang sudah tiada. Selain Pak Tarmo, juga H Misbach, Drs Bachtiar Rachim, MM, Drs Santoso, SH, MH dan Drs Suryo H Sarmo. Ketika saya masih wali kota, saya beberapa kali menghadiri wisuda STIEPAN. “Alhamdulillah, STIEPAN terus berkembang sesuai visi dan misi yayasan,” kata Sri Utami.
BUKAN UANG SAKU
Kepala LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan Dr M Akbar memberi apresiasi STIEPAN terus berkembang dan mampu mencetak para sarjana. “Tugas perguruan tinggi harus mampu menyiapkan sebaik mungkin mahasiswa pada dunia nyata dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menggali dan mengasah kompetensinya di dunia nyata,” ujarnya.
Ia juga mengucapkan selamat kepada para wisudawan. “Selamat, semoga memiliki karier yang cemerlang di masyarakat. Tapi jangan lupa dengan almamater dan tetap berpartisipasi untuk terus menghasilkan sumber daya manusia unggul,” tambahnya.
Dalam bagian lain Akbar juga mengingatkan kepada para sarjana baru itu, agar mindset-nya berubah. “Kalaupun masih minta bantuan ke orang tua, jangan lagi minta uang saku, tapi minta bantuan modal untuk mengembangkan diri menjadi entrepreneur muda,” tandasnya. Apalagi STIEPAN punya tagline: School of Business & Entrepreneurship.
Dalam orasi ilmiahnya, STIEPAN menampilkan Dr Drs H Rizky Masmuddin, MM, dosen muda yang mendapatkan dukungan program S3-nya dari kampus. Program doktoralnya di bidang studi manajemen dia peroleh dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.
Unmul banyak berperan untuk kemajuan STIEPAN. Rektor Unmul pernah menjadi pelindung STIEPAN. Bahkan pernah secara resmi menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Itu sebabnya sebagian tenaga pengajar STIEPAN dari kampus Mulawarman.
Yang menarik Dr Rizky membahas soal modal intelektual atau (intellectual capital/IC), yang sekarang ini menjadi bagian penting dan strategis dalam perusahaan. Tidak cukup lagi hanya mengandalkan modal dana atau aset yang berwujud semata.
Ia mengutip berbagai pendapat di antaranya Stewart yang mendefinisikan IC sebagai total saham atas kolektif pengetahuan, informasi, teknologi, hak property intelektual, pengalaman, pembelajaran organisasi dan kompetensi, sistem komunikasi tim, hubungan pelanggan, serta mereka yang mampu menciptakan nilai perusahaan.
Menurut Rizky, IC adalah modal perusahaan yang tidak berwujud (intangible asset). Tapi membawa manfaat atau posisi yang menguntungkan guna meningkatkan pendapatan dan perkembangan perusahaan di masa depan.
Suasana haru bercampur kebahagiaan ketika Khairani Aulia diberi kesempatan mewakili para wisudawan menyampaikan kesan-kesannya. “Sekarang ini kita ibarat bunga yang baru mekar, hasil tanaman dari kampus tercinta STIEPAN,” katanya puitis.
Khairani adalah mahasiswi Program Studi Manajemen yang paling cepat menempuh belajar di STIEPAN. Hanya 3 tahun 6 bulan 9 hari dengan IPK 3,85. Sempurna. “Wah kalau kita yang terlama hidup di kampus,” kata saya kepada Pak Chaidar, rekan saya di Unmul dan sama-sama pernah bertugas di Pemkot Balikpapan.
Orang Kampung Baru harus bangga. Sebab, mahasiswi berusia 22 tahun ini lahir dan tinggal di Jl Adil Makmur RT 20, No 42, Baru Ilir, Kecamatan Balikpapan Barat. Ia sempat menggambarkan bagaimana perjuangan orang tuanya, sehingga dia bisa sukses seperti sekarang ini. “Ibu saya yang berjuang dan mendoakan agar saya bisa lancar studinya. Terima kasih Ibu,” katanya terbata-bata.
Pihak kampus juga memberi apresiasi kepada Khairani. “Dia memang mahasiswi terbaik kita, yang menjadi teladan dan menginspirasi kita semua terutama mahasiswa yang lain untuk meraih hasil yang sama,” kata Wakil Ketua III STIEPAN Bidang Kemahasiswaan, Rudy Pudjut Harianto, SE, MM.
Ketika meninggalkan tempat wisuda, saya sempat berpapasan dengan orang tua yang membawa seikat bunga yang segar dan penuh aroma. “Bunga mekar ini untuk anak saya yang baru saja diwisuda,” katanya dengan wajah berseri-seri. (*)