Catatan Rizal Effendi
SAYA selalu teringat ucapan bijak dari John Lennon, dedengkot legendaris The Beatles. Dia bilang begini: “Hitunglah umurmu dari jumlah teman, bukan tahun. Hitunglah hidupmu dari senyum bukan air mata.”
Rasanya kata-kata itu pas ketika saya merayakan HUT ke-65 kelahiran saya, Minggu, 27 Agustus 2023 lalu. Usia saya tidak muda lagi. Sudah punya 6 cucu. Tapi saya bahagia karena banyak teman dan kerabat yang masih ingat saya. Bahkan sejumlah anak muda.
Sabtu malam saya diundang kelompok anak muda dan mahasiswa di Beje-beje. Maksudnya saya bertahan sampai pukul 00.00. Dia mau merayakan ultah saya. Sayangnya saya tidak bisa. Di rumah ada cucu saya datang, Defa dan Dafin yang mau nobar menyaksikan duel maut Timnas U-23 Indonesia melawan Vietnam dan lanjutan Liga Inggris, tim kebanggaan saya Manchester United (MU) vs Nottingham Forest.
Meski Timnas gagal saya tetap bangga. Mainnya hebat. Cuma kalah di adu penalti. Kasihan kiper Timnas Ernando Ari Sutrayadi. Dia yang dianggap pahlawan dengan sejumlah penyelamatan yang sukses menjaga gawangnya, dia juga penggagal Skuad Garuda Muda meraih gelar juara lantaran tendangan penaltinya yang kandas.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan pelatih Shin Tae-young tetap membela penjaga gawang Persebaya itu. “Saya berharap para pencinta sepak bola Indonesia mengerti apa yang mereka sudah lakukan. Ernando itu saya rasa pahlawannya,” kata Erick.
Sementara itu MU membuat penampilan dramatis. Ketinggalan dua gol di 5 menit awal, dengan hebat membalikkan keadaan menjadi 3-2 sampai menit terakhir. Kiper MU yang baru Andre Onana belum sehebat David De Gea. Saya makin bahagia karena dapat hadiah jersey ketiga MU warna hitam putih dari Rei, fotografer yang putrinya, Raisa juga pendukung Setan Merah.
Bu Eeng, chef dan pelaku UMKM kuliner yang berhati baik secara khusus membuatkan saya cake yang topping-nya dipasang foto saya mengenakan kaus Setan Merah. Pinggirnya diberi cream warna biru. Mungkin dia tahu saya caleg DPR RI dari Nasdem No 7. Kebetulan juga datang caleg Nasdem, Andi Mappapuli dan Salahudin atau Unding.
Saya kaget ketika menghadiri undangan resepsi pernikahan Imam dan Reny di Sumber Rejo Balikpapan Tengah, musik penghibur di acara itu langsung menyanyikan lagu populer “Jamrud.” Bahkan vokalisnya secara langsung mengucapkan selamat ultah kepada saya.
Dalam acara Jalan Sehat H Karmin gabungan warga Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) di pertokoan Balikpapan Baru (BB), saya juga didaulat naik panggung menerima ucapan selamat. Kebetulan H Karmin Laonggeng, tokoh pengusaha dan politik dari grup Arco itu, seminggu sebelumnya juga merayakan miladnya ke-62.
Hal yang sama juga berlangsung di Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Timur (KBBKT) Balikpapan ketika menyambut Kulaan Banjar Malaysia. Tiba-tiba ada kue HUT disampaikan kepada saya sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Asyik juga mendangar urang Banjar banyanyi lagu ulang tahun.
MASIH INGAT SAYA
Saya terharu ada seorang staf Pemkot Balikpapan membawa kue puding untuk saya. Topping kuenya ada ketan, yang menjadi kesukaan saya. Meski hanya seorang staf, dia masih ingat saya. “Bapak tetap wali kota saya,” katanya. Saya menitikkan air mata, seorang staf masih punya perhatian kepada saya.
Ada juga yang mengirimi saya buket buah-buahan. Mungkin dia ingat, saya sering mengirimi pisang dan terong hasil tanaman di depan rumah saya. Yang menarik ucapan selamatnya lewat WA. “Selamat ulang tahun bapakku tercinta. Berharap Bapak bisa memimpin lagi. Nggak ada Bapak, Balikpapan tak seindah dulu lagi. Penuh debu dan macet,” katanya begitu.
Saya jawab mohon bersabar. Sebenarnya kita harus acungi jempol Pemkot yang punya semangat membenahi jalan dan banjir. Bahkan ratusan miliar dana APBD disisihkan. Sayangnya pelaksanaan di lapangan memang tidak seindah rencana aslinya. Apalagi ada yang bercuriga berbau KKN. Jadi hal itu yang membuat warga kesal dan kecewa. “Tapi kita tetap ceria ya,” kata saya.
Di rumah, istri saya memasak soto dan bakso. Sejak subuh dia bangun. Banyak yang memuji sotonya enak. “Wah kita bisa jualan,” katanya. Dia tahu saya penggemar soto, mulai soto banjar sampai coto makassar. Belakangan saya sering mangkal di depot Sehati milik Pak Maman. Di sana ada sop singkong yang lezat. Sekarang juga sudah buka Soto Majar di Balikpapan Baru, milik ibunya Oki dan Opak. Kalau Jumat biasanya saya di soto Atek, seberang Masjid Agung At Taqwa. Maklum saya ketua Masjid At Taqwa, yang bulan September ini purnatugas.
Saya menaruh hormat kepada Ibu Inggrid Assa, ketua Ladies Borneo Club (LBC) dan teman-temannya termasuk Bu Zainal, Bu Endang, Bu Amri, dan Bu Ila. Juga Ketua Srikandi PP Balikpapan Yuli Shinta Noviyanti dan beberapa anggotanya. Setiap HUT saya mereka selalu datang, mulai saya jadi wali kota sampai sekarang. “Kami tidak berubah selalu ingat Pak Rizal,” katanya.
Kepada mereka, saya jadi teringat ucapan bijak Sayidina Ali bin Abi Thalib, khalifah keempat, sepupu dan sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW. Seseorang berkata kepada Ali: “Ya Ali, kulihat sahabat-sahabatmu begitu setia sehingga mereka banyak sekali, berapakah sahabatmu itu?” Ali menjawab: “Nanti akan kuhitung setelah aku tertimpa musibah atau tidak berkuasa lagi.”
Sahabat atau teman sejati memang baru ketahuan di saat kita kesusahan atau tak punya apa-apa lagi. Dan itu tidak banyak. Saya bersyukur ada teman baik saya, Zainal yang akrab saya panggil Pak Zen. Sampai sekarang dia selalu bersama saya. Ada anak muda seperti Chris, Rizal, Vibra, dan Mardi. Mereka sering menemani saya.
Banyak kiriman kue dan buah ke rumah saya di Regency. Saya berterima kasih kepada dr Elies Pitriani, Sp.P dari RS Pertamina yang selalu ingat saya. Begitu juga dr Chaeruddin, Ibu Widaningsih, ibu mertua Pak Chaidar, mantan Kadis Pertanian. Juga dari Bankaltimtara, Hotel Platinum dan Pak Sugianto serta Bank BTN. Ada juga dr Bu Siti Khalimah, Bu Puji, Lia Rizal, dan Dita.
Langganan saya, rumah makan menu Arab, Laziz di Jl MT Haryono rupanya ingat saya juga. Saya dikirimi dua paket nasi briyani ayam dan kambing. Wah saya suka banget. Laziz dalam bahasa Arab artinya lezat. Jadi menunya di Laziz memang lezat-lezat.
Saya kaget malam-malam teman-teman dari Star Wagen Indonesia Balikpapan berkunjung ke rumah saya memberikan ucapan selamat. “Semoga sehat selalu ya Pak, kami merindukan kepemimpinan Bapak,” kata Mas Teguh bersama Albar Salim, Sasmita Ramdhani, Vannitara, dan Adam.
Pagi-pagi Ketua Nasdem Balikpapan dan Ketua Dewan Pakar, Pak Basir dan Hafni datang ke rumah saya juga. Mereka membawa kue ultah buat saya. “Selamat HUT semoga berhasil jadi wakil kita di DPR RI,” kata mereka.
Lewat WA Group juga banyak yang mengirim ucapan selamat, terutama dari para wartawan, alumni Fekon Unmul dan alumni Kaltim Post. Hanya beda sehari, rekan saya Syafruddin Pernyata juga berulang tahun. Seniman, wartawan dan mantan pejabat ini sangat akrab dengan saya.
Sore sebelumnya saya dikukuhkan sebagai ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Balikpapan bersama pengurus ISEI dari berbagai daerah. Acara pengukuhannya dilakukan secara virtual oleh Ketua Umum ISEI Pusat Perry Warjiyo, yang juga gubernur Bank Indonesia.
Pengurus ISEI Balikpapan difasilitasi Bank Indonesia Perwakilan Balikpapan dan Universitas Balikpapan (UNIBA). Ada diskusi tentang inflasi bersama para mahasiswa Uniba dengan menghadirkan Deputi BI Balikpapan Ratna Wardaningsih dan Alam dari Garuda Indonesia. Hadir juga mewakili wali kota, Asisten 1 Zulkifli, Ketua Dewan Pembina Uniba Dr Rendi S Ismail yang lagi caleg DPD RI, Rektor Uniba Dr Isradi Zainal, Rektor STEIPAN Prof Suhartono, Direktur Poltekba Ramli dan yang mewakili Rektor Universitas Mulia.
Di sela itu, tiba-tiba ada kue ultah untuk saya. Sepertinya yang menyiapkan Pak Bambang, Pak Didik, dan Pak Rudy. Terima kasih semuanya. Masih ingat saya. Silaturahmi yang tulus. Sesuatu yang tak ternilai harganya. Alhamdulillah, kita semua diberkahi Allah, Tuhan Yang Mahakuasa.(*)